Selasa, 8 Oktober 2024

Genmuda – Mahasiswa zaman sekarang pasti sering mengaku diri mereka sebagai “digital natives.” Kebanyakan dari mereka merasa bila materi kuliah dalam bentuk online lebih memudahkan ketimbang materi print out. Tapi, kenyataan berkata lain.

Riset dari University of Maryland Amerika Serikat bilang, berlembar-lembar materi kuliah dalam bentuk print out tuh lebih dipahami mahasiswa daripada materi digital. Kecuali, materinya cuma satu lembar bacaan doang.

Penelitiannya dilakuin dengan meminta sejumlah mahasiswa membaca materi print out dan digital. Kemudian, masing-masing ditanya ini-itu buat mengecek pemahaman mereka terhadap materi.

Meski pada bilang kalo bahan online lebih mudah dipahami, periset berkata bahwa mahasiswa lebih mudah menyerap materi dari bahan print-out macam buku atau malalah. Ini sebabnya:

1. Scroll adalah gangguan

via lifehack.org
(Sumber: lifehack.org)

Tiap kali scroll halaman, tiap itu pula konsentrasi mahasiswa buyar. Mereka harus mencari titik terakhir yang dibaca, kemudian ngumpulin konsentrasi lagi untuk membaca lanjutannya. Hal itu gak terjadi saat membaca materi cetakan.

2. Kelelahan akibat menatap layar terang

via: Google
(Sumber: Istimewa)

Kecenderungan lain saat membaca tulisan online adalah keterburu-buruan. Cahaya layar membuat mata lelah sehingga tanpa disadari bikin para pembaca ingin cepat menyudahi menatap layar. Akibatnya, gak semua informasi bisa ditangkap sempurna.

3. Bahan online gak bisa dicorat-coret

Via Tumblr
(Sumber: tumblr.com)

Bahan kuliah dalam bentuk cetakan bisa digarisbawahi, ditandai dengan label, atau dicorat-coret untuk menampung pemikiran mahasiswa. Menurut peneliti, interaksi macam itu yang membantu para mahasiswa lebih cepat memahami materi kuliah.

4. Banyak aplikasi pengganggu konsentrasi

©Genmuda.com/2016 TIM
©Genmuda.com/2016 TIM

Aplikasi medsos, game, video, dan musik tinggal dibuka dengan beberapa kali sentuhan layar. Pancingan-pancingan itu yang akhirnya mengganggu konsentrasi. Niat awalnya mau baca, ujung-ujungnya malah kepoin Instastory.

Intinya, belum semua mahasiswa bisa manfaatin bahan kuliah dalam bentuk online secara optimal. Cuma mahasiswa yang bisa jaga konsentrasi aja yang mampu memahami materi online sedalam mahasiswa lain memahami materi dalam bentuk cetak.

Kalo menurut Genmuda.com sih ini artinya para mahasiswa lagi berada pada masa peralihan. Karena baru aja beralih dari membaca bahan cetakan, kebanyakan mahasiswa belum sepenuhnya terbiasa baca bahan online. Pada akhirnya nanti, sih, bahan online bakalan gampang-gampang aja dipahami.

Menurut lo gimana? Lo mahasiswa jenis yang mana? Jangan lupa tinggalin komentar di bawah ini, ya. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.