Genmuda – Kenangan indah, jaga hubungan baik, dan mencegah awkwardness jadi alasan sejumlah anak muda masih aja berteman dengan mantannya. Tapi ternyata keinginan kayak gitu bisa jadi ciri orang psikopat yang engga kamu sadari.
Hasil studi psikologi di Oakland University Amerika Serikat bilang kalo orang yang masih jaga komunikasi sama mantannya tuh punya niat manipulatif. Kebanyakan orang ikut penelitian ini ternyata masih pengen manfaatin mantannya buat dapet informasi, uang, bahkan berhubungan seksual.
Sebagian pun ada yang beralasan pengen HTS-an sama mantan meski udah punya gebetan baru (Mureh bener). Studi yang dipimpin Mogilski dan Lisa Welling itu ngelibatin 861 partisipan yang bersedia ngasih tau motivasi mereka kenapa masih menjaga hubungan baik sama mantan.
Seperti yang bisa kamu duga, mayoritas dari partisipan tenyata punya niat terselubung loh. Lewat penelitian yang dipublikasiin di Jurnal Personality and Individual Differences itu, peneliti menemukan fakta kalo hubungan seksual jadi motivasi cowok tetep menghubungi mantannya.
Peneliti itu pun nyimpulin kalo orang-orang seperti itu punya kecenderungan psikopat lebih besar daripada yang lain. Mereka punya potensi perilaku menyimpang lain seperti narsis dan dominatif.
Psikopat tuh kayak apa sih?
Selain pandai memanipulasi hubungan, seorang psikopat mampu berbohong, curang, dan punya keegoisan tinggi. Mereka punya cara tersendiri buat memikat orang dan bikin orang tersebut ngelakuin sesuatu. Ironisnya, mereka yang diperalat tuh keseringan engga sadar akan hal itu, seperti kata situs Psychology Today tahun 2013.
Seorang psikopat sulit buat merasa empati. Mereka cendrung engga tau malu buat jaga hubungan dengan mantan meski udah bikin kesalahan besar dalam hubungan mereka. Singkatnya, orang psikopat engga pernah ikhlas.
Semua pasti ‘ada udang di balik batu’. Jadi kamu perlu berhati-hati kalo mantan kamu tiba-tiba ngebangun komunikasi lagi. Kalo tetep dipertahanin, (apalagi mau diajak balikan) bisa-bisa kamu sengsara. *serius.
Mogilski juga nambahin, “Gagalnya hubungan asmara memang mengakhiri romansa. Tapi, studi ini menyimpulkan kalau berubahnya status mantan jadi teman justru berpotensi makin merusak jiwa dibandingkan putus cinta.” (sds)