Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Penantian panjang atas lanjutan cerita “Godzilla: King of Monsters” (2019) kembali disajikan dalam film “Godzilla vs Kong” yang mulai tayang di bioskop Indonesia mulai Rabu, 24 Maret 2021. Masih fokus dalam semesta para titan, Warner Bros bakal kasih Kawan Muda aksi baku hantam antara dua titan tersebut guna membuktikan siapa yang layak menjadi ‘raja’ sesungguhnya.

Barang kali kalian ada yang belum tau, film ini sekaligus melanjutkan tiga film sebelumnya yang saling berkaitan, yakni “Godzilla” (2014), “Kong: Skull Island” (2017), serta “Godzilla: King of The Monsters” (2019). Kendati demikan kalian yang belum nonton ketiga film tersebut gak perlu khawatir karena jalan cerita film keempatnya relatif aman.

Godzilla mengamuk, manusia membutuhkan Kong

©Warner Bros./2021

Yup, sesuai judul dan trailernya yang dirilis beberapa bulan lalu, Godzilla diceritakan mengamuk tanpa sebab. Setelah mengalahkan banyak Titan di bumi hanya dirinya dan Kong yang masih tersisa. Godzilla mendadak menyerang markas Apex  Cybernetic yang khusus menyelidiki asal-usul kehadiran para Titan di muka bumi.

Orang-orang beranggapan bahwa mengamuknya Godzilla semata-mata untuk mengincar Kong. Tujuannya sih jelas, yakni menjadi titan Alpha. Sama dari formula film-film monster pada umumnya, di sini para manusia mencoba menaruh harapannya pada Kong. Monyet raksasa penghuni Skull Island ini pun sengaja dijadikan tameng oleh Apex dan Monarch untuk melawan Godzilla.

Apex lantas mengajak seorang ilmuan bernama Dr. Nathan Lind (Alexander Skarsgård) yang memiliki teori bahwa terdapat retakan di dasar bumi yang diduga sebagai asal-usul kelahiran para Titan. Dr. Lind kemudian berusaha membujuk Ilene Andrews (Rebecca Hall) yang bertahun-tahun berusaha mempelajari Kong bersama penduduk asli Skull Island, Jia (Kaylee Hottle).

Sedangkan di pihak Godzilla masih ada Madisson Russell (Mille Bobby Brown) yang masih percaya bahwa serangan Godzilla kepada manusia pasti ada alasan tertentu. Di sini ia kemudian mengajak Bernie Hayes (Brian Tyree Henry), karyawan Apex yang sering bikin podcast mengenai teori konspirasi para titan. Bersama dengan Josh Valentine (Julian Dennison) ketiganya berusaha menyelidiki misteri serangan Godzilla yang sebelumnya justru memihak umat manusia.

Fokus di Titan, sisanya B aja!

©Warner Bros./2021

Dari judulnya aja kalian pasti bisa menebak bahwa sutradara Adam Wingard hanya fokus menghadirkan pertarungan paling epik dengan banyak mengesampingkan nalar.  Gedung-gedung besar dan warga kota yang panik ibarat pelengkap dari amukan Godzilla dan Kong.

Kedalaman ceritanya boleh dibilang sederhana dan hanya sebatas memodernisasikan film pertamanya di tahun 1962 yang digarap oleh Toho Studios, Jepang. Para tokoh manusia pun dibikin sulit berkembang ketimbang tiga film terdahulu. Jika penulis boleh menjatuhkan pilihan pada peran paling lemah ada pada sosok Mark Russell (Kyle Chandler). Tampil cukup dominan di film “Godzilla: King of Monsters” ilmuan satu ini nyaris tak punya peranan penting selain embel-embel statusnya sebagai ayah Madisson.

Akan tetapi, penulis bisa memaklumi karena Godzilla dan Kong adalah tokoh utamanya. Godzilla dengan kekuatan nafas atom, Kong dengan kapak legendaris, dan manusia dengan tipu dayanya yang berujung sia-sia. Perpaduan CGI, aksi baku hantam, koreografi, dan ledakan turut mempercantik cerita film.

Kesimpulan

©Warner Bros./2021

Kendati bukan sesuatu yang segar, “Godzilla vs Kong” punya nilai tersendiri di mata para fans yang lama menantikannya. Pada akhirnya penulis menilai film ini punya cerita cukup ringan, padat, dan cepat. Sepertiga durasi film bisa dibilang hanya jadi aksi pertikaian Godzilla dan Kong. Pastinya efek koreografi dan sound yang menggelegar akan sangat sayang jika tidak dinikmati di layar bioskop. Cukup megah lah.

Our Score

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.