Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Kayaknya kalo kamu mikirin mantan atau ngelamun jorok sekarang udah ada penghalangnya, Kawan Muda. Sebuah penelitian dengan menggunakan alat bantu komputer baru aja digalangkan para peneliti asal University of Washington, Seattle, Amerika Serikat. Penelitian ini diadain demi mengetahui pikiran yang ada di otak seseorang secara langsung. Serius, ini ada penelitiannya loh.

Rajesh Roa, seorang ilmuwan saraf asal Universitas tersebut ngejalanin penelitian ini awalnya biar bisa ngebantu orang-orang yang engga bisa ngomong (tuna rungu) atau punya kesulitan berkomunikasi. “Secara klinis, Anda bisa memikirkan hasil yang kami buat sebagai alat bantu untuk membangun mekanisme komunikasi bagi pasien yang lumpuh atau telah mengelami stroke dan engga bisa berbicara apa-apa” kata Rao, dikutip dari Mashable (2/2).

Dalam beberapa tahun terakhir, para ilmuwan emang lagi memperbesar langkah mereka dalam membaca pikiran manusia. Sebuah studi yang sempat terjadi di tahun 2011, beberapa ilmuwan mencoba menerjemahkan gelombak otak dari video yang dipertontonkan ke seseorang sebagai objek. Apakah hal itu bisa mempengaruhi pemikiran mereka atau engga.

Selanjutnya, pada tahun 2014, dua orang ilmuwan mencoba menghubungkan isi pikiran dua orang secara satu sama lain biar saling berhubungan, mereka menyebutnya brain-to-brain. Apaan tuh? Kalo secara awam, kayaknya dengernya serem yah. Jadi, kedua orang dengan pikiran yang berbeda dipertermukan gitu lewat sebuah penelitan biar bisa baca pikiran satu sama lain. Wah, kalo otak isinya makanan semua, bisa ketauan dong kalo kita tukang makan.

Dari hasil penelitian brain-to-brain itu, para peneliti berhasil nyimpulin kalo komputer bisa ngebaca apa yang ada di dalam pikiran seseorang, dengan membaca aktivitas otak mereka. Ngerti engga? Kebayang? Kayaknya, isinya rumus semua atau angka-angka yang berlewatan kayak film Matrix.

Dalam penelitian yang Rao lakuin kali ini, dia nyoba liat apa metode ini bener berfungsi dengan meminta tujuh orang penderita epilepsi parah sebagai objek peneliatan, yang udah menjalani operasi dan ditanami elektroda di dalam otaknya, untuk menerjemahkan apa yang ada di dalam pikiran mereka.

“Mereka akan ditanami elektroda, setelah itu kami memberikan beberapa tugas selama mereka tinggal di rumah sakit yang bisa berguna bagi penelitian,” ucap Dr. Jeff Ojemann, seorang ahli bedah saraf di University of Washington Medical Center di Seattle, Amerika Serikat.

Rao, Ojema, dan rekan ilmuwan lainnya membiarkan para objek penelitian buat ngeliat beberapa gambar yang dikasih lewat komputer, seperti perbedaan visualisasi waktu ngeliat orang dan sebuah rumah.

Pada waktu yang bersamaan, dengan elekroda yang udah ditanam, pikiran mereka bakal dihubungin ke sebuah program komputer yang bisa menganalisis gelombang otak sebanyak 1000 kali per detik. Penghubungan ini diadain buat ngeliat reaksi mereka, apakah sinyal yang terdapat di otak tampak seperti saat mereka liat wajah atau rumah. Hasilnya, 96% gelombang yang dihasilkan dan diprediksi dengan komputer hampir tepat dengan tingkat akurasi 96%. Otak mereka mengalirkan apa yang mereka lihat.

Dan hebatnya, dari penelitan yang mereka adain pada tanggal 21 Januari 2016 kemarin, program komputer yang mereka gunain bisa ngebaca pikiran seseorang dalam waktu 20 milidetik secara instan ketik seseorang memandang objek secara langsung. Wah, jaman majunya udah kelewataaaan kan?

Kalo program ini akhirnya disebarluaskan secara umum, positifnya bisa ngebantu orang-orang yang sulit buat berkomunikasi. Apalagi dengan ditambah bisa membaca pikiran manusia dalam waktu yang sangat singkat. Ini udah terjadi sekarang, coba 20 tahun kedepan. Bayangin, hal apalagi yang bakal terjadi. Sebaiknya kita siapin diri kita masing-masing, Kawan Muda, buat nerima kemajuan-kemajuan yang berdatangan. (sds)

Comments

comments

Bobi Brilyan Bastenjar
Valar Morghulis