Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Keseringan bohong bikin kamu banyak dosa dan gak dipercaya teman-teman. Ketika skenario kebohongannya terungkap, kamu juga bisa dapet malu yang bikin muka ini lebih baik diobral aja di Tanah Abang terus beli baru dari toko online (sayang gak ada yang jual).

Akan tetapi, terlalu jujur kadang bikin hidup kamu susah selamanya. Waktu ditanya sama pacar apakah doi keliatan gendut dengan baju yang dipakainya, masa kamu jujur bilang “iya.” Itu sih sama aja kayak nyari perkara untuk putus di tempat.

Jujurnya kamu itu harus dibalut dengan jurus ngeles yang baik dan benar, dong. Coba belajar caranya dari para pakar komunikasi dan marketing, atau lanjutin terus baca artikel ini karena ada sejumlah trik yang bisa dicontek buat hadapi berbagai situasi dalam hidup.

1. Saat ditanya pacar soal berat badan

via: IMDB
(Sumber: Istimewa)

“Sayang, ngaku deh, aku gendutan atau gak?”

Saat situasi ini menimpa kamu, tetaplah tenang. Jangan jawab “gendut” karena bikin sakit hati. Jangan jawab “kurus” juga karena doi tau kamu ngibul. Dan, jangan jawab “aku engga merhatiin” karena doi bisa ngamuk sebab kamu engga perhatian. Jadi, pakai jawaban singkat-padat, “Engga masalah, deh. Aku tetep suka kamu.” Walau udah tau gombal, tapi setiap cewek tetep bakalan seneng.

2. Saat berhadapan sama orang yang mau bener sendiri

via indianexpress.com
(Sumber: Istimewa)

Menyampaikan kenyataan pada orang yang mau bener sendiri tuh susah minta ampun. Terutama, saat kenyataan itu bikin doi keliatan salah. Memungut saran terlupakan dari forbes.com2011, kamu harus sampaikan kabar buruknya secara privat supaya sifat narsis doi gak rusak di mata publik.

Kalo doi masih ngomel juga, lebih baik ikutin kata-kata mereka dan jangan pernah sampaikan kabar buruk secara langsung. Biar aja kabar itu sampai ke telinga doi dengan sendirinya. Sementara itu, kamu melangsungkan hidup dengan tenang.

3. Saat kamu marah besar

via Istimewa
(Sumber: Istimewa)

Meski orang yang bikin kamu marah itu statusnya memang setara dengan hewan pemakan kotoran atau berbagai jenis hewan dalam kebun binatang, kamu engga perlu jujur dan ungkapin itu ke depan mukanya dengan liur muncrat-muncrat.

Wall Street Journal2011, dengan tegas minta kamu yang pengen ngomel supaya ngajak orang yang mau diomelin berbincang layaknya manusia beradab. “Gue harus ngomong sama lo, nih!” Abis itu, mulailah berdiskusi.

4. Saat kamu kalah suara

via kompas.com
(Sumber: kompas.com)

Misalnya kamu lagi kerja kelompok bikin tugas makalah pelajaran sosiologi. Temen satu kelompok mau bahas soal “pergerakan sosial,” sementara menurut kamu tema “kenakalan remaja” lebih gampang dibahas, menarik, dan bisa bikin kelompok kamu dapet nilai tertinggi.

Daripada buang-buang tenaga meyakinkan mereka yang belum tentu bisa berubah pikiran, terima aja kekalahan kamu. Ikutin aturan main mereka sekuatnya dan kalo kamu gak kuat, kamu selalu bisa minta tolong ke guru, dosen, atau temen yang bersedia untuk tukeran kelompok.

5. Saat kamu (kebetulan) lagi gak becus

via Wall Street Journal
(Sumber: Wall Street Journal)

Contoh kasusnya masih bikin makalah kelompok. Setelah ada yang setuju kamu pindah kelompok, ternyata kerja kamu gak becus karena satu dan lain hal. Daripada kamu jujur mengaku gak kompeten, coba deh jabarin kesulitan yang kamu hadapi sebagai materi makalahnya.

Misalnya: “‘Kenakalan remaja’ terlalu sering terjadi dan melimpah contoh kasusnya dalam masyarakat. Oleh karena itu, tiap kasus perlu dibahas melalui pendekatan yang khusus pula.”

Kalimat ngeles macam itu jelas jauh lebih baik daripada: “Sori, gaes. Gue gak bisa nyari contoh kasus ‘kenakalan remaja’ yang pas buat kelompok ini.” Paham kan? Kamu pasti bisa deh ngembangin jurus ngeles yang sesuai untuk mata pelajaran lain.

6. Saat kamu terkenal

(Sumber: popsugar.com)

Orang terkenal diharapkan memberi contoh positif bagi orang lain. Misalnya kamu jadi artis YouTube, selebgram, atau tenar dengan kondisi lain (aminn), tiap gerak-gerik kamu bakal memberi makna.

Di tengah becandaannya, cracked.com2013, berpesan supaya tiap figur publik untuk punya alasan mulia di balik tindak-tanduk mereka. Contohnya: “Suka banget deh sama aksesoris homemade dari xyz. Aku ngerasa ngebantu industri UKM gitu.” Bilang kayak gitu daripada cuma “Gokil! Suka banget aksesoris ini! #YOLO.”

7. Saat wawancara kerja

via Istimewa
(Sumber: Istimewa)

Bos: “Bagaimana kamu melihat diri kamu sendiri dalam 5 tahun kedepan?”

Kamu: (Dalam hati: Gila! Gue aja udah lupa semua kejadian minggu lalu. Ini lagi disuruh mikir 5 tahun kedepan) “Saya rasa, pada saat itu saya sudah benar-benar paham budaya perusahaan, bisa menjelaskannya dengan baik kepada klien, dan saya yakin saya telah duduk di bangku supervisor kantor ini.”

Bos: *Manggut-manggut dengan hidung kembang-kempis dan mencontreng nama kamu.

Gak ada yang 100% jujur saat wawancara kerjabosque.

Bener, kan? Situasi di atas bikin kamu harus menyamarkan kejujuran jadi sesuatu yang lebih enak didengar tapi engga bohong-bohong banget. Kamu tau situasi lain dan cara mengatasinya? Kasih tau Genmuda.com di bawah dong! (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.