Jum'at, 26 April 2024

Genmuda – Waspada kalau ngelihat foto palsu yang ngehina raja Thailand muncul di timeline Facebook kamu, Kawan Muda. (Engga) sengaja nge-like, kamu bisa kena masalah besar loh!

Seorang pria di Thailand harus ngehadapin hukuman penjara sampai 32 tahun setelah nge-like sebuah foto Raja Bhumibol Adulyadej yang udah di-Photoshop. Pria berusia 27 tahun bernama Thanakorn Siripaiboon itu juga dituduh udah ngebagiin infografis atas skandal korupsi Rajabhakti Park.

FYI, siapapun yang ngehina sang raja — yang kini berusia 88 tahun — bakal dapat hukuman di Thailand. Orang tersebut harus ngehabisin waktu hingga 15 tahun di balik jeruji untuk setiap tuduhan yang diterima. Kurang lama gimana coba tuh masa tahanannya, Kawan Muda?

Pada tanggal 2 Desember, ia [Thanakorn] mengklik tautan ‘like’ pada foto palsu dari sang raja dan membaginya dengan 608 temannya. Ia berada di bawah tahanan militer. Ia kini dalam kondisi yang baik,” kata Kolonel Burin Thongprapai, petugas hukum Dewan Penjaga Ketertiban dan Perdamaian Nasional Thailand.

Dakwaan semacam itu pun udah jadi lebih umum sejak kekuasaan di Thailand dipegang oleh tentara tahun lalu. Engga tanggung-tanggung, dua orang udah sampai meninggal saat berada di tahanan dalam dua bulan terakhir setelah dikenai tuduhan lese majeste (ngehina seorang raja atau penguasa).

Bukan cuma itu, Human Rights Watch juga bilang kalau penjara militer rahasia udah jadi “sebuah standar baru nasional” di Thailand. Thai Lawyers for Human Rights, kelompok yang ngasih bantuan hukum ke Thanakorn, bahkan sama sekali engga tahu di mana pria itu ditahan.

Well, kalau di Indonesia, kamu mungkin masih ingat sama kasus Muhammad Arsyad Assegaf, pemuda tukang tusuk sate yang sempat ditahan gara-gara diduga udah ngehina Presiden Jokowi di Facebook. Meski engga sampai dihukum berpuluh-puluh tahun penjara kayak Thanakorn, pemuda berusia 24 tahun lulusan SMP itu tetap aja udah sempat bikin geger penduduk satu Indonesia.

Muhammad Arsyad (Kompas.com/Adysta Pravita Restu)

Sekidar ngingetin aja, Arsyad ditangkap di rumahnya di Ciracas, Jakarta Timur pada 23 Oktober 2014. Saat itu, Arsyad lagi tidur dan empat polisi tanpa seragam masuk ke rumahnya sambil nunjukin surat penangkapan serta gambar-gambar di telepon seluler.

Arsyad ditahan dengan tuduhan utama ngelanggar pasal pornografi No 44 tahun 2008 tentang pornografi. Doi dikenai pasa‎l 310 dan 311 KUHP tentang penghinaan secara tertulis. Pihak Polri cuma nyita 1 barang bukti, yaitu akun Facebook atas nama “Arsyad Assegaf (anti Jokowi)”.

Seminggu berlalu, Mursyidah, ibu Arsyad, beserta suaminya, Syafruddin, pun ketemu Presiden Jokowi dan istrinya, Iriana Widodo pada 1 November 2014. Di pertemuan itu, Pak Jokowi bilang kalau beliau udah sepenuhnya maafin Arsyad dan ngejamin penangguhan penahanannya. Ibu Mursyidah juga nerima sejumlah uang sebagai modal usaha dari Ibu Iriana.

Hingga akhirnya, Polri ngasih penangguhan penahanan ke Arsyad dengan beberapa pertimbangan pada 3 November 2014. Meski begitu, doi tetap dapat sanksi sosial dari warga di lingkungan tempat tinggalnya. Proses hukum pun masih tetap berlangsung.

Nah, kalau ngelihat kasus Thanakorn dan Arsyad, lagi-lagi kepekaan dan kebijaksanaan kamu sebagai pengguna media sosial memang sangat dibutuhin di jaman seperti sekarang ini. Ngikutin yang lagi tren memang boleh-boleh aja, asal jangan sampai kamu malah terjerumus sama hal-hal yang bisa ngerugiin kamu maupun orang-orang di sekitar kamu.

Kamu mungkin bisa aja engga bermaksud buat nge-like atau ngebagiin konten-konten yang berpotensi nimbulin masalah. Tapi, belum tentu orang lain juga ngelihat hal yang sama. So, kalau masih punya dunia nyata, jangan keasyikan di dunia maya ya, Kawan Muda! (sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer