Genmuda – Tahun ajaran baru datang dan tibalah masa bagi sebagian anak muda buat naik ke jenjang berikutnya. Entah itu di sekolah ataupun kampus, kakak kelas, senior, guru, atau dosen menyiapkan rentetan agenda penyambutan yang mereka yakini penting sehingga perlu diikuti anak baru.
Acara penyambutan siswa/mahasiswa baru itu dikenal dengan berbagai nama, seperti Ospek atau Mos. Baik acara yang resmi diadakan atau pun yang diadakan ‘di luar peraturan tertulis,’ bertujuan buat bantu anak baru berorientasi dan beradaptasi dengan lingkungan baru.
Tapi, dari tahun ke tahun, ada aja anak baru yang berusaha cabut dari kegiatan macam ini karena merasa acaranya engga penting. Jadi, sebenarnya Ospek/MOS tuh penting engga ya buat diadakan? Berikut inilah jawaban 10 Kawan Muda pilihan Genmuda.com.
1. Fadlia Hana (pegiat sosial kepemudaan)
Menurut cewek yang akrab disapa Fia ini, penyambutan anak baru penting diikuti dan diadakan selama acaranya tepat sasaran. “Waktu gue baru masuk kuliah, senior sering ngasih tugas wawancara, karena emang mahasiswa di jurusan gue bakal butuh kemampuan itu,” kata Fia.
Kalo tugasnya engga jelas dan terlalu muluk-muluk mah emang nyebelin. Fia menyarankan, panitia Ospek/MOS seharusnya menyelaraskan kegiatan yang diadakan dengan tujuannya. “Supaya kegiatan kaya gitu engga jadi momok lagi,” kata doi.
2. Isna Fitriya (budak corporate)
Bagi Isna, Ospek/MOS penting diikuti, terutama buat anak-anak baru yang jarang bersosialisasi. “Kegiatan Ospek yang bener tuh bisa memancing kreativitas dan kekompakan mereka,” kata Isna. Supaya acara penyambutan siswa/mahasiswa baru engga ditakuti orangtua, isna menyarankan panitia bikin kegiatan yang bersahabat, merangkul, dan mengajak tiap mahasiswa buat saling menghormati. “Seniornya juga jangan merasa pengen banget dihormati anak baru,” pungkas doi.
3. Nabiha (edukator museum kepresidenan)
Pengenalan dunia baru dan beradaptasi jadi alasan Nabiha bilang penting buat ikut dan mengadakan Ospek/MOS. Nabiha mengingatkan kalo kegiatan itu bukan sekadar tradisi dengan kegiatan itu-itu aja dari tahun ke tahun. “Tambah inovasi baru sambil tetap pertahankan hal lama yang bermanfaat. Sementara itu, enyahkan yang engga bermanfaat seperti kekerasan dan pelecehan seksual,” ungkap Nabiha.
4. Rury Uswatun Hasanah (Mahasiswi S2)
Secara tegas, Rury mengingatkan tiap panitia Ospek/Mos kalo kegiatan penyambutan mahasiswa baru jangan dijadiin ajang bully. “Lebih baik kasih info akademik soal beasiswa, buku bagus, penelitian ilmiah, atau kegiatan hiburan macam nonton bareng junior-senior,” kata Rury. Kalo seperti itu, doi yakin Ospek dan MOS engga bakal ditakuti anak baru dan orangtua.
5. Talita Yakin Putri (Arsitek)
Seperti empat orang sebelumnya, Talita anggap Ospek/MOS penting diadakan. Namun, doi mengingatkan supaya kegiatannya perlu disesuaikan dengan selera dan kemampuan anak baru. “Supaya mereka engga kabur-kaburan,” kata Talita.
6. Bertha Jayanti (PNS)
Bagi Bertha, Ospek dan MOS bukan hanya menjadi ajang mengakrabkan diri dengan kehidupan kampus. “Anak baru juga bisa menemukan kisah sukses dan inspiratif dari senior, alumni, dan dosen,” kata Bertha. Karena itu lah doi menekankan pentingnya dialog di dalam sebuah acara penyambutan. “Biar engga boring, dialognya jangan monoton kaya ceramah. Tapi, bisa diselingin acara hiburan macam outbound,” ujar Bertha.
7. Jelita Ananda (pegawai swasta)
Jelita juga mengingatkan kalo Ospek/MOS bukan sekadar tradisi yang perlu dilakuin tiap tahun. “Panitia perlu paham esensi kegiatannya dan engga boleh tutup mata kalo ada oknum yang mulai membully dalam bentuk apapun,” kata doi. Kalo acara penyambutan anak barunya sudah sesuai peraturan sekolah atau kampus, Jelita mendorong anak baru buat ikut kegiatannya.
8. Fika Rahimah Bayasut (penyelamat orangutan)
“Kalo di Ospek/MOS cuma ada perpeloncoan mah kegiatan itu engga penting diikuti,” kata Fika tegas. Doi bilang, acara penyambutan anak baru yang penting diikuti tuh yang bisa mengeratkan relasi seangkatan dan antar angkatan. “Senior-seniornya engga perlu ngerasa lebih keren dari adek kelas. Karena mereka juga pernah secupu anak baru,” kata Fika.
9. Randi Kurnia (ilmuwan komputer)
Randi pun bilang kalo Ospek yang isinya cuma kekerasan dan perpeloncoan tuh engga ada pentingnya. “Kecuali Ospek/MOS kayak di Singapura. Di sana, anak baru disuruh keliling kota buat ngebantu warga. Entah itu bikin warga senyum, bersih-bersih lingkungan, atau bantu lansia nyebrang jalan,” kata lelaki dengan visi’ kebarat-baratan’ ini. Doi berharap panitia acara penyambutan di dalam negeri bisa ngadopsi acara seperti itu.
10. Muhammad Fajry (musisi klasik)
Fajry menganggap Ospek dan MOS merupakan kegiatan yang penting banget. “Sebab bertujuan memberi informasi serta pengetahuan pada anak baru tentang situasi di sekolah atau kampus,” kata doi. Doi mengingatkan kalo proses Ospek dan MOS perlu dikawal dan dipantau pihak sekolah/kampus, mengingat panitianya pun merupakan murid/mahasiswa yang masih dalam fase pengembangan diri.
Dari sepuluh pendapat itu, Genmuda.com bisa simpulkan kalo penyambutan anak baru sangatlah penting bila dibuat tepat sasaran dan punya esensi. Senior yang jadi panitia perlu menahan diri buat engga boasting dan tebar pesona. Masih banyak kok kesempatan buat nebar jala. Soalnya, kegiatan kaya Ospek atau MOS merupakan tanggung jawab yang cukup besar. (sds)