Minggu, 28 April 2024

Genmuda – Setiap kali mau minta tolong ke orang apalagi yang belum dikenal, Kawan Muda mungkin jadi agak ngerasa engga enak karena takut orang tersebut bakal bilang engga. Tapi, kini kamu udah engga perlu khawatir lagi, soalnya itu semua sebenarnya engga lebih dari asumsi kamu doang.

Selama sekitar 10 tahun, psikolog Vanessa K. Bohns, Ph.D. dan rekan-rekannya dari Cornell University udah minta ratusan peserta dalam berbagai riset buat ngajuin permintaan acak ke lebih dari 14 ribu orang asing. Permintaan-permintaan yang mereka ajuin tersebut antara lain kayak “Boleh pinjem hp engga?” atau “Anda mau sponsorin saya dalam perlombaan engga?”

Nah, dari situ, Bohns kemudian ngelacak apakah para peserta berharap orang-orang asing yang mereka deketin bakal menuhin permintaan mereka maupun kayak gimana hasil akhirnya. Siapa sangka, beliau pun secara konsisten nemuin kalau para orang asing bakal cenderung bilang “ya”, tapi sebagian besar peserta justru ngeremehin kemampuan mereka buat bikin orang lain setuju sama permintaan mereka.

Yang lebih menariknya lagi, hasil yang sama ternyata berlaku pula pada kasus di mana permintaan para peserta bisa mengarah pada masalah dan hal buruk bagi para orang asing yang setuju buat ngelakuin permintaan itu. Hal tersebut akhirnya ngedorong Bohns dan timnya buat nyimpulin kalau, “Orang-orang terlalu pesimis tentang kemampuan mereka untuk membuat orang lain memenuhi permintaan mereka.”

Lantas, apa sih yang bikin kita suka susah banget buat minta tolong ke orang lain? Well, banyak psikolog udah ngaitin hal tersebut sama stres dari ngebebanin orang lain dan juga ketakutan bakal ditolak atau dibeberin kalau kita punya kekurangan yang engga bisa kita atasin sendiri.

Meski begitu, Bohns beranggapan kalau kasus yang ada pada risetnya justru engga sepenuhnya demikian. Dalam jurnal ‘Psychological Science’, beliau bilang kalau, “Fenomena ini merupakan hasil dari kegagalan pihak yang meminta untuk menghargai betapa tidak nyamannya bagi target mereka untuk mengatakan ‘tidak’ pada suatu permintaan.”

Singkatnya, kamu mungkin cuma engga sadar aja kalau orang yang kamu mintain tolong justru bakal ngerasa lebih engga enak dari kamu kalau sampai doi nolak permintaan kamu (kecuali kamu minta doi jadi pacar kamu, mungkin bisa lain ceritanya). Kamu malah udah keburu berasumsi engga enak sendiri dan engga sadar kalau kamu sebenarnya bisa ngambil sedikit keuntungan dari hal tersebut.

Dengan menolak suatu permintaan, seseorang berisiko menyinggung rekan interaksinya — suatu pelanggaran dari norma-norma sosial intrinsik yang pada akhirnya akan mempermalukan kedua pihak. Akibatnya, banyak orang akan menjawab setuju — bahkan pada hal-hal yang mereka lebih suka untuk tidak mereka lakukan — hanya untuk menghindari ketidaknyamanan besar dari mengatakan ‘tidak’,” jelas Bohns.

So, gimana nih, Kawan Muda? Masih takut buat minta tolong ke orang lain? Kalau iya, coba deh kamu pertimbangin hasil riset dari psikolog Robert B. Cialdini di tahun 1970-an, yang bilang kalau nolak permintaan orang lain di beberapa kasus justru bisa bikin orang yang nolak itu bakal lebih cenderung buat ngeiyain permintaan orang yang sama kalau doi ngulangin permintaannya. Selain itu, yang terpenting di sini adalah kamu engga lupa buat ngebalas kebaikan orang yang udah kamu mintain tolong di kemudian hari. (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer