Senin, 7 Oktober 2024

Genmuda – Kendati udah bertaraf internasional, Jazz Gunung Bromo 2017 engga lupa daratan. Acara hari keduanya, Sabtu (19/8) berisi banyak lagu Nasional dan daerah. Konsernya jadi Indonesia banget.

Sono Seni Ensembles yang manggung pertama emang beranggotakan dua orang asing, salah satunya adalah John Jacobs, musisi Inggris yang cinta keroncong. Bahkan Jacobs juga sampai menulis lagu jazz-keroncong ala doi dan membawakannya.

Lebih Indonesianya lagi, Jacobs dateng naik sepeda dari Inggris ke Solo, markasnya Sono Seni Ensembles. Sama aja kelakuannya kan kayak orang Indonesia yang bersepeda dari Tanah Air ke Negeri Paman Sam.

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

Setelah itu, Dira Sugandi naik panggung bareng Sri Hanuraga Trio beranggotakan Aga pada kibor, Kevin Yoshua pada bass, dan Elfa Zulham pada drum). Mereka berempat bawain lagu-lagu nasional dan tradisional yang diaransemen ulang. Di sela-sela nyanyi, Dira berharap kalo generasi muda Indonesia gak ngelupain lagu-lagu Indonesia meski hobi dengerin lagu asing.

Dira Sugandi turun panggung ketika matahari baru sepenuhnya tenggelam. Waktu senja itu pun dimanfaatin sebagai waktu break istirahat sekalian beribadah. Gak lama setelah acara dimulai, Indra Lesmana langsung nyuguhin lagu-lagu instrumental keren ala doi.

Kemudian, band paling rusuh naik panggung. Ring of Fire Project feat Soimah san Idang Rasjidi tampil sempurna. Sempurna gilanya. Gimana engga. Jazz yang biasanya elegan mereka tampilin jadi jazz penuh lawak yang kawin-silang sama aliran musik dangdut dan campur sari.

Terakhir, acaranya diturup sama Glenn Fredly dengan sangat asik. Semua penonton bergoyang dan nikmatin beat-beat seru band pengiringnya. Jazz Gunung Bromo pun berakhir pecah sepecah-pecahnya.

Apa kata pejabat daerah?

©Genmuda.com/2017 TIM
©Genmuda.com/2017 TIM

Jazz Gunung Bromo hari kedua juga ditonton sama Bupati Probolinggo Puput Tantriana Sari. Di sela-sela penampilan, beliau naik panggung untuk mengutarakan dukungannya ke Jazz Gunung Bromo tahun depan dan seterusnya. Setelah itu, beliau kembali ke bangku VVIP dan jogat-joget lagi.

Kesuksesan acara ini terbukti dari meningkatnya jumlah pengunjung yang dikira-kira totalnya jadi 2.000 orang. Bangku VIP depan panggung ditambah 24 bangku sementara penonton tribun festival sampai ada yang gak kebagian duduk.

Jadi kalo kamu ngelewatin Jazz Gunung Bromo tahun ini, gak ada salahnya buat nabung dari sekarang. See you next year!

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.