Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Acara Youth Action Forum (YAF) yang dihelat oleh United in Diversity (UID) dan United Nations Sustainable Development Solutions Networks (UN SDSN) telah selesai diselenggarakan nih Kawan Muda. Sebanyak 60 perwakilan pemimpin muda dari 22 provinsi dan 42 kabupaten/kota di Indonesia berkumpul untuk mempertajam kapasitas kepemimpinan mereka demi Indonesia yang lebih sejahtera.

Youth Action Forum adalah sebuah platform pendidikan kepemimpinan anak muda untuk saling berbagi ide, pengalaman, pengetahuan dan inovasi sosial guna mendorong implementasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) di Indonesia. Diadakan sejak tanggal 28-31 Oktober 2018 di UID Learning Hub, YAF dihadiri oleh para pembicara dari berbagai kalangan, seperti Mari Elka Pangestu, Drs. Suyoto M.Si, dan Alissa Wahid.

Selain berdiskusi, downloading ilmu, sensing menjadi pengguna TransJakarta dan berkolaborasi, para
peserta diajak untuk mengikrarkan Sumpah Pemuda dengan menyatakan bahwa pemuda Indonesia akan mengamalkan Bhineka Tunggal Ika dan Prinsip Gotong Royong, untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.

“Memastikan tidak ada satu pun dari penduduk Indonesia yang tertinggal, kelaparan, terbelenggu dalam
kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilan serta tidak lagi terjadi pengrusakan lingkungan yang
mengakibatkan ibu pertiwi bersedih.” Bunyi dari butir tambahan Sumpah Pemuda yang dikumandangkan oleh para peserta YAF dalam siaran pers yang Genmuda.com terima.

Peserta YAF sendiri berasal dari 4 bidang berbeda, yaitu penggerak sosial dan komunitas, Pegawai Negeri Sipil muda, karyawan perusahaan swasta, dan pelaku wirausaha sosial.

©Youth Action Forum
Penyerahan apresiasi kepada Bapak Suyoto

Salah satu pemimpin muda yang lulus seleksi YAF adalah pemuda asal Kepulauan Aru, Maluku, yaitu Devirisal Djabumir. Dia adalah pendiri dari Sekolah Mimpi sejak April 2018.

Sekolah Mimpi adalah sebuah komunitas sosial yang mengajarkan pendidikan ekstrakurikuler bagi anak-anak penduduk sekitar yang duduk di tingkat SD hingga SMP. Untuk bergabung, anak-anak cukup membayar dengan plastik sampah.

Cara ini dibuat bertujuan untuk membersihkan sampah-sampah yang masih terabaikan di pantai Kepulauan Aru, Maluku. Diadakan setiap Sabtu dan Minggu, kurikulum dari Sekolah Mimpi berhubungan dengan peningkatan kemampuan soft-skills seperti entrepreneurship, environment, public speaking dan kelas inspirasi.

“Lewat Youth Action Forum, saya diajak untuk melihat suatu permasalahan sosial dengan perspektif yang berbeda. Saya juga belajar untuk berkomunikasi lebih efektif karena komunikasi adalah kunci dari suatu kolaborasi agar ide besar yang kita bawa dapat tersampaikan dengan baik. Tidak hanya diadakan di Jakarta, saya harap pelatihan YAF juga merambah kota kecil, seperti Kepulauan Aru agar pelaksanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan lebih merata di seluruh Indonesia,” ujar Devirisal Djabumir.

Ada pula Rifa yang menjadi perwakilan dari Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian. Rifa menyatakan partisipasinya dalam YAF memberikannya paradigma baru dalam menilai suatu masalah sosial.

Jaringan Gusdurian sendiri adalah wadah sosial bagi para pemuda dan sahabat Gus Dur yang ingin memperjuangkan nilai-nilai dan pemikiran Mantan Presiden Abdul Rahman Wahid dalam bidang sosial non politik praktis.

“Selama ini, saya hanya memandang suatu permasalahan sosial dari kacamata analisis sosial. Tetapi pada kesempatan kali ini, saya diajak mendalami Theory U dan bahkan, turun langsung ke lapangan menjadi tuna netra pengguna bus TransJakarta dan ikut merasakan betapa mereka termajinalkan.” terang Rifa.

Lewat acara YAF, dirinya pun menjadi lebih terbuka dan tersadarkan bahwa masih banyak orang baik di Indonesia yang peduli dengan Indonesia dan memiliki misi besar untuk menjaga kesejahteraan Indonesia dan rakyatnya. (sds)

Comments

comments