Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Sadar atau engga, hampir tiap warga Indonesia udah pernah ketemu sama yang namanya pungli (baca: pungutan liat) sekali dalam hidup mereka. Ketemunya bisa dimana aja, di jalan raya, tempat pendidikan, atau kantor administrasi pemerintah.

Berdasarkan undang-undang, pungutan liar berarti iuran engga sah yang diminta instansi pemerintah kepada semua penduduk. Kalo yang minta iurannya adalah non-pemerintah, bisa jadi itu merupakan tindak pemerasan atau penipuan.

Balik lagi ke masalah pungli tadi. Iuran ilegal ini bisa tetep menipu orang karena disamarin, baik secara lisan lewat penjelasan yang seolah-olah logis (padahal kagak!). Atau bisa lewat tulisan dengan surat yang kayaknya formal banget. Biar kamu engga kena tipu, ini modus pungli yang perlu kamu waspadai sehari-hari. Simak baik-baik ya!

1. Iuran administrasi RT/RW/Kelurahan waktu bikin KTP

via liputan6.com
(Sumber: liputan6.com)

Kalo kamu ngurus KTP sendiri kemungkinan besar pernah ketemu petugas kelurahan yang nyebelin. Doi bikin KTP-nya lama, namanya salah, dan parahnya lagi minta iuran ‘administrasi’ yang besarnya mulai dari 25 ribu rupiah hingga 75 ribu rupiah. Kata perwakilan Kementerian Dalam Negeri di situs lapor.go.id, pembuatan dokumen kependudukan macam Kartu Keluarga, KTP, atau Kelahiran tuh gratis. Dasar hukumnya ada di UU Nomor 24 Tahun 2013 pasal 79A. Tuh baca ya jangan salah lagi!

2. Calo-calo yang nawarin bikin SIM

via sinarmedia.co
Trek ujian SIM Motor. (Sumber: sinarmedia.co)

Berhubung ujian SIM dan proses administrasinya tuh relatif sulit, muncul deh calo-calo yang seolah-olah jadi malaikat. Calo ini ada yang berasal dari warga sipil hingga oknum petugas. Kacau. Lebih lanjut, Kepala Bagian Penerangan Umum Polri Komisaris Besar Martinus Sitompul bilang kalo itu adalah salah satu bentuk pungli. Jadi, jangan mau kalo kamu disuruh bikin SIM lewat calo. Ujian aja deh biar SIM kamu ada gregetnya. Kalo gagal ya ikutan lagi, jangan gampang nyerah.

3. Pungutan liar di sekolah negeri

via genmuda.com
(Sumber: Istimewa)

Sayangnya instansi pendidikan negeri juga udah disusupin oknum pungli. Alesannya bisa banyak banget. Ada yang minta iuran untuk studi wisata, biaya administrasi internet, atau biaya penunjang proses belajar-mengajar mandiri. Padahal itu dilarang berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 44 Tahun 2012 tentang Pungutan dan Sumbangan Biaya Pendidikan. Pasal 1 ayat 2 peraturan itu bilang kalo sekolah dilarang menerima biaya dalam bentuk pungutan.

Tapi orangtua dan muridnya sering ngerasa dilema sih. Soalnya, jasa guru kan gede banget. Mau ngasih tapi takut dituduh mendukung aksi pungli, kalo engga ngasih nanti ngerasa engga enak sama gurunya. (Kamu kayak gitu engga?)

4. Ditilang polisi, tapi terus diajak damai

via genmuda.com
(Sumber: genmuda.com)

Polisi yang nilang kendaraan bermotor di jalan raya, seharusnya memproses tilang sesuai dengan hukum. Berarti, bisa memberikan surat tilang biru untuk bayar denda lewat bank atau surat tilang merah untuk diproses ke pengadilan. Sayangnya, masih ada sejumlah oknum polisi yang mengajak damai. Uang denda tilang pun masuk ke kas pribadinya, bukan ke kas negara. Polisi itu pun melanggar sejumlah peraturan termasuk Surat Keputusan Kepala Kapolri No.Pol: SKEP/443/IV/1998, tanggal 17 April 1998 (SK 1998).

5. Engga mau ngasih uang pungli, terus diancem

via giphy.com

Ancamannya bisa macem-macem, gaes. Engga boleh ikut ujian akhir nasional lah, SIM ditahan dan engga balik-balik lagi lah, atau KTP yang diurus engga bakalan diurusin, Kalo ketemu kasus kayak gitu langsung aja kamu laporin. Serius. Karena hal itu udah jadi pelanggaran hukum yang lebih tinggi.

Bukan cuma dijerat hukum soal pungli, pelakunya juga dijerat tindak pidana penipuan, pemerasan, atau korupsi. Hukumnya udah tertera di pasal 415 tentang penggelapan dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Selain itu, ada juga di pasal 8, UU No. 20 tahun 2001.

Singkatnya 5 jenis pungli di atas udah sering banget dialami warga Indonesia. Semuanya terjadi seolah-olah iurannya merupakan iuran yang wajar (padahal engga sama sekali). Kalo Kawan Muda curiga sama iuran engga jelas di sekitar lingkungan kamu, laporin aja ke situs lapor.go.id.

Perwakilan kementerian dan admin Lapor.go.id bakal memproses semua laporan kamu. Dan jika ternyata emang oknum yang kamu laporin itu melanggar hukum, pemerintah bakal menindak sesuai hal yang kamu aduin. Kalo udah paham langsung aja kamu share artikel ini. Biar apa? Ya, biar negara kita ini merdeka dari pungli. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.