Jum'at, 26 April 2024
Hiburan

Pertama Kali Tampil di Jazz Gunung Bromo, Ini Pendapat Para Musisi

(©Genmuda.com/2016 Gabby)Penampilan Shaggydog di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2016, Jumat (19/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Genmuda – Festival jazz alam terbuka tahunan bertaraf internasional, Jazz Gunung Bromo emang udah 8 kali berlokasi di Jiwa Jawa Resort dan kembali dipersembahin oleh BCA. Namun demikian, sebagian musisi yang jadi pengisi acara tahun ini ternyata baru pertama kalinya tampil di festival musik tersebut.

Beberapa waktu yang lalu, Pak Sigit Pramono selaku salah satu penggagas Jazz Gunung Bromo pernah ngungkapin bahwa sejumlah musisi rela ‘ngantre’ buat bisa tampil di festival musik itu. Oleh karena itu, engga heran juga kalo akhirnya banyak musisi baru pertama kali tampil di acara tersebut.

Emangnya siapa aja sih musisi yang baru pertama kali tampil di Jazz Gunung Bromo? Well, berikut ini Genmuda.com rangkumin beberapa di antaranya. Mereka semua sama-sama tampil sebagai pengisi acara di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2016, Jumat (19/8).

Ian Scionti Trio

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan Ian Scionti Trio di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2016, Jumat (19/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Bagi Ian Scionti Trio, ini bukan cuma pertama kalinya mereka manggung di Jazz Gunung Bromo, tapi juga ke Indonesia. Mereka baru aja tampil di Ubud Village Jazz Festival dan beberapa pertunjukan di Jakarta. Di hari pertama Jazz Gunung Bromo tadi malam. mereka ngebawain sekitar 6 sampai 7 lagu, yang sebagian besarnya merupakan komposisi asli dari mereka.

Malam ini sungguh fantastis. Saya senang berada di Jazz Gunung. Ini festival yang luar biasa. Ini pertama kalinya kami bermain di atas gunung berapi dan di tengah awan. Jadi, ini merupakan pengalaman baru yang sangat bagus,” kata Ian saat ditemui wartawan usai tampil.

Ian pun ngakuin bahwa tentu ada kesulitan buat mainin alat musik di tengah cuaca yang begitu dingin. “Namun semua orang memperhatikan kami dengan baik dan membawakan api untuk menjaga supaya kami tetap hangat. Jadi, kami berhasil melaluinya. Ini lebih dingin dari yang kami bayangkan.”

Secara khusus, ketika ditanya pendapatnya soal dirinya yang harus nyetem ulang double bass, Javier Delgado ngungkapin ke Genmuda.com bahwa instrument tersebut sebenarnya bukan instrumennya yang biasanya. “Instrumen tersebut sangat berbeda dengan instrumen yang biasa saya mainkan. Saya sangat tidak nyaman, namun itulah yang terjadi saat kami berpergian dan harus tampil,” ujarnya.

Masih terkait cuaca, Ian lalu nambahin pula bahwa mereka kadang tampil di cuaca dingin, tapi lebih sering di cuaca yang lebih kering. Meski begitu, doi dan rekan-rekannya bakal senang buat kembali lagi ke Indonesia, khususnya buat tampil di Jazz Gunung Bromo. Sebaliknya, pemain perkusi Arnaud Clerc dengan nada bercanda justru bilang, “Hmm, saya tidak tahu. Kami akan berbicara pada pengacara.”

Indonesia-Australia Jazz Connection/Dwiki Dharmawan Jazz Connection

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan Indonesia-Australia Jazz Connection di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2016, Jumat (19/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Kayak yang pernah Genmuda.com sampein sebelumnya, Dwiki Dharmawan sebetulnya udah berkali-kali diminta buat tampil di Jazz Gunung Bromo, tapi baru kesampean tahun ini dengan ngebawa teman-teman Jazz Connection-nya. “Ini agak unik karena persiapannya kami lakukan di Bali. Senang sekali … Ini idenya brilian, dekat dengan alam, dan sangat menginspirasi,” ungkap Om Dwiki.

Yang lebih menariknya lagi, gara-gara terinspirasi dari Bromo, beberapa jam sebelum tampil Om Dwiki dan rekan-rekannya masih sempat-sempatnya bikin beberapa komposisi baru. “Para musisi ini sudah terinspirasi dan menciptakan beberapa komposisi. Dua di antaranya langsung dibawakan di sini. Seperti yang berjudul ‘Night Indonesia’, itu diplesetkan dari ‘Night in Tunisia’.”

Bukan cuma itu, tampil di Jazz Gunung Bromo bertepatan dengan hari ulang tahunnya yang ke-50, Om Dwiki bilang ke Genmuda.com bahwa dirinya sangat bersyukur. “Saya terus terang sangat bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa masih bisa diberi umur, masih bisa diberi waktu untuk berkreasi, berbuat kepada bangsa untuk mengisi kemerdekaan melalui budaya dan musik, sekaligus memperkenalkan Indonesia ke mana-mana. Itu merupakan karunia yang terbesar.”

Engga ketinggalan, terkait kemerdekaan Indonesia, Om Dwiki berpendapat bahwa, “Kemerdekaan itu menurut saya untuk masyarakat Indonesia sudah tidak boleh ada lagi yang miskin, belum mempunyai akses kesehatan, dan belum mempunya akses pendidikan yang baik. Pemerintah dan kita semua harus berupaya agar terutama tiga itu bisa segera diperbaiki lagi. Bangsa ini akan jauh lebih maju kalo pendidikannya lebih kuat. Kita juga harus tetap menghargai kearifan lokal,” tandasnya.

Shaggydog

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan Shaggydog di hari pertama Jazz Gunung Bromo 2016, Jumat (19/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Sungguh pengalaman yang luar biasa bagi Shaggydog bisa tampil di Jazz Gunung Bromo 2016. Bagi mereka, ini bukan cuma pertama kalinya mereka tampil di acara tersebut, tapi juga pertama kalinya mereka main di acara jazz. “Ini emang bulan yang penuh jazz. Besok kami main di Prambanan. Senang, ternyata seru,” kata vokalis Shaggydog, Heru Wahyono.

Namun demikian, sama kayak Om Dwiki, tawaran manggung di Jazz Gunung Bromo sebenarnya udah diperoleh Shaggydog sejak beberapa tahun yang lalu. “Kami tuh emang udah dari beberapa tahun yang lalu mau dibawa ke sini sama Om Djaduk. Cuma, emang jadwalnya engga pas. Jadi, baru tahun ini kami bisa ke sini.”

Nah, terkait dengan antusiasme penonton, Heru ngungkapin pula ke Genmuda.com bahwa dirinya dan rekan-rekannya sempat ragu apakah para penonton bakal ikutan goyang atau justru pulang, “Kami engga nyangka sebenarnya. Kami nyangkanya bakal diem. Akhirnya ya udah kami cuek aja lah, kayak di panggung biasa. Tapi, emang kami engga seperti di panggung biasanya benar-benar sih ya.”

Sementara itu, Jazz Gunung Bromo 2016 masih bakal berlangsung hari ini, Sabtu (20/8). Mulai nanti siang hingga nanti malam, bakal ada penampilan spesial dari Rompok Bolong, Peni Candra Rini, Nial Djuliarso Trio feat. Arief Setiadi, Ring of Fire Project feat. Bonita & Ricad Hutapea, Shadow Puppets, serta The Groove. Datang yuk buat kamu yang berada di kawasan Malang, Surabaya, dan Sekitarnya, Kawan Muda! (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer