Selasa, 10 Desember 2024

Genmuda – Kominfo resmi memblokir aplikasi Tik-tok di Indonesia, Selasa (3/7) malam. Dari berbagai sumber yang diperoleh, keputusan tersebut diambil oleh Kominfo setelah banyaknya laporan dari masyarakat terkait aplikasi tersebut.

Seperti Genmuda.com pernah bahas, platform yang digandrungin sama remaja ABG tanggung itu dibuat oleh developer asal China, ByteDance – Toutiao. Saking larisnya, Tik Tok sempet jadi aplikasi paling banyak didownload di Indonesia.

Seiring banyaknya pengguna Tik Tok di Indonesia, akhirnya video yang awalnya dibikin buat lucu-lucuan, mulai ngaco karena berbau pornografi, asusila, pelecehan agama dan masih banyak lagi. Wajar kalo ada komentar netizen (berumur) di Play Store yang menulis Tik Tok adalah aplikasi goblok.

Karena udah banyak laporan dan dipantau, akhirnya Kominfo sleding blokir aplikasi Tik Tok dengan 8 DNS-nya. Itu artinya sejak tadi malam Tik Tok udah gak bisa kamu akses lagi.

Alasannya pemblokiran udah lebih dulu dirundingin berdasarkan laporan dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak (Kemen PPA), Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), serta masyarakat. Karena pemblokiran ini bersifat sementara, pihak Tik Tok bisa aja kembali eksis, selama mereka mau melakukan pembersihan dan perbaikan konten pada aplikasi mereka seperti halnya kasus Bingo Live beberapa tahun yang lalu.

Apa kata Kawan Muda?

©Genmuda.com/2016

Keputusan tersebut emang dianggap sebagai sesuatu yang positif buat orang dewasa, namun belum tentu oleh para Muser (pengguna Tik Tok) seperti Bowo dan teman-temannya. Secara gak langsung, keputusan itu bisa ada jadi memangkas kreativitas mereka.

Monica (21) misalnya, cewek satu ini ngaku ke Genmuda.com jika keputusan Kominfo dianggap tepat dan adil. Menurutnya Tik Tok gak pernah menyaring konten sesuai usia penggunannya.

“Gue setuju aja (diblokir), pernah gue liat anak SMP di kereta buka Tik Tok tapi isinya video cewek dewasa yang lipsync, dan sorry to say ya, goyangnya malah erotis. Kasus kayak gitu kan gak sekali dua kali aja.” kata Monic.

Melisa (25) yang berprofesi sebagai IT Consultant membela jika seharusnya Tik Tok jangan diblokir karena bisa menghilangkan kreativitas penggunanya yang kebanyakan anak remaja.

“Gak semuanya (konten) jelek kok, ada yang kreatif. Lagian mereka lip-sync dengan kreativitasnya masing-masing. Apa bedanya sih dengan Shinta Jojo yang terkenal cuma lip-sync lagu ‘Keong Racun’. Ya buat gue itu cuma demam sesaat aja.” jelas Melisa.

Sedangkan buat, Emte (23), pemblokiran Tik Tok dirasa kurang punya alasan kuat dan enggak adil. Menurutnya, selain Tik Tok banyak aplikasi serupa hingga konten media sosial yang lebih ekstrim daripada Tik Tok.

“Agak lucu aja (alasannya), apalagi sekarang era digital dimana semua orang bisa akses internet. Pengawasan orang tuanya juga kurang, jadi jangan apa-apa yang jelek di anak langsung disalahin anaknya terus diblokir. Harus ada solusi nyata.” tutup cowok yang berprofesi sebagai penulis lepas.

Apapun itu, pendapat ketiga Kawan Muda di atas mungkin bisa jadi koreksi buat kita semua supaya lebih bijak dan gak kebablasan dalam berekspresi di dunia digital. Ada tambahan dari kamu? Tulis di kolom komentar, dong!

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.