Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Manusia dinilai dari penampilannya. Bahkan orang yang selalu menasihati “Jangan nilai buku dari sampulnya” pasti menilai orang lain dari cara berpakaian dan pembawaan.

Tanpa disadari, penampilan kamu tuh ceritain banyak kesan dan pesan tentang diri kamu sehingga bikin orang lain berekspektasi tertentu. Pernah gak dikira sebagai anak mahasiswa cuma karena kamu naik angkutan umum atau jalan kaki dengan pakaian lusuh dan celana jeans? Itu salah satu momennya.

Selain itu, masih banyak banget loh ekspektasi-ekspektasi orang yang muncul karena tanpa disadari penampilan kamu sampein kesan tertentu ke orang lain. Misalnya, kayak gini.

1. Tampil menarik: “Gue punya banyak bakat, loh”

(Sumber: Istimewa)

Sejak 1920, ada riset yang bilang, penampilan menarik (atau berwajah cakep bawaan lahir) mengesankan seseorang punya banyak bakat. Kayak kata Paulo Coelho di buku Manuskrip yang Ditemukan di Accra, 2014, manusia selalu menghubungkan keindahan sama hal-hal positif lainnya.

2. Murah senyum: “Gue ramah, nih!

via Twitter.com
(Sumber: Twitter.com)

Murah senyum belum tentu menandakan ramah. Bisa aja senyum jadi suatu kewajiban seperti hal yang dialami para kasir, pelayan toko, hingga sopir taksi/ojek online. Kerja di sektor publik mengharuskan doi senyum, padahal belum tentu doi aslinya ramah.

3. Keliatan tinggi: “Gue jago memimpin.”

via: KLHK
(Biro Humas KLHK)

Zaman ketika kepemimpinan dimiliki berdasarkan kekuatan, orang tinggi selalu keliatan lebih kuat daripada orang pendek. Berarti, lebih cocok jadi pemimpin. Setelah evolusi ribuan tahun, alam bawah sadar manusia modern pun masih seperti itu.

Orang tinggi diharapkan punya jiwa pemimpin. Bedanya, zaman sekarang kamu gak perlu jadi tinggi. Cukup punya bentuk wajah atau foto yang bikin kamu terlihat tinggi, kamu bakalan diharapkan jago memimpin.

4. Banyak pakai warna biru denim: “Gue lagi ada masalah, nih”

via IG @baostudio_bykidsplanet
(Sumber: IG @baostudio_bykidsplanet)

Riset psikologis lain bilang, jeans/denim biru cenderung dipilih sebagai OOTD oleh orang-orang yang sedang depresi atau dilanda banyak masalah. Itulah sebabnya para penggemar denim bisa disangka pemurung atau hobi galau.

5. Tampil kasual tanpa lihat suasana: “Meh, I don’t care

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

Penampilan kasual bisa tunjukin sifat masa bodo, terutama kalo jenis outfit itu dipake di saat-saat penting, misalnya saat kondangan, di tempat kerja, atau saat reuni sama temen lama. Padahal, aslinya belum tentu. Bisa aja si pemakai outfit kasual cuma lagi sial karena baju bagusnya belum kering dicuci.

6. Pakai sepatu simpel: “Gue ramah”

via Istimewa
(Sumber: Istimewa)

Namun demikian, alas kaki kasual yang simpel juga menandakan sifat ramah. Pemakai sepatu selip-pakai-langsung jalan diharapkan mudah bergaul dan berceloteh meski sama orang baru. Dengan kata lain, sepatu casual tuh sepatunya anak gaul.

7. Pakai boots: “Lo jual, gue beli!”

©Genmuda.com/2017 TIM
ICC tahun ini juga menghadirkan area pameran sneakers. Berbagai sepatu trendi dan aksesoris kekiniannya tersedia di situ. ©Genmuda.com/2017 TIM

Agresif dan ambisius. Kesan itu yang dimunculin sepatu boots, kecuali boots wellington karet yang identik sama sepatu pekerja konstruksi bangunan.

Itulah 7 kesan yang penampilan kamu ceritain ke orang-orang sekitar. Jadi, kesan apa yang kamu tampilin hari ini, gaes? (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.