Selasa, 30 April 2024

Genmuda – Foto, video singkat, dan narasi mengenai Krisis Rohingya bersaing sama postingan pernikahan Raisa-Hamish sejak 3 September. Bukannya nambah pengetahuan dan pencerahan tentang konflik berkepanjangan di Myanmar, netizen malah dibikin panas. Soalnya, beberapa infonya gak tepat.

Misinformasinya terjadi bukan karena disengaja tapi karena emang sulit. Pemerintah Myanmar terbilang “galak” terhadap jurnalis internasional dan LSM luar negeri. Foto tentang konflik di Negara Bagian Rakhine itu pun ketuker dengan dokumentasi korban badai di Nigeria tahun 2008 juga foto pembunuhan di Aceh tahun 2003.

Postingan yang dimaksud tuh berasal dari twit Deputi Perdana Menteri Turki Mehmet Simsek, 29 Agustus lalu. Jangan salahin beliau karena banyak akun lain yang sama nasibnya. Kalo kamu bingung sama kejadian yang sebenarnya, perhatiin aja penjelasan singkat Genmuda.com di bawah ini.

1. Berasal dari Bangladesh

via rfa.org
(Sumber: rfa.org)

Aslinya, Rohingya tuh penduduk di perbatasan Banglades-Myanmar yang tinggal di wilayah yang dulunya merupakan Kerajaan Arakan, wilayah paling Barat Myanmar, sejak abad ke-15. Perpindahannya terjadi tepat pada masa Kolonialisme Inggris di wilayah tersebut.

Fisik orang Rohingya mirip banget orang India sementara orang Myanmar cenderung kemelayu-melayuan. Kepercayaan yang dianut juga jelas berbeda. Rohingya penganut Islam sementara mayoritas orang Myanmar penganut Buddha.

2. Sekarang, mereka bukan imigran

Dulu, mereka emang imigran. Sekarang, mereka tuh penduduk yang udah menetap lama di kawasan tersebut. Sebagian besar kakek-nenek mereka yang aslinya merupakan imigran udah pada meninggal.

3. Gak diakui sejak Myanmar merdeka

via Istimewa
Detik-detik Kemerdekaan Myanmar. (Sumber: Istimewa)

Status kewarganegaraan orang-orang Rohingya sama sekali gak diakui pemerintah sejak Myanmar merdeka 4 Januari 1948. Secara politis, Rohingya gak termasuk sebagai 135 kelompok etnis yang diakui kewarganegaraannya. Pemerintah bersikeras, penduduk Rohingya dicatat sebagai imigran gelap asal Bengal (Kawasan Asia Selatan).

4. Rohingya berarti orang-orang Arakan

Rohingya tuh sebutan dari dan untuk para penghuni Rakhine. Istilahnya lahir tahun 1950an, beberapa tahun setelah kemerdekaan Myanmaar 1948. Asal katanya adalah “Rohang” yang merupakan sebutan orang-orang Rohingya untuk kata “Arakan.”

Kata itu disambung sama kata “Gya” yang artinya “dari.” Jadi, kata “Rohingya” tuh bisa diartiin sebagai “orang-orang Arakan.”

5. Bahkan nama Rohingya juga gak diakui

via frontiermyanmer.net
(Sumber: frontiermyanmer.net)

Jangankan para penduduknya, nama “Rohingya” pun gak diterima para ultra nasionalis Myanmar. Soalnya, ada nama kerajaan bersejarah khas Myanmar yang dipakai di kata “Rohingya.”

6. Orang tanpa negara

Orang Rohingya bisa juga disebut masyarakat tanpa negara. Di Myanmar, mereka cuma dibolehin tinggal di kawasan Rakhine tanpa diakui sebagai warga negara. Gak mungkin juga mereka nyebrang ke Bangladesh karena dari lahir tinggal di Rakhine.

7. Fasilitas sangat terbatas

via New York Times
(Sumber: New York Times)

Selain harus menetap khusus di Rakhine, warga Rohingya juga dilarang nyari kerja, bersekolah, menikah, dan hak-hak dasar lain yang biasa diperoleh warga negara. Karena itu, wilayah Rakhine termasuk area paling miskin dan terbelakang di Myanmar.

8. Konfliknya pecah tahun 2012

Ketika sekelompok pria Rohingya dituduh memerkosa dan membunuh seorang perempuan dari etnis mayoritas, sekitar 2012, orang-orang Rohingya langsung jadi sasaran balas dendam. Penduduk mayoritas mulai menyerang perkampungan di Rakhine. Sebanyak 280 orang tewas dan puluhan ribu tergusur dari tempat tinggalnya.

9. Kabur lewat laut

via CNN.com
Helikopter angkatan bersenjata Thailand mengirim bantuan logistik untuk “Manusia Perahu” Rohingya. (Sumber: CNN.com)

Sebagian orang Rohingya yang putus asa sama perlakuan di Myanmar bahkan nekat jadi imigran gelap ke negara lain. Mereka menyewa kapal motor penyelundup dan berlayar ke berbagai negara, termasuk ke Malaysia juga Indonesia. Namun sayang, di tempat baru pun mereka hanya berstatus pengungsi. Bukan warga negara.

Sayangnya, mereka gak bisa sembarangan masuk negara orang lain. Makanya, kebanyakan terombang-ambing di laut dan berharap pada bantuan kemanusiaan yang dikirim lewat udara atau laut.

10. Punya banyak nama

Karena konfliknya terbilang kompleks, krisis berkepanjangan itu dikenal juga dengan berbaga nama. Di antaranya, Krisis Pengungsi Rohingya, Manusia Perahu, juga Konflik Rakhine. Intinya sih sama aja. Krisis kemanusiaan di salah satu negara anggota Asia Tenggara.

Kesimpulannya, konflk Rohingya tuh merupakan krisis politik yang dibumbui masalah etnis dan disulut isu agama. Sekarang, konflik yang melibatkan 120 ribu orang ini lagi dapet sorotan PBB dan ASEAN. Semoga cepat selesai. Amiin. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.