Jum'at, 26 April 2024

Genmuda – Macam-macam ekspresi senang terpampang di wajah pengunjung JI Expo Kemayoran, Jakarta, Sabtu (30/3) sore hingga Minggu (31/3) dini hari. Pada area itu, Konser The Chainsmokers 2018 dimulai dan diakhiri dengan petjah!

Bukan maksud Genmuda.com lebay, tapi konser yang dibuka oleh sejumlah musisi lokal itu berlangsung penuh berkah semesta. Mulai dari waktu pelaksanaan hingga konsep acara yang bakalan sulit dilupain meski The Chainsmokers cuma main dua jam.

1. Berlangsung di hari libur

©Genmuda.com/2018 TIM
Area festival penuh sesak sama remaja dan anak muda. ©Genmuda.com/2018 TIM

Puji Tuhan, ini seperti anugerah Jumat Agung. Waktu pelaksanaan acara bertepatan sama Hari Paskah, alias hari libur nasional. Setiap pengunjung (termasuk penulis artikel ini) berangkat dari rumah atau tongkrongan tanpa dikejar waktu seperti saat berangkat ke konser dari kantor, kampus, atau sekolah.

2. Jalanan bebas macet

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Karena libur, jalanan gak macet. Sumpah. Penulis ini menempuh perjalanan Tangerang – JIExpo (46 km) dalam waktu 50 menit. Itu adalah sebuah hal yang gak mungkin terjadi kalo bukan hari libur.

Kelengangan jalan juga dirasain Jacqui (35 tahun). Cewek Australia itu bilang, “Karena libur, saya tak merasakan macet Jakarta yang melegenda itu.” Sodara perempuan dan dua cowok yang menemani mereka tertawa lebar mendengar jokes dari realita Jakarta Zaman Now.

3. Bulan purnama tak sempurna yang indah

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Di langit, bulan purnama tak sempurna pancarkan sinarnya sejak langit masih kemuning senja. Seiring tiba waktu The Chainsmokers naik panggung pukul 22:00 WIB, bulan beranjak naik dari kaki langit menuju puncak. Tepat ketika pengunjung berjoget diiringi lagu “Closer,” bulan berada di puncaknya.

4. Angin yang menyejukkan

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Semilir angin menghanyutkan awan-awan tipis di langit dan menyejukkan leher serta ketiak gerah pengunjung. Dari DJ Jenja menge-scratch turn table hingga bubar panggung, angin itu gak berhenti.

5. Langit yang bersahabat tanpa hujan

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Awan-awan tipis di langit pun tetap tipis tanpa menyatu menjadi gumpalan yang menurunkan hujan. Beda banget dari cuaca hari sebelumnya yang deras dan cuaca beberapa jam setelah acara yang mulai berkilat-kilat dengan guntur.

6. Acaranya on time

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Anugerah selanjutnya datang dari kehebatan panitia meramu acara. Applause! Sejak gerbang dibuka Pukul 16:00 WIB hingga The Chainsmokers naik panggung, waktu berjalan sesuai agenda. Mantap.

7. Penonton yang beraneka ragam

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Keseruan lain terlihat dari penonton yang beraneka ragam. Ada yang memakai hijab ada yang menggerah rambut. Ada yang bercelana tertutup hingga pergelangan kaki, ada yang pamer paha mulus sekali. Ada yang berusia di atas 30 tahun, ada yang remaja belasan tahun.

Lebih serunya, ada yang menggandeng pasangan lebih tua, ada yang gandengannya jauh lebih muda. Ada yang menggandeng sesama jenis, ada yang berlawanan jenis. Semuanya berpesta.

8. Ada momen keluarga

©Genmuda.com/2018 TIM
Ini Erick dan keluarganya. ©Genmuda.com/2018 TIM

Area “Fans Pit” alias area persis depan panggung jadi saksi bisu momen indah keluarga Erick (36) dan Vita (34). Mereka datang bersama tiga anak perempuannya, Oze (12), Cherish (10), dan Heaven (9).

“Anak-anak yang pengen banget ke sini. Saya dan istri hanya menemani,” tutur Erick yang merupakan pendeta. Dia bilang, “Awalnya mereka pikir tak akan bisa datang karena harga tiketnya tak bisa dibilang murah juga.”

“Tapi, saya kasih mereka kejutan. Tanpa memberi tahu tujuan, saya ajak mereka pergi. Mereka kira ini hanya akhir pekan biasa yang akan dilalui di Mal. Saat hampir tiba, saya berikan mereka gelang tiket. Kemudian saya bilang, ‘ini adalah gelang untuk mendapatkan hal yang kalian minta sejak bulan lalu,’” kata Erick.

Anak-anak akhirnya sadar diberi hadiah nonton The Chainsmokers. Terus, pada berurai airmata bahagia. Awww~

9. Dipha Barus tampil gokil

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Pemilihan Dipha Barus sebagai pembuka The Chainsmokers patut dikasih jempol. Keduanya tampil asik membawakan aransemen lagu “Bento,” lagunya Melly Goeslaw, dan lagu andalan doi bersama Kalula, penampilannya jempolan abis.

10. The Chainsmoker tanpa auto-tunes

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Meski gak seluruh lagu, ada beberapa momen ketika Andrew Taggart nyanyi tanpa auto-tunes. Suaranya fals dan out of tune, tapi entah kenapa gak ada yang peduli sama hal itu. Semua penonton malah girang dan menjerit “kyaa” atau “whoohoo!” tiap Taggart nyanyi tanpa auto-tunes.

11. Bawakan lagu andalan

©Genmuda.com/2018 TIM
Ini gengnya Iqbal. ©Genmuda.com/2018 TIM

Iqbal (20), Dea (19), Bangun (27), Noval (21), dan Basheer (23) berharap The Chainsmokers bawain lagu “Paris.” Sementara itu, Josephine (28) dan Nunu (29) pengennya The Chainsmokers bawain lagu “Roses.” Saat penampilan, sang artis mainin versi aransemen ulang dua lagu itu sekaligus perkenalkan single barunya, “You Owe Me.”

12. Mengaransemen lagu jadul

©Genmuda.com/2018 TIM
Ini Josephine dan Nunu. ©Genmuda.com/2018 TIM

Kebolehan Alex Pall sebagai pentolan di balik turn table dipamerin abis. Saat Taggart jingkrak-jingkrak manasin suasana, Pall bawain aransemen ulang sejumlah lagu jadul. Misalnya, “We Will Rock You” karya Queen, “This Is How We Do It” karya Montell Jordan, “What Is Love” karya Haddaway, dan “Zombie” karya The Cranberries.

Penonton yang berumur di atas 20 tahun bernostalgia sejenak. Setelah itu, digeber lagi sama lagu-lagu andalan The Chainsmokers lagi dan solo turn table.

13. Pesta kembang api penutup yang meriah

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Sejak lagu ketiga, tim produksi udah pamer kembang api sesuai dinamika lagu. Makin ke lagu terakhir, makin sering peluncuran kembang apinya.

Lagu “Closer” jadi lagu penutup. Saat akhir lagu itu, pesta kembang api berlangsung selama satu menit, membuat penonton joget makin liar di akhir penampilan.

Berhubung masih Sabtu, beberapa penonton gak buru-buru pulang. Ada yang nongkrong sambil bertukar selfie, kenalan sama teman baru, hingga antre pintu keluar.

Seru banget, sih walau area Fans Pit gak terlalu penuh. Penulis bisa duduk santai tanpa ‘keinjek’ di sayap kiri depan area itu. Tapi, beda sama area Festival yang penuh sesak. Well, semoga The Chainsmokers bisa mampir lagi ke Indonesia. Ciao!

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.