Selasa, 19 Maret 2024
HiburanMusik

Ini Perbedaan Java Jazz 2018 Mendatang dari Tahun-Tahun Sebelumnya

©Genmuda.com/2018 TIMJajaran panitia dan perwakilan sponsor sedang berbincang sama wartawan di Jakarta, Kamis (18/1). ©Genmuda.com/2018 TIM

Genmuda – Java Jazz 2018 disiapin supaya berjalan lebih nonjolin kualitas musisi, bukan kuantitas dengan jumlah panggung lebih sedikit. Panggung special show kembali digelar dan jenis musik jazznya lebih variatif.

Perbedaan-perbedaan itu yang lagi digarap panitia Java Jazz 2018 buat digelar di JI Expo Kemayoran, 2-4 Maret mendatang. Konferensi pers persiapannya digelar di Jakarta, Kamis sore (18/1).

Direktur Utama PT Java Jazz Festival Dewi Gontha hadir bersama penanggung jawab programnya, Elfa Zulham dan Sandy Widharna. Perwakilan sponsor utama dari BNI, Avrist, dan Garuda Indonesia juga hadir.

Kenapa panggung lebih sedikit?

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 TIM

Acara bertajuk “Celebrate Jazz in Diversity” itu sediain total 10 panggung. Pada acara tahun sebelumnya, jumlah panggung Java Jazz bisa sampai 14 area.

Dewi Gontha bilang, pemangkasan panggung bertujuan untuk lebih memfokuskan acara pada segi kualitas daripada kuantitas. Dengan kata lain, penampil terpilih merupakan yang terbaik dari yang baik.

Pendapat itu diamini Elfa Zulham dan Sandy Widharna secara terpisah. Elfa yang juga merupakan drummer pengiring penyanyi jazz Dira Sugandi berjanji, Java Jazz 2018 akan suguhi tontonan jazz berkualitas.

Sandy Widharna bilang, “Penonton hadir kan untuk bersenang-senang. Bukannya kebingungan mencari tontonan di tengah panggung yang banyak.”

Siapa aja artisnya?

Dari Indonesia, ada Adhitia Sofyan, Andien, Gerald Situmorang Dimensions, Glenn Fredly, Dira Sugandi (pastinya), Kunto Aji, Maliq & D’Essentials, Mondo Gascaro, Rega Dauna Project, Rendy Pandugo, Yura Yunita, Teddy Adithya, Petra Sihombing, dan masih banyak lagi.

Musisi luar negerinya ada JP Cooper, Kennedy Administration, Larry Carlton, Ron King Big Band, The Danish Radio Big Band, Vanessa Wiliams, BJ The Chicago Kids, dan masih ada lagi.

Di antara penampil-penampil itu, ada juga tiga special show dari Daniel Caesars, LAUV, dan Goo Goo Dolls. Kamu gak salah baca. Goo Goo Dolls yang melegenda dengan lagu “Iris” itu nampil di Indonesia via Java Jazz 2018. Cakep!

Berapa total artisnya?

Berdasarkan hitungan kasar, panitia ngundang lebih dari 100 penampil. Kalo di total, ada lebih dari 300 musisi jazz dari berbagai belahan dunia.

Elfa Zulham bilang, “Perbandingannya adalah 60 persen musisi Indonesia dan 40 persen musisi mancanegara.” Kenapa gitu? Kata Elfa, tujuannya supaya meregenerasi sekaligus populerkan musisi dalam negeri.

Kenapa special show ada lagi?

Pada Java Jazz 2017, semua penonton bisa nonton semua penampilan tanpa perlu bayar tiket special show. Namun, skema pembelian tiket itu diadain lagi tahun 2018.

Dewi Gontha bilang tujuannya supaya penonton gak numpuk tumpek blek di satu panggung mega bintang. Jadi, penontonnya gak perlu sumpek sampe kayak mau senggol bacok di satu tempat aja.

Berapa harga tiket special show?

Special show LAUV dan Goo Goo Dolls (4 Maret) dibanderol dengan 199 ribu rupiah. Sementara itu, tiket special show Daniel Caesar (3 Maret) dibanderol dengan 149 ribu rupiah.

Karena area special show ada di dalam lokasi Java Jazz 2018, penontonnya juga harus beli tiket masuk harian seharga 630 ribu rupiah. Kalo mau tiket 3 hari, harganya 1.465 ribu rupiah. Pesan aja langsung dari web Java Jazz.

Sevariatif apa musiknya?

©Genmuda.com/2018 TIM
Anak-anak Ecoutez juga hadiri konferensi pers dan main di Java Jazz nanti. ©Genmuda.com/2018 TIM

Berdasarkan nama-nama artis, genre musisi Java Jazz tahun ini sesuai slogannya. Yaitu, beragam (diversity). Bila dikotak-kotakin, maka ada aliran jazz banget, nge-soul, agak R&B, nge-pop, bahkan ada juga yang elektronik.

“Salah satu musisi yang unik adalah LAUV. Berbagai pihak menyatakan musiknya bergenre elektronik. Namun, banyak nuansa R&B dan soul juga di dalamnya. Sehingga jadi macam jazztronika,” tutur Elfa.

Kenapa harus gado-gado?

Variasi musik dibutuhin supaya tujuan utama Java Jazz mengedukasi penonton tersampaikan. Tujuan itu engga berubah dari tahun ke tahun.

“Harapannya, pengunjung yang mengincar artis populer akan juga ke panggung yang lebih ngejazz sambil menunggu artis ngepop selanjutnya,” kata Dewi Gontha.

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.