Kamis, 28 Maret 2024

Genmuda – Toksikologi dan Patologi jadi dua istilah yang populer karena kasus kopi sianida Jessica Kumala Wongso yang menimpa Mirna. Berkat pemberitaan media, dua istilah itu jadi tren di Google, Selasa (6/9). Dua istilah asing itu, sebenarnya engga asing-asing banget Kawan Muda. Tapi karena dirasa awam di telinga netizen tanah air, engga heran banyak yang kepo pada dua bidang imu tersebut.

“Sebenarnya apa sih tugas utama dua jenis pekerjaan ini? Terus, kenapa dua jenis pekerjaan ini bisa nyimpulin hal yang beda di kasus kopi sianida?”

Supaya kamu engga makin penasaran dan salah urat kaprah, Genmuda.com bakal jabarin apa itu patologi, toksikologi, dan yang bisa kamu dapatkan jika mengeluti dua bidang itu. Udah siap dengerin penjelasan gampangnya? Sikat!

Apa itu Toksikologi?

via indiatvnews.com
(Sumber: indiatvnews.com)

Merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), toksikologi artinya ilmu tentang zat beracun yang berbahaya. Sementara kamus Merriam-Webster nyebut kalo toksikologi sebagai bidang studi tentang zat kimia beracun serta efeknya kepada tubuh. Bukan hanya diteliti klinis, Merriam-Webster bilang toksikolog (orang yang kerja di bidang toksikologi) juga meneliti akibat yang ditimbulin racun itu dari sudut pandang industri atau bahkan hukum.

Karena cakupannya luas bangetz (harus pake ‘z’ biar lebay), toksikologi pun bercabang lagi. Ada toksikologi lingkungan, toksikologi akuatik, dan tentu saja toksikologi forensik. Nah, cabang yang terakhir itu lah yang bilang di lambung Mirna ada 0,2 miligram sianida per liter.

Apa sih yang pelajari para Toksikolog?

via anakui.com
Anak-anak Fakultas Farmasi UI lagi bikin proyek di lab. (Sumber: anakui.com)

Karena kerjaannya berkutat sama zat kimia, udah pasti lulusan jurusan Kimia bisa melamar sebagai toksikolog. Tapi anak jurusan Biologi, Farmasi, dan Biokimia juga bisa kok. Kalo mau yang lebih khusus, ada pula jurusan Toksikologi di luar negeri :red.

Perkumpulan Toksikolog Society of Toxicology (SOT) bilang, toksikolog yang baik perlu menguasai ilmu statistik dan matematika. Udah gitu, mereka juga belajar kerja di laboratorium dengan benar. Jadi, harus teliti banget loh. Beda hitungan 0,001 miligram aja bisa mempengaruhi karier dan kredibilitas seorang Toksikolog

Terus, bedanya sama Patologi apa?

via akronchildrens.org
Mikroskop canggih yang dibutuhin patolog. (Sumber: akronchildrens.org)

Kalo Toksikologi fokusnya meneliti zat kimia beracun, kalo Patologi justru fokus soal penyakit. Departemen Patologi Universitas McGill Kanada mengartikan bahwa patologi sebagai cabang ilmu kedokteran yang meneliti dan mendiagnosis penyakit.

Bagian tubuh mana yang di teliti? Pastinya bagian yang udah dipindahkan dari badannya lewat operasi. Atau mereka bisa juga meneliti penyakit lewat cairan tubuh hingga jaringan tubuh. Belum kelar guys, masih ada patolog McGill yang meneliti penyakit dari seluruh tubuh atau yang biasa disebut autopsi.

Ilmu Patologi juga ada cabangnya lagi, mulai dari patologi anatomi, patologi molekuler, patologi klinis, patologi kimia, atau patologi forensik yang urusannya sama investigasi kepolisian. Oleh sebab itu, Pakar Patologi Australia Beng Beng Ong didengar banget kesaksiannya dan memiliki pendapat kalo Mirna tewas bukan karena sianida. Nah loh?

Gimana caranya supaya jadi Patolog?

via KapanLagi.com
Indah Kusuma, anak jurusan kedokteran. (Sumber: KapanLagi.com)

Terlepas dari kasus kopi bersianida. Kalo Kawan Muda mau jadi Patolog kamu perlu bekal dari ilmu kedokteran. Tapi, ijazah kedokteran doang belom cukup. Masih ada lagi sederet uji kelayakan yang perlu dilewatin supaya resmi jadi Patolog.

Di Indonesia, para Patolog punya forum yang namanya Ikatan Ahli Patologi Indonesia (IAPI) yang markasnya ada di Salemba, Jakarta Pusat. Selain sharing ilmu, perkumpulan itu juga jadi ajang berbagi info terbaru soal perkembangan Patologi.

Gimana, sama sekali engga bosenin kan ternyata kalo masuk jurusan IPA? Ternyata cabang kerjaan kayak gini menantang banget. FYI, dua cabang ilmu ini juga dikuasai sama Detektif Sherlock Holmes di novelnya loh. Keren! (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.