Kamis, 28 Maret 2024

Genmuda – Selamat hari Kartini, Kawan Muda! Hari ini, Kamis (21/4), kita akhirnya kembali ngeperingatin perjuangan sang tokoh Jawa dan Pahlawan Nasional Indonesia dalam ngepeloporin kebangkitan perempuan pribumi.

Selain Hari Ibu di bulan Desember, Hari Kartini jelas juga jadi hari yang engga kalah spesial buat para perempuan di Tanah Air. Lewat Hari Kartini, kita kembali diingetin soal emansipasi dan masalah sosial, di mana para perempuan juga berhak memperoleh kebebasan, otonomi, dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Nah, ngomongin soal perempuan, film-film Indonesia sebenarnya ada banyak banget loh yang ngebahas isu-isu perempuan, Kawan Muda. Bahkan, engga sedikit pula yang berhasil ngeraih berbagai penghargaan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Berikut ini adalah 7 pilihan film indonesia yang ngebahas isu-isu perempuan versi Genmuda.com:

  1. ‘Pasir Berbisik’ (2001)

(Sumber: afif1.wordpress.com)

Film yang dibintangi oleh Christine Hakim, Dian Sastrowardoyo, dan Slamet Rahardjo ini berkisah tentang seorang ibu single parent di perkampungan miskin yang harus berjuang bersama putrinya karena suaminya ninggalin mereka begitu aja dan keadaan makin parah saat kerusuhan terjadi. Sang ibu yang begitu ngebenci suaminya akhirnya jadi cenderung overprotective, sedangkan putrinya itu justru kehilangan sosok seorang ayah dan punya kebiasaan nempelin kuping di pasir buat ngedengerin bisikan.

Film karya sutradara Nan Achnas ini sukses dapat penghargaan Best Cinematography Award, Best Sound Award dan Jury’s Special Award For Most Promising Director di Festival Film Asia Pacific 2001 sekaligus ngeraih nominasi di 8 kategori Festival Film Indonesia 2004. Selain itu, film ini berhasil ngebawa Dian Sastro buat ngeraih penghargaan Artis Wanita Terbaik di beberapa penghargaan internasional.

  1. ‘Ca-Bau-Kan’ (2002)

(Sumber: thoughtsofstupidbookworm.files.wordpress.com)

Diangkat dari novel berjudul ‘Ca-Bau-Kan: Hanya Sebuah Dosa’ karya Remy Sylado, film drama romantis yang juga berjudul ‘The Courtesan’ ini ngangkat budaya Tionghoa Peranakan di Hindia Belanda dan Indonesia pada jaman kolonial Belanda tahun 1930-an sampai pasca-kemerdekaan tahun 1960. Istilah ‘Ca-bau-kan’ sendiri berasal dari bahasa Hokkian yang berarti “perempuan”, yang pada jaman kolonial berhubungan sama pelacur, gundik, atau perempuan simpanan orang Tionghoa.

Disutradarai oleh Nia Dinata serta dibintangi oleh Niniek L. Karim, Ferry Salim, dan Lola Amaria, film ini sempat menuai kontroversi saat pertama kali dirilis. Meski begitu, film ini berhasil melenggang ke festival film internasional kayak Asia Pacific Film Festival di 2002 dan Palm Springs International Film Festival di 2003.

  1. ‘7 Hati 7 Cinta 7 Wanita’ (2010)

(Sumber: cinemapoetica.com)

Film garapan sutradara Robby Ertanto ini nyeritain tentang kisah tujuh orang perempuan dengan berbagai latar belakang kehidupan. Mulai dari siswi SMP yang hamil di luar nikah sampai PSK, semua dipertemukan sama seorang dokter kandungan berusia 45 tahun bernama Kartini.

Menariknya, masa lalu sang dokter yang kelam akhirnya bercampur sama masalah para pasiennya yang engga kalah kelam. Hingga akhirnya, ada perempuan yang berhasil berjuang, namun ada pula yang kembali jadi korban.

Dibintangi oleh Jajang C. Noer, Marcella Zalianty, Happy Salma, dan sederetan perempuan hebat lainnya, film ini sukses masuk beragam kategori nominasi di Festival Film Indonesia 2010 dan Indonesian Movie Awards 2011. Happy Salma bahkan terpilih sebagai Aktris Pendukung Terbaik di masing-masing penghargaan tersebut.

  1. ‘Nay’

Film ‘Nay’ (Sumber: twitter.com/djenarmaesaayu)

Kalau film lainnya banjir pemain, maka lain halnya sama film yang satu ini. Di sepanjang film, kamu cuma bakal ngelihat aktris Sha Ine Febriyanti doang, sementara tokoh lainnya cuma hadir lewat suara.

Kamu bakal diajak buat ngerasain pergolakan Nay saat tahu dirinya hamil, tapi pacarnya yang ‘anak mami’ seakan engga peduli dan doi mendadak malah dapat tawaran akting di film berskala internasional. Semua dilemanya itu pun ujung-ujungnya kembali ngingetin doi pada masa kecilnya yang tragis.

Well, film garapan penulis, aktris, dan sutradara Djenar Maesa Ayu ini mungkin memang terbilang tabu dan engga begitu lazim. Terlepas dari itu, film ini baru aja ditayangin di Indonesian Film Festival di ACMI Cinemas Australia dan sebelumnya udah berhasil terpilih sebagai Film Asia Terbaik di Jogja Netpac Award 2015.

  1. ‘Surat Cinta untuk Kartini’ (2016)

(Sumber: kabarmaya.co.id)

Tepat di Hari Kartini 2016, Kamis (21/4), film yang disutradarai oleh Azhar Kino Lubis serta dibintangi oleh Rania Putri Sari dan Chicco Jerikho ini resmi dirilis. Maduin unsur sejarah dan fiksi, film ini nampilin kisah percintaan Kartini dan Sarwadi, seorang pria dari kalangan rakyat jelata yang bekerja sebagai tukang pos. Sarwadi pun akhirnya harus patah hati saat tahu Kartini dilamar oleh seorang Bupati Rembang yang punya 3 istri. (Kalau mau tahu kelanjutannya, mending kamu langsung nonton di bioskop terdekat aja, Kawan Muda.)

  1. ‘Ini Kisah Tiga Dara’ (2016)

Para kru dan pemain film ‘Ini Kisah Tiga Dara’ di konferensi pers di kawasan Pakobuwono, Jakarta, Selasa (29/3) (Foto: Genmuda.com/2016 Gabby)

Proses pembuatan film ini terinspirasi dari film musikal ‘Tiga Dara’ karya H. Usmar Ismail yang dirilis di tahun 1956. Disutradarai oleh Nia Dinata serta dibintangi oleh Shanty Paredes, Tara Basro, Tatyana Akman, dan Titiek Puspa, film ini berkisah tentang kehidupan tiga orang kakak-beradik bersama omanya, yang secara khusus nonjolin bahwa perempuan jaman sekarang itu “multidimensional banget”. Film ini rencananya bakal tayang pada bulan September mendatang.

  1. ‘Kartini’ (2016)

panas2 ngobrol tentang Kartini di Rumah Kartini Jepara. Menggali bekal untuk Film Kartini di akhir Tahun 2016.

A post shared by Hanung Bramantyo (@hanungbramantyo) on

Berbeda dari film ‘Surat Cinta untuk Kartini’, film karya sutradara Hanung Bramantyo ini justru fokus ngegambarin kehidupan Kartini selama dipingit sampai akhirnya nikah. Dibintangi oleh Dian Sastrowardowo, film ini kabarnya bakal nampilin fakta-fakta yang ada di lingkungan keluarga Kartini.

Dengan riset matang dan sumber informasi yang lebih banyak, film yang rencananya bakal dirilis pada akhir 2016 ini bahkan diyakini bisa lebih unggul dari pada film ‘R. A. Kartini’ karya Sjumandjaja di tahun 1984. We’ll see deh, Kawan Muda! (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer