Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Nama penyanyi kelahiran Bandung 2 Mei 1993 ini mencuat berkat album “Explore!” dan makin memantapkan posisinya di dunia musik lewat album “Paradox”Setelah melakoni berbagai showcase, Isyana Sarasvati rencananya akan tampil dengan beberapa musisi senior Tanah Air.

Selain Raisa (yang pernah kolab bareng), Isyana akan satu panggung sama Rossa dan Kris Dayanti di Konser Ayat-Ayat Cinta 2, 20 Desember mendatang. Doi udah disiapin lagu berjudul “Masih Berharap” ciptaan Sang Maestro Yovie Widianto, aransemen dari Ari Renaldi.

Genmuda.com sempet ngobrol bareng Isyana di Kantor Sony Music Indonesia, Minggu lalu, (27/11). Doi berbagi pengalaman seru, loh waktu ngegarap project konser “4 Diva Ayat-Ayat Cinta” dan promoin album “Paradox.” Simak aja di bawah ini.

 

Genmuda: Gimana perasaan kamu setelah dianggap salah satu diva di indonesia?

Isyana: Gimana, ya. Aku gak bisa jawabnya karena gak pernah menganggap diri aku sebagai diva, kok. Aku rasa, itu hanya istilah dari orang-orang aja.

 

Genmuda: Tapi, di “Konser Ayat-Ayat Cinta 2” kan kamu disebut sebagai salah satu dari empat diva.

Isyana: Aku cuma bisa bilang, bersyukur banget bisa terlibat konser bareng artis-artis yang ditampilkan. Karena, project itu termasuk mendadak. Alhamdulillah, tanggal rangkaian kegiatannya sesuai dengan jadwal kosong aku.

 

Genmuda: Apa yang bikin kamu segitu berminatnya terlibat di “Konser AAC 2”?

Isyan: Ini kan bagian dari project film yang besar bagi semua orang Indonesia. Gak mungkin kesempatan emas itu aku tolak. Makanya, aku bersyukur banget bisa cocokin jadwal aku dan konser itu.

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

Genmuda: Memang, konser itu kesempatan emas seperti apa, sih?

Isyana: Meski bukan kali pertama terlibat dalam project soundtrack film, kolaborasi dengan “AAC 2” adalah kali pertama aku diberi tanggung jawab nyanyikan lagu buatan orang lain.

Bukan sembarangan, lagunya diciptain Mas Yovie dan diaransemen Ari Renaldi. Itu keren banget, sih.

 

Genmuda: Apa aja cerita seru saat menggarap lagu itu bareng para maestro?

Isyana: Aku excited banget. Apalagi, Mas Yovie membuat lagu dan liriknya dalam waktu 15 menit doang. Bayangin! Hanya dengan segitu cepat, tercipta lagu yang enak banget. Judulnya “Masih Berharap.”

Aku cuma bisa bayangin kalo Mas Yovie sedang in the mood banget ketika membuatnya. Hanya dengan mendengar lagunya saja, aku yakin kita bisa langsung tau penciptanya. Identitas Mas Yovie nempel banget di lagu itu.

“Karena biasanya aku bawain lagu buatan sendiri atau lagu hasil kolaborasi dengan orang lain, tantangan sekarang adalah gimana caranya bawain lagu “Masih Berharap” supaya penciptanya puas.” 

 

Genmuda: Penampilan seperti apa yang mau kamu bawain?

Isyana: Pastinya yang terbaik, dong. Selain itu, masing-masing penampil juga akan bawakan lagu masing-masing. Aku rencananya mainkan “Masih Berharap” secara live dengan piano.

 

Genmuda: Seberapa besar nih kemungkinan akan duet dengan penampil lain?

Isyana: Waduh. Aku juga belum tau seberapa fixnya. Tunggu saja nanti kejutannya. Hehehe.

 

Genmuda: Kalau begitu, persiapan untuk bawain lagu itu seperti apa?

Isyana: Jujur saja, aku belum ada persiapan apa-apa untuk konser “AAC 2” tanggal 20 Desember mendatang. Selain karena masih diburu-buru jadwal showcase album “Paradox” keliling Indonesia, belum ada kordinasi lebih lanjut dengan penyelenggara konsernya.

 

Genmuda: Eniwei, kamu lagi sibuk showcase ke mana aja?

Isyana: Ke mana-mana.  Aku udah jalan ke 10 titik, misalnya Makassar, Balikpapan, Jogja, Malang. Dalam waktu dekat, aku masih berencana ke beberapa titik lagi, misalnya ke Cirebon, Bali, dan Lombok.

 

Genmuda: Cerita seru apa yang paling berkesan dalam showcase kamu?

Isyan: Oh, yang aku inget banget tuh yang di Malaysia. Sekitar 19 November lalu itu hari pertama sampai di sana. Aku dijadwalkan tampil satu panggung sama artis Sony Music Malaysia. Bagus-bagus.

 Aku merasa nothing to lose (tanpa beban .red) banget karena merasa mereka belum banyak yang tahu aku. Kalaupun ada, aku yakin hanya sedikit dan merupakan pendengar baru.

Makanya, aku terkejut banget ketika tahu di sana sudah ada Isyanation Malaysia. Mereka punya akun instagram sendiri dan sudah pada hapal beberapa lagu aku, misalnya “Kau Adalah” dan “Terpesona.”

Lebih terkesannya, Isyanation Malaysia ternyata beranggotakan orang-orang Malaysia asli. Bukan orang Indonesia yang tinggal di Malaysia. Aku tahu dari bahasa dan logat mereka saat bertemu.

 

Genmuda: Seru banget. Kamu tuh lebih suka proses bermusik secara live atau di studio saat bikin lagu, sih?

Isyana: Pastinya dua-duanya. Harus dua-duanya! Soalnya, musik-musik aku dibuat di studio untuk dibawakan secara live. Kalau minatnya berat sebelah kan jadi gak seimbang.

 

Genmuda: Menurut kamu, apa itu kedewasaan dalam bermusik?

Isyana: Aku jawabnya gini aja. Tiap album yang aku buat adalah proses pendewasaan diri aku. Album pertama, “Explore” aku buat sesuai dengan pengalaman aku di kisaran umur 19-21 tahun.

Pengalaman hidup aku semakin banyak seiring bertambah usia. Makin banyak hal baru yang aku temui, berarti makin banyak hal yang menginspirasi aku dalam bermusik.

Pada akhirnya, aku makin idealis ketika ngerjain album “Paradox.” Lagu-lagu di album itu merupakan curahan pengalaman, perasaan, dan pemikiranku. Gak banyak mikir, aku berusaha tuang semuanya ke dalam karya.

Lain banget kan dari, album “Explore” kan isinya banyak haha-hihi dan curhatan teman.

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

 

Genmuda: Apakah itu artinya album “Explore” hanya bisa dinikmati usia 21 tahun ke atas?

Isyana: Aku rasa masih bisa dinikmati berbagai kalangan, ya. Lagi pula, ada lagu “Terpesona” yang pasti dinikmati kalangan remaja SMA. 

Soalnya, lagu itu ceritain pengalaman yang aku rasain ketika jatuh cinta untuk kali pertama di masa sekolah dulu. Pasti semua orang ingat cinta pertamanya, dong.

 

Genmuda: Boleh kasih bocoran untuk project selanjutnya?

Isyana: (Setelah diingetin salah satu anak Sony Music) Hahahaha. Project selanjutnya pasti ada. Kita tunggu saja sama-sama, ya. Jangan dibocorin dulu.

 

Genmuda: Mau berlanjut sampai kapan nih project album “Paradox”?

Isyana: Wah. Ujungnya sih belum kelihatan. Soalnya, album ini kan baru rilis satu single video klip. Single kedua rencananya mau rilis 2018. 

Aku pun gak mungkin siapin materi album baru karena penggarapan album “Paradox” aja belum kelar. Intinya, sih, aku masih akan banyak showcase ke titik-titik lain.

Kalau cita-cita jarak jauh, aku rasanya pengen banget membuat konser tunggal album “Paradox.” Kalau ada waktu dan tenaga, pasti aku lakuin.

 

Genmuda: Persiapan kayak apa sih yang kamu lakuin sebelum tampil live?

Isyan: Jaga kesehatan! Banyak minum air putih biar suara even (gak fals .red) Baru-baru ini, aku pernah ambruk sebelum manggung. Aku demam dan muntah-muntah seperti orang sakit parah. 

“Itu momen menegangkan banget karena aku tetep harus naik panggung.”

Untunglah konser berjalan lancar dan aku gak sampai tipes, apalagi dirawat di rumah sakit.

 

Genmuda: Kalo gitu, apa nih tiga hal yang menggambarkan Isyana saat ini?

Isyana: Apa, ya. Masih sama kayak dulu, sih. Introvert, suka makan, dan tekun main PS.

Aku lagi sering main “Tekken 7,” game balapan, atau game laki deh. Kadang, aku main online juga. Eh, aku pernah main sama anak-anak bandnya Raisa. Waktu itu, kami main “FIFA.” Rame banget. Dari headset, cowok-cowok pada nanyain, “Eh isyana ke mana nih di game.”

Soalnya, karakter aku lagi mojok aja diem gak lari kayak karakter mereka. Habis, susah ah. Ribet mainnya.

 

Genmuda: Gimana sih pandangan kamu terhadap industri musik Indonesia saat ini?

Isyana: (tanpa jeda) BAGUS BANGET! Aku merasa musik Indonesia saat ini sedang berkembang ke arah yang tepat. 

Banyak banget musisi yang luncurin lagu baru. Bulan ini aja ada beberapa, misalnya GAC luncurin “Suara,” Sheryl Sheinavia luncurin “Sweet Talk,” terus Ran x Yura Yunita luncurin “Melawan Dunia.”

“Lebih hebatnya lagi, musik-musik itu terasa jujur banget dari hati mereka. Nothing to lose. Itu keren banget sih menurut aku.”

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

Genmuda: Sepenting itu kah musik yang jujur?

Isyan: Loh iya, dong! Musik itu kan selera. Memang, bikin musik yang 100 persen mengikuti selera pasar tuh akan semeledak apa sih musiknya?

Nyatanya, musik-musik jujur juga banyak peminatnya, kok. Aku selalu percaya kalo hal terpenting dalam bermusik adalah pembuatan karyanya yang sesuai isi hati.

 

Seiring dengan berakhirnya jawaban Isyana atas pertanyaan itu, berakhir pula sesi ngobrol barengnya. Soalnya, jadwal doi lumayan padat. So, kita doain aja deh konser-konsernya lancar dan karyanya makin keren. Yeah! (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.