Genmuda – Lanjutan film yang bercerita tentang perselisihan antara kera dan manusia ini bakal tayang serentak di seluruh bioskop di Indonesia tanggal 26 Juli 2017. Sekuel ketiga ini adalah lanjutan dari film sebelumnya yaitu “Dawn of the Planet of the Apes” (2011) dan “Rise of the Planet of the Apes” (2014).
Jalan ceritanya pun masih fokus pada Caesar yang kini memegang kendali penuh pada gerombolan kera dan populasi manusia yang tersisa semakin sedikit usai virus yang menyebar ke penjuru dunia. Sebagai film trilogi, “War for the Planet of the Apes” bisa dibilang jadi salah satu karya epik dari Matt Reeves. Kenapa gitu? Langsung baca aja ngulik minggu ini gengs!
Kera VS Manusia
Di awal film, tentara yang tergabung di Alpha-Omega diam-diam masuk ke markas para kera dan berniat buat memusnahkan mereka dengan menembak sekaligus membom markasnya. Tapi rencana itu keburu ketauan, mereka akhirnya justru malah diserang balik oleh para kera.
Beberapa tentara yang selamat akhirnya disandera oleh para kera, Caesar (Andy Serkis) pun mengintrogasi tentang tujuan mereka datang ke sana. Sebelumnya, kaum kera mengira manusia udah punah karena wabah virus yang menjangkit beberapa tahun terakhir, tapi dugaan mereka tertepis sama masih adanya segerombolan tentara tersebut.
Hutan Muir, –tempat kera itu tinggal, didatangi sama beberapa orang yang mau mencari bendungan di hutan. Tujuan para manusia itu gak lain adalah menciptakan sumber tenaga baru (kayak PLTA) buat menghidupi kota.
Caesar pun berniat membantu mereka, namun salah satu kera di kawanannya Koba (Toby Kebbell) gak suka sama kedatangan umat manusia. Koba selalu berpikir manusia punya niat jahat untuk menyerang kera dengan senjata-senjata mereka. Kebenciannya lantas memincu perang antara manusia dengan kera.
Banyak adegan emosional
Caesar yang berjiwa besar dan pemaaf gak pernah mau diajak buat memerangi manusia. Tapi temannya, Koba, selalu berusaha meyakinkannya kalo manusia itu jahat. Banyak banget adegan yang menyentuh hati, yang ditunjukkan antara kera ke kera lainnya, termasuk Caesar ke manusia.
Ditambah lagi sosok Caesar sebagai seorang ayah mampu memberikan kesan emosional saat doi berusaha mati-matian melindungi kelompok serta keluarganya. Tokoh utama ini juga berusaha memperlakukan manusia sebaik mungkin, seperti ia diperlakukan oleh cowok pertama yang membesarkannya, Will Rodman (James Franco).
Kesan emosi lain yang berasa banget ke penonton adalah saat para kera meneriakkan “Apes Together Strong” atau “Kera kuat bersama.” Jargon itu pun gak lepas dari aksi pemberontakan dan pengkhianatan dari para kera yang muncul di tengah konflik antara manusia dengan kera.
Ada komedinya, ada perangnya
Kalo di film pertama dan keduanya film ini serius banget dari awal sampe akhir, di film ini kamu bakal agak sedikit ketawa kecil di beberapa bagian film. Ini karena ada karakter kera lainnya yang bikin lucu, namanya Bad Ape (Steve Zahn). Doi adalah seekor kera yang bisa ngomong dan kelakuannya menjadi aneh karena kelamaan hidup menyendiri.
Buat kasih penonton suasana peperangan yang epik, penggunaan latar di pangkalan militer dengan kumpulan tentara berhasil ngedukung serunya sekuel pamungkas “Planet of the Apes.” Tapi karena durasinya (perang) gak sesuai dengan ekspektasi penulis, mungkin itu yang jadi sedikit catatan buat film ini.
Well, kira-kira siapa ya yang menang dan gimana nasib Caesar dengan kawanan kera yang lain? Kamu mesti nonton film ini supaya tau jawabannya. Pokoknya, siapin aja tisue karena film ini bisa bikin mata kamu berkaca-kaca!
(sds)