Jum'at, 29 Maret 2024

Genmuda – Aksi teror kembali guncang Indonesia sejak masuk pertengahan Maret 2018. Peristiwa itu diawali Insiden kerusuhan bersenjata oleh oknum tahanan di Mako Brimob Depok, dilanjutin insiden bom Surabaya.

Secara singkat, insiden di Mako Brimob dimulai saat terjadi kericuhan pembagian makanan. Kesempatan itu dimanfaatin oknum teroris buat merebut senjata aparat dan berusaha menguasai rumah tahanan.

Gak sampai seminggu berselang, bom meledak di tiga gereja, satu rumah susun, dan Markas Polrestabes di Surabaya antara 13 dan 14 Mei. Itu adalah kejadian nyebelin yang mengganggu akhir pekan indah.

Netizen merespon berbagai peristiwa sama berbagai kegiatan sosial dan berbagai postingan bela sungkawa di media sosial sambil memendam emosi ke gembong terorisnya.

Untuk membalas serangan gak bertanggung jawab itu, sebaiknya Kawan Muda ikuti saran dari para pemikir dunia. Rangkumannya ada di bawah ini, kok.

1. “Terrorism is the war of the poor”

via dur.ac.uk
Sir Peter Ustinov. (Sumber: dur.ac.uk)

Sepanjang hidup, Peter Ustinov sebal sama terorisme. Pada salah satu kesempatan, aktor Inggris kelahiran 1921 – 2004 itu pernah bilang dengan nyinyir, kalo terorisme adalah perangnya orang-orang miskin.

Meski diperdebatkan, sebenernya ungkapan itu ada benarnya juga. Orang miskin yang sedang galau karena nasib atau lagi nyalah-nyalahin orang lain atas kemiskinannya adalah salah satu target untuk direkrut sebagai anggota teroris tertentu, menurut penelusuran CNN Indonesia.

Kalo kamu mau, kamu bisa berantas terorisme dengan beratas kemiskinan di sekitar tempat tinggal kamu, gaes.

2. “Terrorism can be challenged through moral courage”

via thewire.in
Asma Jahangir. (Sumber: thewire.in)

Aktivis kemanusiaan Pakistan, Asma Jahangir pernah ngomong, “Silakan saja berantas terorisme dengan otot semata. Tapi, terorisme yang mengatasnamakan agama hanya bisa dilawan dengan keberanian dan moral yang baik.”

Intinya, Kawan Muda perlu bijak menyikapi kejadian ini. Inget, bahwa agama di alam semesta TIDAK PERNAH memerintah umatnya buat menjahati orang lain. Aksi teror adalah aksinya para asshole pelangar hukum.

3. “Terorisme di Surabaya bukan masalah agama”

via kompas.com
(Sumber: kompas.com)

Senada kayak makna di balik ungkapan Asma Jahangir, Uskup Keuskupan Agung Jakarta Ignatius Suharyo menegaskan di Jakarta, 14 Mei, “Terorisme di Surabaya bukan masalah Agama.”

Jadi, stop menyangkut-pautkan teror di Surabaya dengan urusan agama A vs agama B. Itu malah bikin suasana makin panas. Sekali lagi Genmuda.com tegasin bahwa aksi teror adalah kelakuan para asshole teroris.

4. “If we destroy human right and rule of law in the response to terrorism, they have won”

via blog.ted.com
(Sumber: blog.ted.com)

Joichi Ito, Direktur Laboratorium Media di Massachusetts Institute of Technology (MIT) AS punya pemikiran yang unik. Menurut dia, terorisme akan menang bila kita balas dendam dengan semena-mena.

“Bila kita mengesampingkan hak asasi manusia dan hukum untuk merespon tindak terorisme, artinya para teroris benar-benar menang,” tegasnya. Jadi, jangan balas kejahatan dengan kejahatan, gaes.

5. “With guns you can kill terrorists, with education you can kill terrorism”

via lindau-nobel.org
Malala Yousafzai, peraih Nobel Perdamaian 2014. Waktu itu usianya masih 17 tahun. Dia dinobatkan Nobel Perdamaian karena upayanya membela hak anak-anak yang jadi korban perang. (Sumber: lindau-nobel.org)

Lebih jelas dari ungkapan Joichi Ito, Malala Yousafzai punya solusi lebih jitu yang bikin doi memeroleh Nobel Perdamaian. Menurut dia, “Senjata bisa membunuh teroris tapi pendidikan lah yang memberantas terorisme.”

Kamu mau melawan teroris? Belajar tinggi-tinggi lalu ajarin orang terdekat supaya dia engga terjerumus ke dalam buju-rayu gembong teroris.

Yuk, lah kita sama-sama lakuin sara para pemikir di atas supaya Indonesia lebih baik lagi. Jangan lupa kita dukung terus upaya Pemerintah Indonesia memberantas terorisme dan ikuti qoutes pemungkas dari Christiano Ronaldo.

“I’m not going to change the world. You are not going to change the world. But we can help. We can all help,” –  Christiano Ronaldo

(sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.