Biar Lalu Lintas Ekstra Tertib, Polri Buat “Operasi Simpatik” 1-21 Maret 2017 dengan Peraturan Berbeda dari Biasanya
Genmuda – Kepolisian RI luncurin operasi penertiban lalu-lintas yang berlangsung 1-21 Maret serentak di semua wilayah Indonesia. Kelengkapan dokumen berkendara dan kelayakan kendaraan jadi dua hal yang difokusin kegiatan tersebut. Kalo engga mau ditertibkan, pastikan kamu patuh peraturan saat menggunakan jalan ya, gaes.
Bukan cuma pengendara sepeda motor, pengendara kendaraan roda empat atau lebih juga jadi target. Bahkan, para pejalan kaki pun diharapkan bisa tertib berlalu-lintas dengan dibuatnya operasi ini.
Karena kerjaannya banyak, sebanyak 2.000 personel disiapin. Itu baru di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi, loh. Kalo menghitung seluruh wilayah Indonesia, jumlahnya bisa puluhan ribu petugas. Biasanya, satu pos operasi penertiban ini bakal dijaga lebih dari dua polisi biar prosesnya engga berjalan lama.
Bukan razia biasa
Ada alasan penertiban lalu-lintas ini dinamai “Operasi Simpatik.” Seperti dikutip Otomania.com, 28 Februari, Kepala Bagian Operasional Korlantas Polri Kombes Pol Benjamin bilang kalo kegiatan rutin ini fungsinya bikin seluruh warga bersimpati sama polisi.
Segala tindak tilang-menilang bakal dikurangi di area “Operasi Simpatik.” Gantinya, pengguna jalan bakal ditegur lalu diajarin soal tata cara berlalu-lintas yang baik dan benar. Berkaca dari pengalaman tahun lalu, penilangan cuma berlangsung 20%.
“Boleh menindak pelanggar peraturan, asalkan di luar area operasi,” tuturnya. Beliau berharap kalo tahun ini, semua polisi fokus mengedukasi warga. Meski begitu, bukan berari Kawan Muda bebas naik motor tanpa helm atau naik mobil tanpa sabuk pengaman. Itu sih nyari masalah namanya.
Amannya sih, Kawan Muda tetep siapin SIM dan STNK karena di Batu, Jawa Timur, polisinya engga segan buat menindak di tempat, seperti dikutip Tribunnews.com, 28 Februari lalu.
Masuk sekolah-sekolah
Harapannya, “Operasi Simpatik” juga terlaksana engga hanya di jalan tapi juga masuk ke sekolah-sekolah. Jangan stres dulu. Kombes Pol Benjamin dan timnya cuma pengen ngajarin anak-anak sekolah, terutama yang pengen ambil SIM, soal peraturan dan etika dasar di jalan raya.
Berdasarkan programnya, guru-guru pun diajarin lagi soal berlalu-lintas. Mereka diharapin bisa nurunin ilmu yang didapet lewat kunjungan sekolah itu ke murid-muridnya.
Pelayanan juga dibagusin
Simpati warga bakal dicuri juga dengan nebagusin pelayanan publik, seperti pengurusan SIM. Petugas yang berjaga udah ditraining supaya lebih gercep dalam melayani kebutuhan warga.
Intinya, “Operasi Simpatik” bukan cuma jadi obat terhadap pelanggaran lalu-lintas, tapi juga jadi pencegahan. Kira-kira, sekolah kamu disamperin tim perwakilan Polri atau engga dalam periode operasi? Iya atau engga jawabannya, jangan lupa tulis komentar kamu di bawah ini, ya. (sds)