Genmuda – Dalam hitungan hari, film ‘Surat dari Praha’ bakal tayang di bioskop Tanah Air. Film tersebut merupakan karya terbaru dari sutradara Angga Dwimas Sasongko.
Visinema Pictures bekerja sama dengan Tinggikan Production dan 13 Entertainment serta didukung oleh Torabika Creamy Latte dan Permen Kis rencananya bakal ngerilis film ‘Surat dari Praha’ di hari Kamis (28/1) ini. Dibuat sebagai retrospektif Angga terhadap 20 tahun Glenn Fredly berkarya di industri musik, film romantis itu bakal bertutur soal kesetiaan, ketabahan, serta perjuangan hidup dan cinta.
Nah, sebelum kamu nonton ‘Surat dari Praha’, mending kamu kepoin dulu beberapa faktar menarik seputar film tersebut yang udah terungkap di acara jumpa pers di Alegro Epiwalk, Jakarta, Senin (25/1). Berikut ini Genmuda.com udah pilihin 7 di antaranya, yang wajib banget kamu tahu:
- Risetnya bertahun-tahun
Buat bisa ngehasilin ‘Surat dari Praha’, Angga dan krunya ternyata udah ngehabisin waktu sampai 3 tahun loh buat ngelakuin riset, Kawan Muda. “Ini proses yang terjadi di tengah film ‘Cahaya dari Timur’,” kata Ipang selaku penulis skenario film tersebut.
- Pemainnya dipilih langsung
Empat pemain utama ‘Surat dari Praha’ engga dipilih lewat casting, tapi didekati secara personal karena Angga yakin mereka pas banget buat meranin tiap tokoh yang ada. Angga bahkan bilang ke Genmuda.com kalau doi mungkin engga bakal bikin ‘Surat dari Praha’ kalau Tyo Pakusadewo engga bisa ikut main.
“Saya selalu bilang sama teman-teman, naskahnya Ipang ini bisa siapa aja sutradaranya. Tapi, yang main harus Tyo Pakusadewo, Julie Estelle, Widyawati, dan Rio Dewanto. Kami dekati mereka satu-satu,” ujar Angga.
- Pertemuan dengan mantan mahasiswa ikatan dinas (MAHID) di Praha
Spoiler dikit, di ‘Surat dari Praha’ nanti bakal ada adegan Jaya (Tyo Pakusadewo) yang lagi nge-jam dan ngobrol bareng beberapa temannya di rumahnya. FYI, yang meranin teman-teman Jaya itu engga lain dan engga bukan adalah 3 dari 12 mantan MAHID yang masih hidup dan tinggal di Praha sampai sekarang, yaitu Roni Marton, Bismo Gondokusumo, dan Yono.
“Pas kita riset, yang paling sulit memang mencari kontak mereka. Kebetulan, tetangga produser kita di Praha itu ibu-ibu yang suka ikut senam Taichi. Senam itu senamnya komunitas MAHID. Setelah itu kami pulang pergi Praha lumayan sering. Kami jadi punya bapak asuh sendiri di Praha,” jelas Angga.
- Kisah Om Roni, Om Bismo, dan Om Yono
Sorry nih, Kawan Muda, tapi lagi-lagi harus ada spoiler di antara kita. JSYK, dialog Jaya soal beliau yang cuma dapat 2 kata pas ortunya meninggal ternyata terinspirasi dari kisah Om Yono. Sebaliknya, kisah cinta Jaya justru terinspirasi dari kisah cinta Om Bismo dan mantan tunangannya di Bali.
Sementara itu, Om Roni yang kebetulan hadir di acara jumpa pers sempat ngungkapin gimana perasaan beliau dan rekan-rekannya ketika diajak main film oleh Angga. “Kami ini ‘kan amatir, jadi kami takut. Apa yang harus kita perbuat nanti? Kami ‘kan udah tua, jadi untuk menghafalkan teks kami sulit. Tapi, Angga kemudian minta kami untuk bicara saja,” tutur beliau.
- Pemilihan lagu-lagu Glenn Fredly
Dari yang semula katanya ‘Surat dari Praha’ cuma nampilin 2 lagu Glenn, ujung-ujungnya ternyata malah nambah lagi jadi 4. Lagu-lagu tersebut adalah ‘Sabda Rindu’, ‘Nyali Terakhir’, ‘Untuk Sebuah Nama’, dan ‘Menanti Arah’. Keempat lagu itu pun dipilih karena berbagai alasan berbeda.
“‘Sabda Rindu’ secara lirik sangat klasik. Ketika lirik-lirik ‘Sabda Rindu diciptakan oleh Jaya, itu sangat masuk akal. ‘Nyali Terakhir’ menurut saya itu signature-nya Glenn, lagu galau sedunia. Kalau ‘Untuk Sebuah Nama’, kelihatan sekali itu lagu cinta dengan amarah. Terus waktu dengar ‘Menanti Arah’, saya dan Ipang merasa ini lagu yang bisa menjahit semuanya dan cocok banget buat ‘Surat dari Praha’,” ungkap Angga.
- Pemilihan lokasi
Kalau dengar kata Praha, apa sih yang bakal kebayang di otak kamu? Well, pasti engga jauh-jauh dari pemandangannya yang indah ‘kan? Sayangnya, kamu yang berharap bakal bisa terus-terusan ngelihat hal itu di ‘Surat dari Praha’ mungkin bakal agak kecewa.
“Serunya di film ini adalah Angga bukan mengambil daerah-daerah yang cantik. Secara lokasi, kami ke pedalaman Praha,” kata Rio Dewanto.
- Adegan paling berkesan buat Julie Estelle
Buat kamu yang belum tahu, ini merupakan pertama kalinya Julie harus nyanyi dan main piano dalam sebuah film. Adegan yang menurut doi paling berkesan di ‘Surat dari Praha’ pun ternyata masih engga jauh-jauh dari hal tersebut.
“Yang paling berkesan adalah adegan yang pada saat bernyanyi berdua Om Tyo main piano. Kalau dilihat dari pengambilannya, rasanya itu sangat indah sekali dan romantis,” aku Julie kepada Genmuda.com.
- Angga “bertapa”
Pas ditanya Genmuda.com soal gimana nyeimbangin unsur cinta, musik, dan sejarah, di ‘Surat dari Praha’, jawaban Angga adalah “bertapa”. Tapi, doi kemudian nambahin lagi kalau kuncinya jelas ada di penulisan skenario dan plot.
“Menurut saya, proses penulisan skenario itu adalah proses yang paling penting untuk bisa punya plot yang kuat,” beber Angga.
- Kelanjutan ‘Surat dari Praha’
Kalau ‘Filosofi Kopi’ ada konsernya, maka lain halnya dengan ‘Surat dari Praha’. “Mudah-mudahan bakalan ada play-nya,” kata Angga. So, tunggin aja gimana kelanjutannya nanti ya, Kawan Muda. Jangan lupa juga buat nonton filmnya dulu hari Kamis ini.
- Film berikutnya dari Angga dan Visinema
Finally, buat kamu para pecinta film-filmnya Angga, bersiap buat nyaksiin berbagai karya berikutnya dari doi, Kawan Muda! Menyusul ‘Surat dari Praha’, rencananya bakal ada ‘Bukaan 8’, ‘Filosofi Kopi: Ben & Jodi’, ‘Jatuh Cinta Diam-diam’, dan satu film lagi yang judulnya masih belum dibeberin Angga. Don’t miss it!
(sds)