Kamis, 12 Desember 2024

Genmuda – Jadi Jomblo gak selamanya enak. Biarpun bebas ngelakuin apa aja, tapi gak sedikit jomblo yang terjebak dalam zona nyaman mereka. Itulah sedikit gambaran dari film terbaru Gading Marten dan Della Dartyan yang berjudul “Love for Sale”.

Dalam konferensi pers di salah restoran di Jakarta, Rabu (7/3), kedua pemeran utama itu ditemenin juga sama sutradara, Andibachtiar Yusuf, penulis naskah, M. Irfan Ramli, produser, Chicco Jerikho, dengan sejumlah kru dan pemain lainya.

Mereka semua juga ngobocorin hal-hal menarik di balik layar dari film komedi romantis itu. Biar kamu penasaran langsung deh, baca aja artikel ini sampe kelar.

Tema filmnya pas sama kehidupan sehari-hari dan orang banyak

©Genmuda.com/2018 TIM
©Genmuda.com/2018 Liki

Diakui oleh Chicco, saat tahun pertama kali Bang Ucup, –sapaan Andibachtiar Yusuf, ngasih naskah filmnya ke dia dan Angga Dwimas Sasongko, kedua produser itu ngerasa kalo sosok Richard, —yang diperanin sama Gading, sangat deket sama kehidupan sehari-hari.

“Ceritanya filmnya berbeda dan relevan. Kita banyak banget bisa nemuin jomblo-jomblo kayak Richard. Dan filmnya juga nyimpen kritis sosial yang tajam juga.” kata Chicco yang udah tiga kali memproduseri film layar lebar.

Debut Gading sebagai pemeran utama

Nama Gading Marten mungkin udah gak asing lagi buat kamu. Tapi lewat film “Love for Sale” inilah suami Giselle itu dipercayai sebagai pemeran utama. Menurut Bang Ucup, dari awal pembuatan cerita film ini dibuat ia dan Irfan udah ngerasa kalo Gading merupakan sosok yang paling pas.

“Kayaknya Gading jadi jomblo tuh keren aja.” kata Bang Ucup.

Chicco juga nambahin kalo ia dan Angga ingin memberikan warna baru buat film “Love for Sale.”

“Menurut gue boring (aktor yang itu-itu aja), kita perlu sekali-kali liat sosok Gading main serius.”

Tantangan berat Gading dan Della

©Genmuda.com/2018 Liki
©Genmuda.com/2018 Liki

Walau udah sering dapet peran di film komedi, di film ini Gading dituntut buat ngubah penampilannya jadi cowok berusia 41 tahun. Selain dari segi makeup, doi juga dituntut buat naikin berat badan supaya penampilannya perannya makin pas.

“Selain gue harus berkolor dan berkutang, gue kan juga baru sekali ada ‘love scene’. Dan itu gak segampang keliatannya.” kata Gading sambil diselingin banyolan tentang sulitnya meminta izin dari sang istri.

Gak jauh beda sama Gading, Della mengiyakan jika adegan ‘love scene’ adalah salah satu tantangan dalam film debutnya ini. Namun kesulitan utama cewek yang sering nongol di acara adventure ini adalah perannya sebagai Arini sangat berbanding terbalik sama kepribadiannya yang tomboy.

“Arini kan cewek banget, sedangkan karakter itu agak berbeda banget sama aku. Butuh waktu sebulan buat ngedalemin peran Arini. Aku juga belajar pake rok.” imbuh Della.

Soundtrack filmnya dipilih pas sutradaranya makan Cendol

Saat Genmuda.com tanya terkait alasan lagu jadul “Hidupku Sunyi” yang dipilih sebagai soundtrack dan juga scoring di banyak adegan film “Love for Sale”, Bang Ucup ngaku kalo lagu itu justru pas banget buat orang kesepian kayak Richard. Doi nambahin kalo ide lagunya muncul secara spontan saat doi dan Irfan lagi makan cendol di pinggir jalan.

“Kita cari tema lagu orang yang kesepian, sebenernya ada lagu baru dari Band Bandung. Tapi pas lagi makan cendol di pinggir jalan sama Irfan tiba-tiba dengerin lagu itu kayaknya pas aja.” kata Bang Ucup.

Terlepas dari itu semua, Bang Ucup justru memberikan kebebasan kepada music directornya buat ngembangin lagu jadul itu mengikuti suasana hati seorang Richard. “Jadi semua gue bebasin, pokoknya si lagu (Hidupku Sunyi) itu mau dibuat akapela atau cuma melodi aja, yang penting itu selalu ada di tiap scene.”

Film “Love for Sale” akan mulai tayang mulai tanggal 15 Maret 2018. Sedangkan gala premiernya baru akan tayang pada Rabu (7/3), di CGV Grand Indonesia. Kamu masih penasaran? Tungguin aja review Genmuda.com besok.

Comments

comments

Saliki Dwi Saputra
Penulis dan tukang gambar.