Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Usmar Ismail yang kini dikenal sebagai Bapak Perfilman Nasional sejak remaja merupakan penggemar film bioskop, terutama film Hollywood. Meski begitu, kerja di dunia perfilman baru ditekuninya setelah beberapa kali berganti pekerjaan.

Waktu bersekolah di MULO (setara SMP) Padang, Usmar Ismail muda udah doyan nonton bioskop. Film ‘Three Smart Girls’ produksi Universal Studio, 1938 jadi film favoritnya. Film yang nyeritain soal kehidupan tiga cewek remaja gesit itu yang terus jadi inspirasi Usmar Ismail bikin ‘Tiga Darasekitar 1956.

Sebelum filmnya dibuat, beliau bekerja di Pusat Kebudayaan Keimin Bunka Sidosho pada jaman Jepang. Tepatnya, di bagian kesusastraan. Abis itu, pindah jadi wartawan salah satunya di Kantor Berita Antara hingga 1948. Baru pada 30 Maret 1950 dia mulai bikin film.

Awal syuting film berjudul Darah dan Doa’ itu yang sampe sekarang jadi hari perfilman nasional, gaes. Nah, berikut ini adalah fakta-fakta menarik lainnya soal kehidupan sosok kelahiran 1921 ini. Cekidot, gaes. Siapa tau kamu bisa jadi sutradara kece kalo ngikutin kelakuan beliau.

1. Udah minat Bahasa Indonesia before it was cool

thehomeplanet.org

Ketika sekolah di AMS (setara SMA) Yogyakarta, sekitar 1940, Bahasa Belanda dan Bahasa Jawa biasa dipakai dalam pergaulan sehari-hari. Bahasa Indonesia justru belum banyak dipakai, kecuali oleh Usmar Ismail. Saat itu beliau bahkan langganan koran Tjahaya Timoer. 

Karena temen-temennya pada baca koran Bahasa Belanda Mataram Bode, Usmar Ismail jadi kayak punya dunianya sendiri. Semacam anak hipster di jaman sekarang.

2. Anak sastra banget

Sejak saat itu pula, Usmar udah nulis sajak Bahasa Indonesia. Tapi, temennya engga ada yang minat karena belum paham betul bahasanya. Begitu Usmar menulis karangan Vox Populi Vox Dei (Suara Rakyat Suara Tuhan) pakai Bahasa Belanda, baru deh temen-temennya mengakui kebolehan beliau. Secara, tulisan itu masuk majalah AMS A dan B Yogyakarta.

3. Hipster gaul

via giphy.com

Usmar Ismail bukan anak cupu meski suka nulis dan seleranya lain dari temen sekolahWaktu Pesta Dansa sekolah AMS tiba, Usmar Ismail engga ragu mengajak gadis Indo-Belanda yang lebih tinggi buat dansa bareng. Kurang gokil apa tuh. Pedenya harus dicontoh tuh gaes.

4. Kelabakan di pelajaran eksakta

Usmar Ismail juga manusia. Meski tulisannya superb sejak remaja, beliau lemah di pelajaran-pelajaran eksakta. Wartawan senior sekaligus teman Usmar Ismail di AMS Yogyakarta, Rosihan Anwar lewat buku ‘Sejarah Kecil Jilid 2’bercerita kalo Usmar kelabakan waktu Matematika, Aljabar, dan Trigonometri.

5. Anak tinju yang rendah hati

Selain menulis, Usmar juga hobi berolahraga, terutama tinju. Beliau pun pernah ikut atletik anak sekolah se-Hindia Belanda (NIAU) dalam bidang lari 100 meter. Biar jago tinju dan olahraga, Rosihan Anwar mengaku Usmar sama sekali engga berlagak jadi jagoan.

6. Masuk radio

Tulisan-tulisan Usmar Ismail juga ada yang masuk majalah terbitan Balai Pustaka. Sandiwara radio karangannya juga diputer di Jakarta Hoosho Kyoku, siaran radio tentara Dai Nippon.

7. Lama-lama jadi anak teater

via tumblr.com

Engga puas berkarya buat orang-orang Jepang, Usmar Ismail dirikan Teater Maya. Sepanjang periode 1944-1945, kelompok teaternya rutin manggung di Gedung Kesenian Jakarta (dulu namanya Gedung Komidi).

8. Kuliah di luar negeri

Meski film pertamanya dibuat pada 1950, kemampuan bikin film beliau baru memuncak setelah dapat beasiswa Yayasan Rockefeller di University of California Los Angeles (UCLA). Di situ, beliau perdalam ilmu sinematografi. Karena itu lah, film-film beliau selanjutnya seperti ‘Lewat Jam Malam’ (1954) dan ‘Tiga Dara’ (1956) terasa banget Hollywood-nya.

Semua fakta di atas Genmuda.com ambil dari penuturan Rosihan Anwar di buku ‘Sejarah Kecil Jilid 2’. Kalo penulis boleh simpulin, Usmar Ismail tuh mirip banget sosok Rangga di film AADC’ pertama. Bedanya, Rangga pendiam sementara Usmar anak gaul. Kamu setuju gak? (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.