Jum'at, 3 Mei 2024

Genmuda – Media sosial emang punya daya bius padat, yang bisa menggaet sebagian masyarakat dunia. Bahkan, bukan cuma menjadi konsumsi penduduk di kota modern, kemajuan ini menjamur sampai ke pelosok daerah sekalipun. Rasanya, jika memiliki smartphone belum sah tanpa kehadiran logo-logo aplikasi media sosial yang mentereng.

Fenomena lain yang hadir akibat kemajuan ini adalah minimnya interaksi sosial dalam bermasyarakat. Buat yang satu ini sepertinya engga perlu Genmuda jelasin lagi, kamu bisa langsung menangkapnya. Satu pemandangan engga lazim sering banget muncul ketika kita berada di tempat umum. Ya, setiap orang sibuk berkutat dengan gadget di tangannya masing-masing.

Masih terkait hal di atas, segudang nikmat yang ditawarkan media sosial pun perlahan membawa kita hanyut dalam kemunafikan dalam dunia yang fana. Di mana semua orang ingin tampil sempurna. Berusaha keras agar dibilang ‘bagus’, berlomba mendapatkan likes yang menjadi patokan eksistensi dan menggantikan nilai berkehidupan.

Engga ada yang salah. Peradaban emang selalu dihiasi dengan baik dan buruk sejak Adam dan Hawa diturunkan.

Namun, fenomena inilah yang akhirnya menghasilkan satu film pendek komersial berjudul “Lalin”. Berdurasi 14 menit 36 detik, film ini berusaha menggugah kesadaran orang lewat berbagai dampak negatif kehidupan di dunia maya dengan cara yang halus.

Lalin, yang berarti bulan, adalah nama seorang tokoh perempuan asal Thailand yang hijrah ke Jepang untuk memulai sebuah kehidupan baru. Melarikan diri dari kampung halaman yang selama ini menjadikannya korbaan hinaan karena paras wajahnya yang seperti dataran bulan, berlubang-lubang.

(Sumber: Youtube)
(Sumber: Youtube)

Kehidupan barunya di Negeri Sakura di awali dengan mengenakan masker ke manapun ia pergi. Engga akan ada orang yang aneh dengan penampilannya karena penggunaan masker di Jepang adalah hal lumrah.

Suatu ketika, Lalin merintis kehidupan barunya sebagai pengguna media sosial, dan terkenal. Semua itu berkat pembohongan publik yang ia gunakan dengan mengedit seluruh fotonya sebelum diunggah. Dengan tujuan menutupi wajah aslinya yang berjerawat.

Followers-nya melonjak. Bahkan, Lalin dijuluki “Thai Net Idol in Japan” dan menjadi pemberitaan di media massa. Namun, semua kebahagiaan di dunia maya itu berubah seketika saat Lalin berkenalan dengan pria bernama Astronaut Nut.

Hemat Genmuda, “Lalin” mengajarkan kita untuk menjadi diri sendiri di tengah stereotipe umum yang menekankan bahwa orang terkenal itu kalau engga ganteng, ya cantik. Pesan lain yang tersirat di dalamnya pun menyinggung santapan cepat saji yang membuat Lalin akhirnya berjerawat. Rasanya seperti di gampar jika menyaksikannya sampai habis.

Walaupun film pendek ini telah dirilis satu tahun yang lalu, tetapi pesan yang tersaji di dalamnya berisi pelajaran penting untuk kita. Ketenaran, puji dan sanjung di media sosial adalah hal yang semu jika dibandingkan dengan kehidupan sesungguhnya di dunia nyata. Happy watching, Kawan Muda! (sds)

Comments

comments

Bobi Brilyan Bastenjar
Valar Morghulis