Genmuda – Puluhan tahun, ratusan cara, dan ribuan jam yang dipakai nyari jodoh engga ngejamin pasangan sempurna bisa didapet. Satu-satunya cara buat nemu yang sempurna adalah dengan terus mencari atau terima apa adanya.
Miliaran manusia di dunia ini kan sifatnya unik. Keunikan itu yang bikin kecil kemungkinan ada sepasang manusia punya sifat saling melengkapi seperti kata novel-novel cinta.
Penulis novel romantis “The Course of Love” di NYTimes.com, Mei lalu punya argumen lain yang bikin pasang sempurna tuh ibarat ‘unicorn.’ Di bawah ini adalah rangkuman pendapat doi.
1. Pada dasarnya mengincar fisik
Meski ada pepatah jangan menilai buku dari sampulnya, penampilan luar jadi salah satu faktor. Ada yang suka orang chubby, ada yang suka kurus, ada yang suka berkacamata, dan sebagainya. Engga salah sih, tapi penampilan fisik selalu berubah seiring waktu. Jadinya, banyak orang ngerasa turn off sama pasangannya setelah menikah.
2. Berharap romantis
Sekarang gini, hal yang romantis buat seseorang belum tentu romantis bagi orang lain. Makan malam di bawah langit berbintang dengan temaram cahaya lilin mungkin kedengeran romantis bagi seseorang. Tapi, orang lain mungkin menganggap bolos kerja buat nemenin doi yang sakit adalah hal paling romantis di dunia.
3. Engga kenal deket
Berkali-kali kencan, stalking medsos, dan pedekatein orang tuanya sama sekali engga bikin orang tau kepribadian asli pasangannya. Cuma mereka yang udah tinggal bersama dalam waktu lama yang bisa saling mengenal dekat. Misalnya aja seperti orang tua yang paham banget sifat anaknya. Dengan kata lain, orang yang nikah tuh cuma gambling aja.
4. Pakai logika
Makin dewasa manusia, makin matang pula logikanya. Itu yang bikin cinta dibumbui sedikit nilai materialistik. Orang tua engga jarang maksa calon mantu punya harta banyak sebelum ngawinin anaknya. Sejarah pun buktiin kalo pernikahan besar terjadi karena urusan materi.
5. Sebenernya cuma mencari yang akrab
Selain itu, manusia berharap jodohnya bikin doi ngerasa nyaman. Dengan kata lain, orang sebenarnya cuma nyari hal yang terasa akrab aja. Di Indonesia pun ada pepatah yang bunyinya “Tak kenal maka tak sayang.” Secara engga sadar, cinta jadi engga bersinonim sama kebahagiaan, tapi sama kenyamanan.
6. Berharap jadi indah
Manusia juga selalu berharap situasi bakal lebih baik begitu mereka jadian, bertunangan, atau menikah. Menyenangkan emang, tapi perasaan itu engga bakal bertahan lama. Itu kenyataannya sob. Karenanya, masing-masing perlu setia dan terus konsisten hingga akhir. Tanpa itu, perselingkuhan pasti terjadi.
7. ‘Sebutir mutiara di antara pecahan gelas’
Meskipun ada yang namanya the perfect person, doi tersebar di antara miliaran manusia. Belum tentu ada di satu negara. Karena itulah Alain de Botton, pujangga penulis novel “The Course of Love” menyarankan manusia perlu punya toleransi dan mencari bukan yang sempurna, tapi yang bisa diterima. Gimana menurut Kawan Muda? Tulis komentar di bawah ya. (sds)