Genmuda – Apa yang ada dibenak kamu kalo seorang anak kecil bilang mau jadi handphone? Engga mungkin sedih, pasti kedengerannya lucu! Emang lucu sih Kawan Muda, awalnya, tapi pasti pandangan kamu berubah habis denger cerita yang satu ini.
Cerita tentang anak kecil ini lagi hits banget di dunia, terutama di Jepang. Langsung aja kamu baca kisahnya yang udah Genmuda.com terjemahin buat Kawan Muda.
Aku Ingin Menjadi Handphone
Pada suatu malam, seorang istri dan suaminya baru saja menyelesaikan makan malam dan kemudian mereka duduk di ruang tamu bersama-sama.
Sang istri berprofesi sebagai seorang guru di taman kanak-kanak, ia sibuk memerika tugas anak didiknya yang ditugaskan untuk menulis sesuatu yang mereka impi-impikan. Engga lama kemudian suaminya bergabung di ruang tamu sambil mainin hp, setelah kerja keras seharian.
Setelah memeriksa seluruh tugas muridnya, ia sadar ternyata ada yang satu yang tertinggal. Isinya,
“Aku bermimpi bisa jadi handphone. Aku pengen banget jadi handphone karena Mama dan Papa sayang banget sama handphone mereka.
Mama dan Papaku setiap hari cuma merhatiin handphone mereka, sampai terkadang mereka lupa sama aku.
Kalo Mama dan Papa udah pulang kerja, mereka ngabisin waktunya sama handphone, bukan aku. Udah dirumah, walaupun lagi sibuk ngurusin sesuatu, kalo handphone-nya bunyi, mereka langsung buru-buru ambil. Tapi mereka engga ngelakuin hal itu ke aku kalo aku lagi nangis.
Mama dan Papa main game sendiri dari handphone, engga ngajak aku. Kalo mereka lagi ngobrol di telepon, aku mau ngasih liat nilai ujianku yang bagus, mereka malah nyuruh aku pergi karena lagi ngobrol.
Itulah kenapa aku pengen banget jadi handphone. Aku berharap Mama dan Papa merhatiin aku kalo aku jadi Handphone.”
Setelah membaca tulisan itu, sang istri menangis. Suaminya bertanya apa yang membuatnya menangis, dan istrinya ngasih liat tulisan anak kecil itu. Dengan cepat sang suami baca dan nanya siapa murid yang menulis ini.
Sang istri bergegas ngeliat kolom nama murid yang disediain. Setelah tau, dia malah tambah nangis.
“Ini bukan tulisan muridku” Jawab sang istri. “Ini tulisan dari anak lak-laki kita” *tissue mana tissue
Kejadian di atas kayaknya berhasil mukul orang tua di dunia dan kita secara umum. Hidup di era modern yang mengharuskan kita engga jauh dari handphone, apalagi tinggal di Negara yang mobilitasnya tinggi. Akhirnya, ngebuat kita jadi mengabaikan hal-hal kecil di sekitar yang mungkin berdampak bagi seseorang. Ironis.
Cerita ini mengajarkan kalo anak kecil itu selalu memperhatikan segala hal, bahkan ketika mereka diabaikan. Hal ini bisa jadi luka buat mereka seumur hidup. Satu poin yang bisa kita ambil, letakan handphone kamu dan mulai perhatikan lingkungan sekitar. Jadilah manusia modern yang hidup lebih manusiawi. (sds)