Selasa, 19 Maret 2024

Genmuda – Berikut review film Smile yang tayang bulan ini di Indonesia. Smile merupakan salah satu film horor psikologis yang siap bikin penontonnya sport jantung.

Ini menjadi debut film panjang pertama dari sutradara Parker Finn. Gak cuma itu, doi juga merangkap sebagai penulis skenarionya. Terus kayak gimana kengerian dari film ini? Berikut review lengkap Genmuda.com!

Senyuman yang berubah jadi kutukan

Sosie Bacon and Kyle Gallner di film Smile ©Paramount Pictures

Sesuai sama judulnya, film ini menceritakan soal senyuman yang menjadi kutukan kematian dari sederet kejadian. Terdapat seorang psikiater bernama Dr Rose Cotter (Sosie Bacon) yang berusaha menangani pasiennya dari trauma, termasuk bunuh diri.

Suatu hari dua menangani masalah seorang mahasiswi bernama Laura Weaver (Caitlin Stasey). Alih-alih bisa menolongnya, Rose malah melihat langsung Laura bunuh diri sambil menggorok lehernya. Yang mengerikannya lagi, sebelum meninggal Laura sempat tersenyum di depan Rose.

Kejadian itu kemudian bikin Rose merasa traumatis dan sekaligus mengalami rangkaian halusinasi. Dia merasa ada hal aneh yang selalu membuntutinya, sampai menjadi parno sendiri.

Ketakutannya itu lantas membuat banyak orang menganggap Rose sebagai orang yang aneh, termasuk tunangannya sendiri, Trevor (Jessie T Usher). Pantang nyerah, Rose lantas meminta bantuan dari mantan pacarnya yang berkerja sebagai polisi bermana Joel (Kyle Gallner).

Berkat bantuan Joel, Rose lantas menemukan fakta terdapat belasan kasus bunuh diri yang pernah terjadi sebelum Laura. Yang bikin ngeri, semua korbannya selalu tersenyum sebelum meninggal. Lantas apa sebabnya? Penasaran dong?

Mistis atau logis?

Sosie Bacon di film Smile ©Paramount Pictures

Smile diakui oleh Parker Finn merupakan film panjang dari film pendeknya terdahulu yang berjudul Laura Hasn’t Slept (2020). Bedanya, kali ini Laura tidak menjadi tokoh utama, melainkan sebagai pasien di rumah sakit jiwa.

Finn sebenarnya jeli membuat penonton sport jantung. Premis ceritanya pun terbilang sederhana, engga ribet sama sekali. Tapi deretan jumpscare dan scoring yang mendukung, jelas menjadi daya tarik fim ini.

Sepanjang film, penonton seolang dibuat engap oleh teror yang dialami oleh Rose. Kita pun dibuat penasaran dengan kebenaran akan di film ini hingga endingnya.

Sayang, meski berkedok film horor psikologis, Finn justru nampak melupakan sisi logis di dalam ceritanya. Kurangnya dukungan fakta medis pada momen krisis di film juga terkesan asal tempel, akhirnya film ini hanya murni horor semata.

Kesimpulan

Sosie Bacon di film Smile ©Paramount Pictures

Akan tetapi penulis merasa Smile masih memiliki daya tarik tersendiri, terutama bagi penikmat film horor. Dukungan scoring dan pengambilan gambar yang ciamik, membuat momen jumpscare di film ini terasa sangat menjanjikan.

Di Indonesia filmnya tayang mulai tanggal 28 September 2022. Buat yang penasaran nih trailernya ada di bawah!

Our Score

Comments

comments

Velesya Dea
A charmwoman