Selasa, 19 Maret 2024

Genmuda – Kalo ada satu sekuel yang udah ditunggu-tunggu banget di bulan Juni ini, maka itu adalah ‘Finding Dory’. Sama kayak perilisan ‘AADC 2’ yang harus ngelewatin ratusan purnama dulu, film ini juga butuh belasan tahun sebelum akhirnya tayang dan ngebawa keseruan tersendiri.

Engga kerasa, 13 tahun udah berlalu sejak ‘Finding Nemo’ dirilis di tahun 2003. Meski begitu, kenangan mendalam akan tiap karakternya masih terus ada di hati dan ingatan para penggemarnya, engga terkecuali kenangan akan Dory. Saking berkesannya kehadiran si kikuk yang punya masalah hilang ingatan jangka pendek di film tersebut, kisahnya pun kini digali lebih jauh lagi lewat ‘Finding Dory’.

Namun demikian, berawal dari kesuksesan ‘Finding Nemo’ yang luar biasa, engga bisa diungkiri kalo ada semacam ketakutan bahwa ‘Finding Dory’ bakal jadi sebuah sekuel yang gagal. Untungnya, yang terjadi pada ‘Finding Dory’ justru sebaliknya dan film ini bahkan bisa dibilang sukses dengan sendirinya.

(Sumber: thequint.com)

Engga jauh beda dari ‘Finding Nemo’, ‘Finding Dory’ pada dasarnya berkisah tentang anak yang hilang. Setahun setelah berhasil ngebantu Marlin (Albert Brooks) nemuin Nemo (Hayden Rolence), Dory (Ellen DeGeneres) mendadak teringat akan kedua orang tuanya dan akhirnya mutusin buat nyari mereka.

Sayangnya, lagi-lagi yang jadi kendala bagi Dory adalah ingatannya yang buruk, sehingga Marlin dan Nemo mau engga mau harus nemenin doi buat kembali ngarungin samudera. Akan tetapi, saat mereka terpisah di tengah jalan, Dory dipaksa buat ngatasin ketakutannya dan nelusurin lagi kenangan lamanya, dengan dibantu oleh beberapa penghuni Monterey Marine Life Institute.

Perjalanan emosional penuh harapan

Salah satu adegan di kelas Mr. Ray (Sumber: movies.disney.com)

Well, secara garis besar, eksekusi ‘Finding Dory’ emang masih belum semulus ‘Finding Nemo’. Salah satunya karena ada banyak adegan flashback yang kerap muncul demi ngedukung kembalinya ingatan Dory yang campur aduk. Meski begitu, dengan ngajak penonton buat benar-benar nelusurin perjalanan Dory, Andrew Stanton selaku sutradara mampu ngebangun emosi yang lebih mendalam.

Lebih daripada itu, ngangat kisah Dory sebagai tokoh utama tentu udah jadi tantangan tersendiri bagi Stanton dan timnya. Tapi, ‘Finding Dory’ bukanlah sebuah film yang main aman. Hal itu terbukti lewat kemunculan beragam sudut pandang baru terkait dunia para ikan, yang sebenarnya masih engga jauh-jauh dari eksplorasi konyol terhadap kehidupan manusia.

Intinya, ‘Finding Dory’ masih mampu nyuguhin kisah tentang keluarga dan kepercayaan bagi penonton dari segala usia. Yang berbeda adalah film ini lebih nonjolin upaya sang tokoh utama buat ngatasin kekurangannnya, di mana kekurangannya itu engga bisa jadi acuan buat nunjukin siapa dirinya yang sebenarnya. Dengan kata lain, pengembangan karakter yang dilakuin terhadap Dory kali ini udah sukses bikin doi jadi pahlawan di kisahnya sendiri.

Kemunculan beragam karakter baru

Salah satu adegan saat Dory bertemu Hank (Sumber: teaser-trailer.com)

Hal menarik lainnya dari ‘Finding Dory’ adalah film ini ngehadirin beragam karakter baru yang — sama kayak Dory – juga punya kelebihan tersendiri di balik kekurangan mereka. Sebut aja Destiny — hiu paus teman lama Dory yang rabun jauh, Bailey — paus beluga yang bermasalah dengan kemampuan sonarnya, Fluke dan Rudder — singa laut yang pemalas, dan Hank — gurita yang kehilangan satu tentakelnya.

Sebagian karakter baru tersebut pada dasarnya memang hadir buat bikin para penonton ketawa, kayak misalnya Fluke dan Rudder (Idris Elba dan Dominic West). Sebaliknya, sebagian karakter lainnya justru hadir buat peran yang jauh lebih penting, kayak misalnya Destiny (Kaitlin Olson), Bailey (Ty Burrell), dan Hank (Ed O’ Neill).

Khusus buat Hank, kehadiran sang gurita benar-benar signifikan dalam ‘Finding Dory’. Karakter septopus itu punya peran besar dalam sejumlah adegan yang paling nyentuh dan paling bikin ngakak. Engga percuma deh Stanton dan timnya susah payah ngabisin waktu bikin karakter tersebut.

Dubbing bahasa Indonesia

Salah satu adegan saat Destiny, Bailey, dan Dory bertemu (Sumber: emertainmentmonthly.com)
Salah satu adegan saat Destiny, Bailey, dan Dory bertemu (Sumber: emertainmentmonthly.com)

Namun demikian, ada satu hal yang udah nimbulin kontroversi tersendiri bagi penonton ‘Finding Dory’ di Tanah Air, yaitu dubbing ke bahasa Indonesia. Berdasarkan pengalaman yang udah-udah, film yang di-dubbing ke bahasa Indonesia biasanya jadi agak kurang greget karena udah kehilangan elemen-elemen tertentu yang cuma ada di bahasa aslinya.

Buat kasus ‘Finding Dory’ (lebih tepatnya ‘Mencari Dory’, yang paling disayangin adalah engga munculnya Ellen DeGeneres sebagai pengisi suara Dory. Sebagian dari kamu mungkin setuju bahwa sosok Ellen udah cocok banget dan engga bisa dipisahin dari karakter Dory. Walau pengisi suara Indonesia-nya berhasil ngimbangin intonasi dan berbagai hal lainnya buat ngehidupin karakter Dory, tetap aja kehadiran Ellen bakal bikin sosok Dory jadi jauh lebih berkesan.

Meski begitu, ‘Mencari Dory’ masih ketolong dengan kehadiran dua selebriti ternama Indonesia, yaitu Syahrini sebagai pengisi suara Destiny dan Raffi Ahmad sebagai pengisi suara Bailey. Kalau dibandingin, Syahrini pun terkesan lebih natural dalam ngejiwain perannya sebagai pengisi suara daripada Raffi. Namun, secara keseluruhan keduanya udah sama-sama berhasil ngeramein film ini.

Salah satu adegan saat Marlin dan Nemo berusaha nyari Dory (Sumber: moviepilot.com)

Singkatnya, buat kamu yang udah lebih paham soal film berbahasa Inggris, kamu memang sebaiknya nonton versi aslinya. Sementara itu, buat penonton anak-anak atau kamu yang pengen nikmatin Dory versi Indonesia sampe ke tulisan di adegan animasinya segala, ‘Mencari Dory’ bakal jauh lebih sesuai.

Terlepas dari itu, ‘Finding Dory’ udah sukses nampilin animasi yang indah, ngundang tawa, sekaligus bikin baper. Walau masih kurang kejutan-kejutan  segar kayak yang ada di ‘Finding Nemo’, kisahnya tetap ngehibur dan ngegugah dengan pesan yang begitu kuat. So, engga heran kalau Sia nutup film ini dengan lagu ‘Unforgettable’. Selamat nonton, Kawan Muda!

Our Score

(sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer