Jum'at, 26 April 2024

Genmuda – Video orasi “Tolak Ahok” di depan Gedung Rektorat Universitas Indonesia yang mendadak viral di medsos, Senin malam (5/9) dan Selasa (6/9) berujung masalah. Bukannya menarik simpati, video itu malah dicecer netizen bahkan dosen Ilmu Komunikasi UI sendiri. Ciyan.

Di video itu, seorang cowok ‘gagah’ berjaket kuning berargumen dan ngajak penontonnya buat engga milih Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) di Pilkada DKI nanti. Doi mengaku bernama Boby Febrik Sedianto dari sebuah organisasi bernama Gerakan Mahasiswa (Gema) Pembebasan Universitas Indonesia.

Kalo kata Dosen Komunikasi UI Ade Armando di situs Madinaonline.id, Selasa (6/9) lalu, “Itu sebuah organisasi yang tidak terkenal di lingkungan UI sendiri.” So, wajar banget anak-anak UI yang nonton videonya sampai geleng-geleng dan facepalm.

Via: Tumblr

Tiga hal yang bermasalah

via genmuda.com
Sumber: Istimewa

Secara garis besar, ada tiga hal yang dipermasalahin di video itu. Pertama, dari hal mendasar banget yang ternyata lebih dimiliki vlogger daripada anak-anak intelek yang lagi coba-coba bikin video.

“Terus terang, kualitas mahasiswa ini menyedihkan. Penampilannya seperti murid SD yang sedang diperintahkan guru untuk membaca sajak di depan kelas,” tulis Ade Armando.

Kedua, Boby dan tim produksi videonya ternyata belom minta izin sama rektorat UI buat gunain semua atribut kampus di dalam videonya. Hasilnya, Rektorat UI ngirimin surat peringatan bertanggal 6 September karena doi melanggar Ketetapan Majelis Wali Amanat UI.

Kalo doi bikin video nembak cewek di depan Patung Makara UI sih kayaknya Rektorat engga bakalan protes. Tapi beda persoalan kalo ngomongin politik dengan bawa-bawa atribut kampus tapi belom minta izin tertulis. Gawat kan.

Anyhow, Boby langsung ngebales peringatan Rektorat dengan surat permohonan maaf bermaterai yang bertanggal 6 September. Dengan begitu, terluruskan sudah kasus dengan pihak UI.

Hal ketiga yang dipermasalahin video itu adalah soal materi orasi atau pidatonya. Intinya sih, doi engga berbicara berdasarkan data di lapangan. Udah gitu, doi masih bilang Ahok terlibat kasus korupsi, padahal KPK udah menyatakan Ahok tidak ada sangkut-pautnya di video tersebut.

Malah jadi bumerang

via Genmuda.com
Tapi, ada yang aneh sama surat ini. Nama penulisnya beda dari yang ada di video. (Sumber: Istimewa)

Akhirnya, video itu malah jadi bumerang buat Boby dan tim produksinya. Sekitar Rabu pagi, viral lah video parodinya yang mengeritik habis di situs Opini.id. Judulnya: “Benci Boleh, Bodoh Jangan.”

Di video parodi tersebut, pembuatnya ngasih saran sama tim produksinya Boby buat gunain tripod (penyangga kamera, buat yang belom tau) biar gambar videonya engga goyang-goyang. Ada juga beberapa data lapangan yang ditunjukin di video parodi supaya orang tau kalo omongan Boby ini engga mendasar.

Apa hikmah pernyataan ini? Jawabannya ada di peribahasa Indonesia yang berbunyi, “Mulutmu Harimaumu.” Kalo penulis boleh sumpulkan begini, segala perkataan yang diucapkan bisa merugikan diri sendiri kalo engga dipikirin matang-matang. Oke sampai sini aja kita bahasnya. Dan semoga kasus video ini jadi pelajaran berharga bagi kita semua:

(sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.