Jum'at, 15 November 2024

Genmuda – Tiga bulan jelang Piala Dunia 2018, hubungan penyelenggara sama beberapa negara mulai memanas. Rusia khawatir kalo persoalan terbesar saat pesta sepakbola itu bukan kerusuhan suporter garis keras macam hooligan atau ultras, melainkan urusan politik.

Beberapa tahun belakangan, Rusia punya ketegangan militer sama Ukraina. Pada 2016 lalu, sejumlah warga AS menuding oknum dari Rusia turut campur tangan atas kemenangan Donald Trump pada Pemilu 2016 di AS.

Namun, kedua negara itu gak lolos seleksi Piala Dunia 2018. Jadi, ketegangan sempat reda. Gak reda juga, sih. Sebenernya, cuma teralihkan begitu saja sampai akhirnya ada Insiden 4 Maret di Salisbury, Inggris.

Penyiraman racun

via thesun.co.uk
Ki-ka: Yulia dan Sergei Skripal, korban penyiraman racun produksi Rusia di Inggris. (Sumber: thesun.co.uk)

Mantan petugas intelijen Rusia, Sergei Skripal beserta anak perempuannya, Yulia Sripal disiram cairan racun saat berjalan-jalan ke Salisbury, Inggris. Aksi kejahatan itu bikin 38 orang kecipratan racun dan dirawat secara intensif.

Penyelidikan kepolisian Inggris bilang, racun yang disiram merupakan racun Novichok, racun syaraf buatan Rusia pada 1971-1993. Termasuk racum paling mematikan, Novichok bisa melumpuhkan otak.

Sergei dan Yulia Skripal berakhir kritis. Keduanya berjuang hidup dalam perawatan rumah sakit hingga 23 Maret lalu. Menurut hakim di Inggris, keduanya mungkin sulit memulihkan kondisi mentalnya akibat penyerangan itu.

FYI, Skripal adalah mantan personel intelijen Rusia yang dituduh membelot ke pihak Inggris untuk memata-matai pihak Rusia.

Bersitegang

via independent.co.uk
Boris Johnson ribet sendiri. (Sumber: independent.co.uk)

Pihak Inggris menuding keterlibatan Rusia dalam Insiden 4 Maret di Salisbury itu. Namun, pihak Rusia menampik tuduhan itu dengan bilang kalo pihaknya gak dapat informasi apapun.

Boris Johnson, politikus Inggris yang kini menjabat dalam posisi Sekretaris Kementeri Luar Negeri bilang, peristiwa itu akan berdampak pada pengiriman pesepakbola Inggris ke Rusia.

Dikutip Kumparan.comPihak Inggris sampai mengusir 23 diplomat Rusia dari Inggris. Sebagai aksi balasan, Rusia melakukan hal serupa pada 23 diplomat Inggris dan menutup British Council di Rusia, 17 Maret lalu.

Tetep berangkat

via foottheball.com
“Kami tetap berangkat,” – Gareth Southgate, manajer Timnas Inggris. (Sumber: foottheball.com)

Namun demikian, manajer Timnas Inggris, Gareth Southgate tetap niat berlaga. “Terserah apa yang akan dilakukan orang, hal macam ini tidak menghentikan keinginan saya untuk berlaga di Rusia. Kami tetap akan berangkat,” tutur dia dikutip TalkSport.com.

Dia gak mau ambil pusing sama kata-kata lain yang diungkap Boris Johnson soal betapa menyedihkannya sikap politis Rusia jelang Piala Dunia di negaranya.

“Saya sudah memastikan dengan para pemain, kami tetap berangkat. Perkataan Sekretaris Kemenlu bukan urusan saya,” ujar Gareth Southgate.

Tapi, pernyataan Boris ada benernya juga. Buat jaga-jaga, pihak FA sediakan koki khusus bagi Timnas Inggris serta antisipasi lain seperti nentuin tempat penginapan yang pas untuk pesepakbola dan rombongan keluarga yang dibawa.

Rusia perketat keamanan

via rferl.org
Barisan petugas keamanan Rusia. (Sumber: rferl.org)

Secara lebih objektif, Rusia ngingetin kalo semua orang asing yang dateng ke negaranya harus waspada. Kemungkinan terburuknya, ada oknum fanatis Al-Qaeda dan ISIS yang berbuat onar.

Dua organisasi yang mengaku Islam garis keras itu kan, digempur habis sama Rusia di Timur Tengah. Karena itu, pihak Vladimir Putin memperketat keamanan dengan menjaga persebaran senjata api di negaranya.

Selain itu, drone juga dilarang terbang di dekat stadion seperti halnya perahu dilarang merapat ke pelabuhan dekat stadion. Seluruh warga asing yang dateng ke Rusia pada bulan-bulan jelang Piala Dunia juga diminta daftarin identitasnya.

Saat kompetisi berlangsung, pihak Rusia juga bakalan bikin area terlarang yang gak boleh dimasuki dalam waktu tertentu. Aturan penjualan dan konsumsi alkohol juga diperketat habis.

Pelanggar kebijakan itu harus siap dipulangin paksa. Sementara itu, pelanggaran berat bisa diganjar hukuman menginap selama 7 tahun di sel Rusia. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.