Genmuda – Bahasa, baik itu lisan ataupun tulisan merupakan senjata utama dalam jualan, entah offline atau online. Logikanya, gambar produk sebagus apapun engga bakalan bisa ngejual kalo orang-orang engga tau produk itu (emang) dijual.
Secara umum menulis kata ‘Dijual’, ‘WTS’, atau ‘Obral’ cuma jadi salah satu cara dasar buat menjual barang. Di tengah pasar online dan offline yang makin banyak saingannya, perlu ada kata-kata atau kalimat yang lebih ‘ngejual’ tapi engga terkesan sombong.
Nah, permainan kata-kata inilah yang nantinya bisa bikin calon pembeli engga sekedar numpang nanya, tapi beneran beli. Kalo kamu ada niat pengen jadi pedagang, khususnya pedagang online. Berikut tips permainan kata yang bisa kamu cobain langsung.
1. Omongin ‘nilai’ benda, bukan fiturnya
Para calon pembeli sebenernya engga peduli banget sama fitur alias kebolehan produk yang dijual. Mereka cuma peduli sama masalah mereka sendiri dan gimana produk yang lagi kamu tawarin itu bisa mengatasi masalah mereka.
Misalnya kamu jualan hijab, kamu engga perlu jelasin secara terperinci bahan dan cara pembuatan hijabnya. Lebih baik kamu tekankan kalo hijab dagangan kamu tuh nyaman, trendy, dingin, lembut, dan engga gampang rusak kalo dicuci.
2. Bercerita
Penjual yang baik itu sebenernya orang yang jago menceritakan produk dagangannya, gaes. Teknik bercerita yang engga pernah gagal adalah dengan memancing panca indera. Contohnya bisa kamu liat sendiri pada deskripsi hijab di paragraf sebelumnya.
3. Jujur
Dengan kata lain, jangan menjilat ludah sendiri. Kalo kamu bilang dagangan kamu ready-stock, ya harus ada terus barangnya jadi bisa dikirim langsung begitu ada pesanan. Kalo kamu bilang hijabnya lembut, ya harus lembut begitu sampai di tangan pembeli. Jangan sampai pembeli kabur karena mengira kamu lebih suka ‘tipu-tipu’ daripada jualan jujur.
4. Kenali dulu calon pembelinya
Ian Moore, pendiri agensi Blue-Chip Marketing di buku ‘Does Your Marketing Sells?’ bilang gini, “Semua kalimat jualan yang dibuat harus ngasih solusi buat problem buat orang.” Karena itulah kamu perlu kenali kebutuhan pembeli kamu. Kalo kamu jualan di sekolah tapi temen kamu lebih butuh makan nasi goreng daripada steak, ngapain kamu jualan steak? Gampang kan logikanya.
5. Bikin naskah patennya
Kalimat jualan yang kamu posting di medsos pun engga boleh dibuat sembarangan, gaes. Dibutuhin perencanaan, pemilihan kata, dan susunannya pun harus jelas. Jadi orang ngebacanya mengalir aja dan tau-tau mereka beli.
6. Kasih legitimasi
Pernah liat toko online memposting respon dari pembelinya? Itu adalah salah satu contoh legitimasi. Hal itu dilakuin supaya yang lain tau kalo produk kamu emang bagus dan promosi kamu bukan bohong belaka. Entrepreneur.com, di tahun 2015 bilang kalo strategi itu bukan sekedar tren, karena 70% netizen di seluruh dunia percaya akan online review seperti contoh di atas.
7. Panggil nama
Waktu kamu udah dikontak sama orang yang tertarik dagangan kamu, jangan lupa tanyain nama dan panggil nama doi kalo lagi menyapa supaya ramah. Soalnya, keramahan bikin lawan bicara mau mengeluarkan uang dalam jumlah lebih besar. Jadi, jangan cuma panggil calon pembeli kamu dengan sebutan gan, bro, atau sis doang!
8. Kasih pilihan
Ketika calon pembeli udah mengontak penjual, negosiasi pun terjadi. Terkadang berjalan alot dan berakhir tanpa ada barang yang terjual. Ketika calon pembeli udah galau menentukan, saatnya kamu kasih doi pilihan.
Doi engga keliatan suka produk A karena engga sesuai budget, tawarin aja produk B yang harganya lebih bersahabat. Engga suka bentuk produk B, sodorin produk C yang lebih kece. Cara seperti itu adalah upaya mengalihkan fokus mereka dari kegalauan di kepalanya sendiri kembali ke produk dagangan kamu.
Sadar atau engga, delapan teknik tersebut sejatinya pernah kamu alamin waktu belanja online. Gimana? Bener engga pernah ngalamin? Kalo iya, tulislah komentar kamu di bawah, biar nanti kita godain. *asik. (sds)