Genmuda – Menyambut perayaan 25 tahun manga “Rurouni Kenshin” seorang seniman asal Jepang memutuskan membuat pedang asli sang battousai atau yang biasa disebut Sakabato. Sebagaimana yang Kawan Muda tau dalam cerita Samurai X diceritakan bahwa Sakabato memiliki mata terbalik.
Berbeda dengan pedang samurai kebanyaka, ujung dan bawah pedang sengaja dibuat tumpul. Sedangkan bagian mata pedang justru berada di bagian atas. Selain biar kelihatan lebih keren aja, senjata ini sengaja dibuat dengan mata terbalik supaya Kenshin gak langsung membunuh musuhnya lantaran ia memutuskan tobat sebagai pembantai.
Tapi nih, kalo lo mikir pedang sakabato beneran ada di kebudayaan Jepang, jawabannya jelas gak ada. Dilansir dari Yahoo News di Jepang pada abad ke-19 senjata tajam di pasar dianggap barang mewah sekaligus lambang arogansi.
Berasal dari situ seorang pendekar sekaligus seniman pedang asal Jepang Kanekuni Ogawa kemudian membuat sebuah pisau dengan nama Sakabato Shinuchi atau yang berarti Sakabato yang benar-benar ditempah.
Berasal dari kota Seki yang terkenal dengan pengrajin pedangnya di Jepang, Ogawa dikenal sebagai ahli pedang paling jago di kotanya. Pedang hasil tempahannya itu akan di pamerakan di museum Meiji Mura di Prefektur Aichi, dimana tempat tersebut menjadi latar cerita Rurouni Kenshin yang berada di era Meiji. Namun karena pada era Meiji kaisar Jepang memindahkan ibu kota dari Kyoto ke Tokyo maka pedang Sakabato Shinuchi ini akan mulai ditampilkan pada 24 April 2020.
Sama kayak pedang kebanyakan di Jepang, Sakabato Shinuchi bakal dipamerkan tanpa pegangan. Ini dilakukan karena nakago (bagian dari gagang pedang) adalah tempat ahli pedang Jepang menuliskan nama mereka.
Akan tetapi dalam kasus replika pedang Kenshin ini Ogawa sengaja mengukir puisi kematian Arai Shakku, pandai besi yang memalsukan Sakabato Kenshin di anime, yang berada dalam nakago seperti cerita aslinya.
Dalam keterangannya pameran pedang bilah terbalik dari battousai akan dipamerkan mulai dari 24 April sampai 7 Juni 2020 di Galeri AaMo yang berada dalam kompleks Tokyo Dome City. Tiketnya dijual mulai dari 500 – 1600 yen (sekitar Rp 70 ribuan – 220 ribuan).