Sabtu, 27 April 2024

Genmuda – Sains menjadi bagian kehidupan yang rasanya hampir kita alami manfaatnya. Gak sedikit juga orang yang mengganggap sains itu sesuatu yang rumit, ribet, dan kaku. Tapi ungkapan tersebut gak berlaku sama Mohammad Qoiman Bilqisthi Zulfikar, mahasiswa Kedokteran Universitas Surabaya Nahdlatul Ulama.

Aktif dalam kampanye penyuluhan seks bagi remaja, cowok yang biasa disapa Qoim ini berhasil mengangkat isu kesehatan dan kekerasan seksual di lingkup pelajar, –khususnya santri, yang membuatnya ikut terlibat dan ngewakilin Indonesia dalam Pekan Saintifik 2018 di Paris beberapa waktu lalu.

Terus pengalaman menarik apa aja yang Qoim bisa bagiin ke kita? Dan apa alasan dia suka banget sama yang namanya sains? Nih, langsung aja simak wawancaranya dengan Genmuda.com.

 

Genmuda: Halo Qoim, lagi sibuk apa nih sekarang?

Qoim: Halo, sekarang balik lagi sibuk kuliah buat menyiapkan skripsi.

 

Genmuda: Ceritain sedikit dong awal mula kamu bisa ikutan ke Pekan Talenta Saintifik 2018 di Perancis?

Qoim: Kira-kira bulan April 2018, aku dan empat orang temen lainnya submit film pendek tentang pencegahan mengenai sistem reproduksi terutama pendidikan seksual. Alhamdulilah kita dapat nominasi pemenang terbaik lewat peran media sosial, lewat platform Youtube.

Lalu ada salah satu staf IFI Surabaya yang merekomendasikan aku untuk ikutan Pekan Ilmiah setelah memenangi nominasi tersebut. Kemudian aku melihat itu ada peluang, dan kebetulan aku dan dosen aku ada proyek penelitian yang rasanya pas untuk jadi materi di sana.

 

Genmuda: Proses seleksinya sendiri kayak seperti apa hingga akhirnya kamu bisa jadi salah satu wakil Indonesia di sana?

Qoim: Setelah balik memenangi nominasi film pendek tersebut dan direkomendasikan pihak IFI, aku dikasih formulir pendaftaran harus melampirkan proposal penelitian ilmiah yang sedang dan akan dilakukan.

Mungkin karena aku udah ada penelitian dengan dosen, akhirnya saya tulis beberapa poin aja. Dan yang terakhir para kandidat juga harus melampirkan sertifikasi bahasa Perancis. Alhamdulillah saya sudah punya DELF B2 (Semacam TOEFL bahasa Perancis –red)

Setelah itu aku diemail balik oleh pihak IFI dan ternyata masuk 10 besar. Kemudian aku diwawancarai via telepon mengenai kemampuan berbahasa Perancis dan memaparkan materi penetilian ilmiah yang akan dibawakan. Nah, akhirnya dari Indonesia terpilihlah saya dengan Nurrahmah Hanifianti.

dokumentasi Qoimam
(dok. Qoim)

Genmuda: Emang kamu udah belajar Bahasa Perancis sejak kapan?

Qoim: Sejak SMP, namun saya mulai menekuni bahasa Perancis sejak saya SMA. Kurang lebih hampir 6 tahun.

 

Genmuda: Terus isu apa aja yang kamu gaungkan di Pekan Saintifik kemarin?

Qoim: Penelitiannya ada dua isu, pertama mengenai tingkat pengetahuan santri mengenai self-defense terhadap sexual-abuse. Kedua saya membuat isu tersebut ke dalam permainan ular tangga dimana setiap nomor ular tangga tersebut itu mengandung pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pengetahuan self-defense untuk santri.

 

Genmuda: Kenapa santri?

Qoim: Karena santri ini kan banyak di Indonesia, kemudian dari penelitian yang saya lakukan ternyata edukasi mengenai sexual-abuse itu masih kurang di lingkungan pondok pesantren.

Pada penelitian yang saya lakukan kemarin ternyata ada perbedaan antara santri laki-laki dengan perempuan, dimana laki-laki cenderung masa bodo jika ada orang asing yang melakukan pelecehan sosial. Sedangkan perempuan mereka lebih inferior kepada pelakunya.

Sehingga lewat game tersebut para santri bisa melakukan tindakan apabila mereka mengalami pelecehan sosial. Mungkin dari situ mereka juga bisa tau organ-organ tubuh apa yang harus mereka lindungi dan juga digunakan untuk melawan pelaku.

Mungkin di kota-kota besar anak mudanya lebih vokal atas perlawanan sexual-abuse, namun untuk di sejumlah daerah ternyata isu itu masih kurang diperhatikan.

 

Genmuda: Gimana respon dari peserta negara lain saat kamu mempresentasikan hal tersebut?

Qoim: Saat di sana memang banyak yang bertanya, terutama dari negara mayoritas Islam seperti Aljazair dan Maroko. Dan mereka sangat tertarik karena memang jarang yang berani mengangkat tema sexual abuse dengan subjeknya santri.

(dok. Qoim)

Ternyata kasus sexual-abuse gak cuma ada di Indonesia aja, di negara lain pun ternyata itu adalah isu yang tabu. Padahal korbannya bisa aja menimpa anak perempuan dan laki-laki, kalau dibiarkan mereka justru akan cendrung menutup diri.

 

Genmuda: Apa masalah utama anak muda rentan terkena sexual-abuse?

Qoim: Menurutku kita masih kurang pemahaman apa itu sexual-abuse itu. Kedua mereka harus tau kalo semua anak muda punya potensi untuk menjadi ancaman. Padahal pelaku bisa aja melakukan banyak cara, bisa kontak fisik ataupun lisan.

 

Genmuda: Apa manfaat yang kemudian kamu dapetin dari mengikuti acara tersebut?

Qoim: Banyak pelajaran dan pengalaman yang tidak saya dapatin di Indonesia. Salah satunya saat saya ngunjungi Cité des Sciences dimana pameran sainsnya banyak banget. Mungkin di sini (sains) terkesan remeh, tapi di sana mereka angkat dan memberikan pemahaman yang sangat menarik.

Sebagai pengunjung pengenalan sains pun juga sangat interaktif dan mudah dipahami oleh semua orang. Mulai dari pameran tentang api, mikro biologi, dan masih banyak lagi.

Setelah itu ada pula debat dan diskusi mengenai perempuan dalam bidang sains. Karena dalam beberapa kasus genting banyak juga yang tidak merekonstruksi perempuan. Sebagai contoh gampangnya ada pada simulasi kecelakaan lalu lintas.

Umumnya kan hanya mannequin laki-laki dan perempuan saja, sedangkan ada juga perempuan hamil yang menyetir. Nah itu belum ada. Padahal angka kematiannya lebih tinggi daripada laki-laki dan perempuan biasa.

 

Genmuda: Selain emang kuliah kedokteran, apa sih yang bikin kamu suka banget sama sains?

Qoim: Saya emang suka binatang, tumbuhan, atau melihat planet dan seluruh alam semesta.

 

Genmuda: Setelah lulus dan koas ada rencana ambil spesialis di bidang apa?

Qoim: Saya belum terlalu mikirin akan fokus kemana. Mungkin setelah koas baru tau. Tapi sejauh ini saya tertarik sama dua hal, kedokteran jiwa dan mikro biologi.

Alasan kenapa psikiatri? Orang mungkin mikirnya yang dateng ke psikiatri dianggapnya orang gila, padahal banyak pasien yang dateng karena mereka mengalami depresi. Dan itu kan banyak banget di kota-kota besar. Mungkin terkesan remeh, namun perlu diingat kalo depresi bisa menjurus ke permasalahn bunuh diri.

Kalo mikrobiologi karena skripsi saya mengenai salmonella yang menyebabkan penyakit tifus. Kemudian inilah yang mungkin bisa saya dalami nantinya.

 

Genmuda: Gimana menurut kamu atas stigma anak kedokteran harus pintar dan belajar melulu?

Qoim: Aku bukan tipe mahasiswa ‘kupu-kupu’ dan monoton kok. Aku aktif juga di organisasi dan komunitas seperti di Polyglot Indonesia, belum lagi proyek sampingan sama temen-temen. Jadi tetep santai dan produktif kok.

 

dokumentasi Qoimam
(dok. Qoim)

Genmuda: Sebagai orang yang suka sains, apa sih yang masih kurang dalam pengembangan sains dan riset ilmiah di Indonesia?

Qoim: Menurut saya sejauh ini sudah cukup bagus ya, namun untuk komunikasi sains masih kurang. Maksudnya bagaimana menjembatani sains dengan masyarakat itu masih kurang. Bukan hanya anak sekolah sampai mahasiswa aja ya, tapi juga orang-orang dewasa. Sehingga kita bisa lebih kritis kepada sesuatu.

Harapannya juga pemerintah dapat menyediakan wadah bagi pada anak muda yang tertarik di bidang sains untuk bisa menyalurkan pemikiran mereka dan bisa juga dipublikasi sehingga masyarakat luas pun bisa memahami dan menyukai sains itu sendiri.

 

Genmuda: Ada gak tips dari kamu supaya buat temen-temen lainnya bisa enjoy dan suka sama sains?

Qoim: Sains itu menarik, gak kompleks, dan mudah dipahami kok. Gak cuma buat anak muda ya, tapi semua masyarakat bisa mempelajari sains. Banyak media yang bisa kita cari dengan cara belajar yang menarik.

 

Genmuda: Sebutin doang tiga kata yang ngegambarin sains versi kamu?

Qoim: Menarik, keren, dan gokil deh!

 

Nah, kalo kamu masih penasaran dan pengen kenal sama Qoim lebih lanjut kepoin dan follow aja akun sosial medianya. FYI, Qoim juga masih jomblo loh, siapa tau sepaham dan bisa berjodoh. *yaelah.

Eniwei, kalo sains versi kamu sendiri gimana Kawan Muda? Kasih tau Genmuda.com juga dong, siapa tau kamu atau temen-temen kamu bakal jadi anak muda inspirasi lainnya buat ngobrol bareng di Genmuda.com! (sds)

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.