Genmuda – Siapa yang sangka kecepatan internet Jepang sebagai negara unggulan di bidang Teknologi bisa dikalahin sama Indonesia yang tergolong masih di tahap mengembangkan iklim teknologi. Datanya diambil dari Akamai State of the Internet Report.
Berdasarkan laporan yang diberitain Detik.com, Selasa (11/10) itu, Indonesia ada di peringkat 7, dengan rata-rata kecepatan tertinggi sebesar 91,9 Mbps. Sementara itu, Jepang ada di posisi 9 dengan rata-rata 85,3 Mbps.
Kalo diliat dari pertumbuhan tahunannya, kecepatan internet di Indonesia naik hingga 355% dari tahun lalu, meski sempat turun 17% persen beberapa bulan lalu. (Oke, jangan buru-buru jiper pas liat persentase tadi)
Intinya internet di Indonesia sekarang udah semakin bagus. Buktinya masuk ke daftar 10 besar menurut Akamai. Posisi satunya masih ditongkrongin Singapura dari tahun 2015. Sementara Korea Selatan yang mulai menjelma jadi pusat industri entertainment di Asia ada di peringkat ke-3.
Udah stabil kah internet di Indonesia?
Berdasarkan data-data yang Genmuda.com rangkum jawabannya BELUM. Pertama, kita bisa ngeliatnya dari kondisi listrik di Indonesia. Apa hubungannya? Nih, dijelasin.
Listrik yang sering mati bisa bikin sinyal telepon selular terganggu akibat Base Transceiver Station (BTS) atau menara sinyal di sebuah kawasan ikut mati. Biarpun ada sumber energi cadangan, BTSnya perlu beberapa saat buat kembali normal.
Di Indonesia 85% netizen mengakses internet lewat telepon selulernya. Kalo mengacu ke data Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) yang diberitain Gatra.com, Agustus lalu ada sekitar 85 juta orang yang internetan lewat ponselnya.
Sedangkan masalah kenapa di daerah Indonesia sering mati lampu, dikarenakan kalo cadangan listrik Indonesia baru 10 persen dari kapasitas 17.540 megawatt. Padahal idealnya butuh 30%.
Dengan kata lain, pengguna smartphone di Indonesia belum bisa internetan dengan tenang akibat cadangan listriknya kurang. Apa lagi pengguna komputer dan wifi yang bertumpu sepenuhnya sama aliran listrik gedung.
Problem lain yang sedang dihadapi adalah pemerataan Internet di Indonesia. Kalo mengacu data APJII, mayoritas penggunaan internet hanya berada di Pulau Jawa-Bali dan Sumatera.
Kalo di Jepang gimana?
Engga usah ditanya, gaes. Pembangkit listrik tenaga nuklir di Jepang bikin pasokan listrik Negeri Sakura itu stabil dan jarang banget mati listrik. Bahkan di tahun 2016, Jepang baru sekali mengalami mati listrik pada bulan Juni di jalur kereta Shinkansen antara Stasiun Hakat Fukoka ke Stasiun Hiroshima.
Listrik yang mati dari jam 6 pagi sampai 9.30 itu bikin penumpang Shinkansen beralih ke kereta biasa. Kerenya, sinyal internet netizen Jepang sama sekali engga terganggu. Setelah diselidiki, ternyata mati listrik itu akibat kerusakan kabel, bukannya kekurangan cadangan listrik.
Jadi, ya gitu deh bedanya internet di Indonesia dan di Jepang. Indonesia boleh punya internet yang cepet tapi masih ada PR yang perlu dibenahi biar netizen dalam negeri engga melulu protes kenapa intenetnya lemot sama provider. (sds)