Stephen Hawking Wafat. Ini 5 Warisan Beliau untuk Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di Dunia
Genmuda – Peneliti, pengamat, sekaligus penulis fisika modern Stephen Hawking meninggal dunia pada usia 76 tahun. Berdasarkan kabar keluarga, Rabu (14/3), beliau meninggal di kediamannya di daerah Cambridge, Inggris.
“Mendiang adalah ilmuwan dan manusia luar biasa yang pekerjaannya akan terwariskan dan hidup sepanjang masa. Ayah pernah berkata bahwa alam semesta tak ada apa-apanya kalau tak ada orang tercinta yang menghuninya,” kata Lucy, Robert, dan Tim lewat keterangan pers.
Namun, Hawking bukan sekadar fisikawan berkemampuan bikin kata-kata inspiratif atau seleb di acara IPTEK di TV. Hasil penelitian Hawking bisa diargumentasikan setara kayak Albert Einstein karena sama-sama memetakan hal baru dalam kosmologi.
1. Memastikan keberadaan singularitas (1970)
Teori-teori Einstein tentang alam semesta mengerucut pada satu hal. Yaitu, singularitas. Itu adalah fenomena ketika berat objek apapun berubah menjadi engga terhingga, momen ketika waktu sekarang-lalu-masa depan kabur batasannya, dan saat ketika segala rumus fisika engga berlaku lagi.
Secara teoritis, titik singularitas ada di tengah lubang hitam luar angkasa. Setelah penelitian dan diskusi intens, Stephen Hawking bersama Roger Penrose, pakar matematika Kampus Brikbeck di London nyimpulin kalo big bang adalah produk singularitas pertama di alam semesta ini.
Kalo dihubungin, black hole adalah asal-muasal alam semesta. Jadi, tiap kali ada bintang mati dan menghasilkan black hole tiap itu pula alam semesta baru tercipta. #mindblown
2. Mekanisme lubang hitam (1971-1972)
Lewat penelitian lain, Hawking simpulin kalo besaran area lubang hitam gak akan pernah mengecil. Disebutin juga kalo lubang hitam ngeluarin panas. Penelitian lanjutan itu berlawanan sama teori lama yang bilang lubang hitam engga memancarkan panas.
Gak berhenti sampai di situ, Stephen Hawking kembali mendalami lubang hitam lebih jauh lagi. Dia memetakan bahwa lubang hitam terdiri atas tiga bagian, yaitu massa, momentum, dan charge. Hal apaun yang melewati tiga bagian itu akan hilang.
3. Lubang hitam bisa menghilang (1974-1975)
Menggunakan teori kuantum, Stephen Hawking memprediksi bahwa semua lubang hitam pada akhirnya memancarkan panas dan akhirnya menghilang. Prosesnya memakan waktu jutaan tahun bagi lubang hitam berukuran besar.
Lubang hitam dengan massa seukuran matahari butuh waktu lebih lama dari usia alam semesta sekarang untuk hilang. Makin kecil ukurannya, makin cepat hilangnya. Pada sepersepuluh detik terakhir umur sebuah lubang hitam, ledakan besar setara satu juta megaton bom hidrogen terjadi.
Nyambung sama teori pertama soal singularitas, ledakan itu bisa diargumentasikan sebagai Big Bang, alias asal-muasal alam semesta.
4. Proses pembentukan galaksi (1982)
Partikel kecil yang berserakan setelah ledakan besar itu kemudian menyatu dan saling mendekap karena gaya gravitasi. Makin besar objeknya, makin besar gravitasinya. Sampai akhirnya, tercipta tata surya dan bumi bisa dihuni makhluk hidup. Proses itu dijelasin dalam penelitian Stephen Hawking.
5. Rumus gelombang pada alam semesta (1983)
Untuk menghitung perkembangan, penyusutan, atau segala perubahan alam semesta, Stephen Hawking bersama Jim Hartle dari Chicago University kembangin sebuah rumus. Sebut saja rumus itu adalah “wave function of the universe.”
Hasil penelitian di berbagai link cetak tebal di atas emang sulit dimengerti karena bahasanya sangat teknis. Bagi orang awam, tulisan itu hanyalah omongan nerd. Bagi Stephen Hawking, itu adalah proses memenuhi misi hidupnya, yaitu memahami alam semesta.
Selamat jalan Stephen Hawking. Sampai ketemu di singularitas yang sesungguhnya. (sds)