Selasa, 19 Maret 2024
StudentSekolah

LBIS Pre-University Tawarkan ‘Program Kilat’ untuk Jadi Sarjana Internasional

Acara Australian University Collaboration Day, di LBIS Bulding, Jakarta, Jumat (6/9) ©Genmuda.com/2019 Liki

Genmuda – Kawan Muda mau kuliah di Australia, Singapura, atau Inggris? Nah, sekolah Lilin Bangsa Intercultural School (LBIS) sedang membuka program LBIS Pre-University dimana lo bisa dapat Gelar Program Diploma Internasional yang diakui di Inggris, Australia, dan Singapura.

Dalam acara Australian University Collaboration Day di LBIS Building, Jakarta, pada Jumat (6/9), Genmuda.com berkesempatan mewawancarai Dr. Aaron S. McMahon, Ph.D selaku Vice President dari Singapura untuk kasih tau ke Kawan Muda, apa aja sih yang jadi pembeda dari LBIS Pre-University dengan program serupa? Langsung aja baca sampai selesai supaya lo paham. Cekidot!

Metode belajar yang cepat

Dr. Aaron S. McMahon, Ph.D ©Genmuda.com/2019 Liki

Di sini para siswa LIBS pre-university bisa langsung melanjutkan program ini ke tingkat S1 selama 9 bulan di sejumlah universitas rekanan, seperti University of Southern Queensland, Southern Cross University, Sunderland University, Birmingham University, dan masih banyak lagi.

Menurut Aaron program Pre-University miliknya ini menjadi yang paling cepat dan diakui di perguruan tinggi internasional. Ia menjelaskan bahwa kecepatan perkuliahan ini dikarenakan masing-masing siswa harus melewati empat tahapan selama 25 bulan.

Mulai dari Level 3 International Foundation Diploma (selama empat bulan), Level 4 International Diploma (selama empat bulan), Level 5 International Higher Diploma (selama delapan bulan), yang dilakukan di Indonesia. Setelah itu peserta didik akan langsung mengikuti Final Year (selama sembilan bulan) dimana mereka bisa memilih universitas rekanan sesuai dengan minat dan kemampuan.

Gak cuma jadi kupu-kupu (baca: kuliah-pulang-kuliah-pulang), para siswa nantinya diberikan pengarahan terkait passion mereka di industri kerja nantinya. Meski baru dimulai selama lima tahun terakhir di Lilin Bangsa Intercultural School (LBIS) namun Aaron yang merupakan lulusan Harvard University sangat pede bahwa siswa di program ini mampu bersaing dan bekerja di perusahan besar di Asia.

“Lulusan program ini ada dari Indonesia, Cina, Hongkong, dan Singapura. Dari Indonesia ada 20 anak yang telah lulus dan bekerja sebagai manajer serta direktur di Far East Organization Singapura.” ungkap Aaron.

Ia juga percaya bahwa inovasi pendidikan yang ia bawa gak cuma untuk siswa pintar doang, tapi untuk siswa males sekalipun. Aaron percaya, karena sejatinya semua anak pintar dan punya kesempatan yang sama.

Oleh sebab itu ia juga memberikan solusi dengan skema ujian yang gak melulu harus terus menghafal seperti metode belajar tradisional, namun lebih kepada tes ilmu pengetahuan mereka.

“Sistem pelajaran yang diberikan di sini bisa dibilang lebih kepada pendekatan praktik langsung.” tambah Aaron.

Sejumlah rekanan perusahaan besar dari dalam dan luar negeri turut digaet oleh LBIS supaya para siswa bisa terjun langsung untuk mempelajari dunia kerja.

Terkait biaya yang harus dikeluarkan Aaron hanya memberikan contoh kasus bahwa biaya kuliah di luar negeri akan jauh lebih murah melalui program ini, ketimbang lo harus mengambil perkuliahan secara reguler selama empat tahun di sana.

“Untuk program kuliah bisnis di Australia saja bisa mengahabiskan 50 ribu dollar Australia. Sedangkan untuk program ini tidak kurang dari 20 ribu saja. Kenapa? Karena sebagian sudah dipersiapkan dari Indonesia.” tutup Aaron.

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.