Genmuda – Seberapa jauh suatu film mampu bertutur? Sebagai media eksplorasi imajinasi, kita sudah melihat kemampuan tanpa batas dari film. Luar angkasa luas hingga dunia abstrak yang tidak terbayangkan sebelumnya mampu dijelajahi. Namun, kesulitan terbesar justru terletak pada penuturan aspek hidup yang jauh lebih sederhana.
Menjawab pertanyaan-pertanyaan sederhana yang tak terpikirkan karena kita anggap sebagai sebuah rutinitas dan kewajaran tersebut justru punya tingkat kesulitan yang jauh lebih tinggi. Melalui Elemental: Forces of Nature, Pixar coba melakukannya sambil membawa misi lain, yakni mengembalikan reputasi mereka sebagai studio animasi nomor satu yang dalam beberapa tahun terakhir seolah mulai luntur.
Kehidupan imigran
Pada dasarnya, Elemental: Forces of Nature merupakan kisah kehidupan para imigran di kota besar yang penuh suka duka menghadapi perbedaan ras, spesies & kelas sosial. Diceritakan, sepasang suami istri dari spesies api, Bernie (Ronnie Del Carmen) dan Cinder (Shila Ommi) pindah ke kota besar untuk membuka sebuah toko kelontong.
Namun, saat hendak diwariskan ke sang putri, Ember (Leah Lewis), mendadak toko tersebut terancam ditutup karena berbagai pelanggaran. Ember pun nekat menggagalkan penutupan toko milik keluarganya, dengan dibantu oleh Wade (Mamoudou Athie), si inspektor berspesies air. Lantas, berhasilkah mereka menuntaskan misi tersebut?
Memainkan emosi penonton
Seperti yang telah sedikit disinggung di atas, film ini memang mengambil premis tentang perbedaan spesies dan kelas sosial. Terdengar njelimet? Memang terkesan demikian saat dijabarkan di atas kertas, khususnya bagi penonton cilik. Namun tak perlu risau, karena sutradara Peter Sohn terbilang jago dalam menerjemahkan konsep menariknya ini ke dalam bahasa gambar.
Sehingga alih-alih membingungkan, Elemental: Forces of Nature malah justru mampu mempermainkan emosi kita sedemikian rupa. Ada perpaduan sempurna antara emosi penuh kesenangan (dalam hal ini, tawa canda dan perasaan bersemangat) dengan kesedihan yang menjadikannya sebagai salah satu film buatan Pixar paling emosional sekaligus romantis yang pernah dibuat.
Penonton akan dibawa menyelami bagian-bagian vital seperti romansa manis yang terhalang oleh perbedaan, serta plot soal hubungan ayah-anak yang amat menyentuh. Konflik yang bagi beberapa orang tampak sepele ini lantas meletupkan sejumlah konflik lain yang menyeret Ember dan Wade untuk terlibat dalam petualangan seru dan harus banyak menghabiskan waktu bersama.
Berhenti sampai di situ saja? Tidak juga. Di tiga puluh menit terakhir, Pete Sohn semakin kejam dalam membuat perasaan kalian campur aduk, dan menyentuh sisi personal dari para penonton dewasa dengan sekali ini ditujukan untuk mereka yang pernah menghadapi sebuah perbedaan dalam suatu hubungan asmara, namun tetap harus berjuang bersama.
Paruh akhir filmnya sekaligus menguatkan pernyataan bahwa film animasi tidak melulu diproduksi sebagai konsumsi anak-anak, karena sekalipun grafisnya terbilang berwarna-warni, Elemental: Forces of Nature memiliki gaya penceritaan yang bukan juga sepenuhnya mudah dikunyah dan kandungan permainan emosinya pun pekat, tidak semata-mata soal bersenang-senang belaka.
Kesimpulan
Tidak hanya menghadirkan air mata, tawa lepas pun turut berhasil dimunculkan film ini. Gaya melucu film ini nyatanya secerdas caranya dalam mengeksplorasi tema. Kelucuan tidaklah bersumber dari aksi konyol, melainkan berkat interaksi antar karakter yang unik dan kuat. Kembali memanfaatkan animasi sebagai genre tanpa batas, para karakter dalam Elemental: Forces of Nature tidak hanya punya ciri kuat, namun bisa dibuat memunculkan perilaku absurd guna memancing tawa penonton.
Pada akhirnya, Elemental: Forces of Nature menjadi penanda kembalinya Pixar ke jalurnya. Dan seruan “Pixar is back!”, pada akhirnya, memang tidak terdengar berlebihan karena Pixar benar-benar kembali patut diperhitungkan berkat film Elemental: Forces of Nature yang tampak kentara dibuat dengan menggunakan hati ini.
Film Elemental: Forces of Nature akan tayang pada 21 Juni 2023 di bioskop Indonesia. Sementara itu, di Amerika Serikat, film ini akan lebih dulu tayang pada 16 Juni 2023.
(Eko Satrio Wibowo)