Senin, 29 April 2024

Genmuda – Beberapa hari yang lalu, anggota DPRD DKI Jakarta mendatangi ruang kerja Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), karena Pak Ahok menolak peningkatan uang makan dan transportasi sebesar Rp 2 juta sehari buat anggota dewan kita. Mengetahui hal itu, masyarakat pun ikut bereaksi.

Permintaan kenaikan uang makan dan transportasi lokal hingga Rp 2 juta per hari ini dibuat oleh DPRD DKI Jakarta setelah menggelar rapat tertutup bersama Sekretariat Dewan, sebelum nantinya meminta persetujuan ke Gubernur. Tapi, Pak Ahok yang ternyata udah mendengar usulan itu langsung mengeluarkan reaksi gak setuju. “Itu kita enggak mungkin kasih. Makanya saya enggak tahu, saya belum dapat laporan,” ujar Pak Ahok, Senin (14/12) lalu seperti dikutip Liputan 6.

Nah begitu tau kalau Gubernurnya gak setuju, anggota dewan tersebut langsung gak terima. Para anggota dewan yang dipimpin Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Muhammad Taufik mengatakan, “Enak aja ditolak, dia enggak tahu kita nombok terus,” ujar Pak Taufik.

Selain itu, Pak Taufik juga bilang kalau uang makan yang sekarang berjumlah Rp. 470.000 gak cukup buat menutupi keperluan para anggota dewan. “Itu kan ada uang transport lokal, uang makan, itu ada di dalam situ. Kalau dari bandara ke rumah, dari hotel ke tempat pertemuan berapa (habisnya) bolak balik. Kan nggak mungkin makan di warung Tegal (warteg),” katanya.

DPRD juga meminta kenaikan uang makan berdasarkan SK (Surat Keputusan) Kemendagri (Kementerian Dalam Negeri) yang baru. Menurut Pak Taufik lagi, udah 12 tahun biaya perjalanan dinas gak pernah naik. Sekarang karena udah ada keputusan Mendagri, mereka (para anggota Dewan) pun menyesuaikan nilai kenaikan dengan kemampuan keuangan daerah.  “Rp 470 ribu cukup apa sehari gue buat makan? Makan lobster aja nggak bisa,” jelas Pak Taufik.

Menanggapi logika para anggota dewan ini, bukan Pak Ahok aja yang bengong dan gak setuju, tapi juga masyarakat. Kemarin, banyak beredar meme-meme yang nyindir DPRD dengan menyertakan foto makan di warteg. Dengan hashtag #makandiwarung, udah ratusan netizen yang ikut-ikutan meng-upload foto mereka, sambil nulis caption yang lucu-lucu (sekalian nyindir) buat bapak-bapak dewan yang terhormat tersebut.

Kenapa sih kita (dan banyak orang lainnya) gak bisa setuju dengan permintaan DPRD DKI Jakarta untuk menaikkan uang makan beliau-beliau sampe Rp 2 juta sehari? Ini dia beberapa alasannya.

 

  1. Rp 2 juta satu hari buat makan = gak realistis
(Sumber: tribunnews.com)

Walaupun para anggota dewan *mungkin* gak mau makan di warteg, gak mungkin juga kok biaya buat makan mereka dalam satu hari bisa nyampe 2 juta rupiah. DUA JUTA LOH GUYS, cuma buat makan dan transport? Gak realistis abis. Gini, gini, kenapa gak realistis? Coba Pak Taufik itung-itung lagi, kalaupun Pak Taufik mau makan sepuasnya di tempat yang sehat, nyaman, enak, dan berkelas, banyak restoran-restoran all you can eat nyediain paketan yang harganya cuma kurang lebih Rp 200 – 300 ribu kok. Kalau Pak Taufik bolak-balik tiga kali ke restoran itu aja cuma ngabisin kira-kira Rp 600.000 kok. Atau kalau mau lebih hemat lagi, disitu, Pak Taufik bisa sekalian makan pagi, siang, sampe malem sambil rapat.

Terus, biaya itu udah masuk biaya transportasi? Bapakku sayang, naik taksi Jakarta – Bogor aja cuma Rp 300 ribuan kok, gak nyampe dua juta. Ngisi bensin mobil dinas sampe tangki nya jebol juga gak nyampe jutaan, kecuali Bapak emang bawa metromini. Dan kalau mau lebih hemat lagi plus sehat, jalan kaki kemana-mana bisa jadi alternatif lain loh.

  1. Pake uang rakyat
(Sumber: jak-tv.com)

Dear bapak-bapak wakil rakyat yang terhormat, bapak tau gak kalau uang yang bapak gunain itu tuh hasil dari jerih payah rakyat yang katanya bapak “wakilin”? Kalau rakyatnya aja masih susah buat makan tiga kali sehari dan harus banting tulang cuma buat sesuap nasi, apa bapak gak malu seneng-seneng dan foya-foya pake uang mereka?

  1. 12 taun uang perjalanan dinas gak naik? Puluhan tahun banyak rakyat yang masih miskin
(Sumber: liputan6)

Bapak-bapak ngeluh uang perjalanan dinas gak pernah naik selama 12 tahun? Gimana rakyat yang udah milih bapak dengan janji-janji manis buat mengubah nasib mereka. Ada gak perubahan yang udah diterima para pemilih bapak, setelah bapak duduk di kursi yang empuk dan nyaman itu? Baru aja 12 tahun uang perjalanan dinas gak pernah naik Pak, gimana perasaan orang-orang yang puluhan tahun hidupnya, turun-temurun masih aja hidup gak layak?

  1. Makan di warteg gak dosa

“Kita kan gak mungkin makan di warteg.” Emangnya ada masalah apa Pak, kalau makan di warung? Ada gak sih undang-undang yang ngelarang para pejabat buat makan di warung, atau kalau makan di warung, Bapak bisa dapet dosa? Yang ada tuh cuma gengsi Bapak yang selangit aja. Mentang-mentang statusnya pejabat, warung bukan level nya bapak lagi ya? Apa gak inget Pak, dulu sebelum sukses, bapak-bapak pernah makan di warteg dan ngutang tiap bulan?

  1. Lobster bisa bikin kolesterol
(Sumber: ft.lk)

Atas nama cinta dan kasih sayang kami ke bapak-bapak yang terhormat, kita mau ngingetin aja kalau sesungguhnya keinginan bapak buat makan lobster tuh gak baik loh buat diri bapak sendiri. Kenapa? Soalnya, walaupun enak dan MAHAL, tapi lobster mengandung kolesterol yang tinggi banget dan gak baik buat para pengidap penyakit jantung. Tuh pak, di usia bapak-bapak yang semakin rentan akan penyakit, mendingan mulai konsumsi makanan yang sehat, kayak sayur-sayuran dan banyak makan buah. Bahaya loh pak! Udahan dulu ah nyinyirnya. (sds)

Comments

comments

Ratu Rima
Forever needs: Foods. Cafe latte. Holiday. Writing. BIGBANG. and... You ♥