Selasa, 8 Oktober 2024

Genmuda – Ada banyak banget tantangan mengelola lembaga yang merupakan gabungan beberapa lembaga. Contohnya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yang adalah dua kementerian berbeda era sebelum Presiden Joko Widodo.

Permasalahan pertama adalah soal berbenah birokrasi. Kedua, soal beban kerja satu kementerian (terutama menterinya) yang bertambah padat dan luas. Ketiga, soal pelaksanaan di lapangan serta kemitraan terhadap pihak terkait.

Di antara beban kerja seperti itu, Menteri LHK Siti Nurbaya Bakar justru peroleh apresiasi positif dari Pimpinan Komisi VII DPR RI Herman Khaeron saat Evironmental Outlook 2018 di Jakarta, Senin (15/1). Kerjanya dinyatakan berhasil.

Titik api berkurang

via: Google
(Sumber: Istimewa)

Indikator pertama keberhasilan Menteri Siti dilihat dari jumlah titik api (hotspot) yang berkurang signifikan. Dalam dua dekade terakhir tahun 2017 merupakan tahun Indonesia mengurangi masalah kebakaran hutan dan lahan, menurut Herman.

“Itu tidak serta merta. Bagi Komisi VII, itu adalah prestasi KLHK,” ungkapnya dalam acara tersebut.

Optimal meski minim anggaran

via greenpeace.org
(Sumber: greenpeace.org)

Sepanjang 2017, KLHK mendapat anggaran sebesar 7 triliun rupiah buat mengatasi berbagai problem lingkungan hidup dan kehutanan, serta menjalankan berbagai kegiatan harian kementerian.

Kalo dibagi 124 juta hektar kawasan hutan dan lingkungan hidup, angka 7 triliun dinilai kecil. Setelah dikurangi kebutuhan operasional 1 triliun, rata-rata satu hektar hanya punya bujet pengelolaan sebesar 45 ribu – 50 ribu rupiah.

Langkah awal yang tepat

©Genmuda.com/2017 TIM
Peserta diskusi bertakuj “Mendekatkan KLHK” di Jakarta, Selasa (12/12). ©Genmuda.com/2017 TIM

Herman pun memuji Menteri Siti karena ngadain kegiatan yang belau hadiri saat itu, yaitu diskusi terbuka dengan berbagai elemen masyarakat. Acaranya diapresiasi tinggi.

Menurut Herman, diskusi terbuka awal tahun selain menjadi refleksi juga beri dasar dan pondasi kuat dalam nentuin arah kerja kementerian sepanjang tahun. Selain itu, juga supaya program kerja lebih tajam dan manfaatnya lebih dirasa masyarakat.

Terstruktur dan terkonsep

via setkab.go.id
Menteri Siti diwawancarai media. (Sumber: setkab.go.id)

Secara garis besar, capaian tersebut diperoleh lantaran Menteri Siti mengelola berbagai divisinya dengan terstruktur dan terkonsep. Sehingga, engga ada sepeser rupiah pun yang terbuang sia-sia.

”Tidak mudah menjadi Menteri LHK dengan tugas berat, dan anggaran terbatas. Tapi capaian kinerjanya berada di jalur yang benar, bagus dan baik, serta terukur,” ungkap Herman.

Beliau melanjutkan, “Saya apresiasi dan beri penghargan yang tinggi kepada Menteri LHK, dengan kunci indikator tadi. Diharapkan fokusnya jangan hanya sampai 2018 saja, tapi sampai jauh ke depan. Yakin Komisi VII mendukung.”

Pada akhir kesempatan berbicara, beliau berpesan supaya segala kegiatan kelestarian lingkungan juga harus libatin generasi muda. Itu harus dilakuin sebagai bentuk tanggung jawab terhadap masa depan lingkungan Indonesia. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.