Kamis, 28 Maret 2024
Hiburan

YES Academy ASEAN 2016: Bukan Nyari ‘Diva’, Tapi Nyari Seniman yang Mau Berkarya Bagi Masyarakat

(©Genmuda.com/2016 Gabby)Penampilan peserta program Hip Hop Music di Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di IKJ, Jumat (12/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Genmuda – Kegiatan pengajaran dan kolaborasi seni antarnegara Amerika Serikat dan Asia Tenggara, YES Academy ASEAN 2016 udah selesai nih, Kawan Muda. Namun demikian, ilmu yang didapat para peserta dari kegiatan tersebut engga bakal berakhir gitu aja, melainkan bakal berkembang di masyarakat.

YES Academy ASEAN pada dasarnya merupakan suatu perayaan kerja sama di antara para seniman dan ahli dari Amerika Serikat serta pemuda ASEAN dari 10 negara berbeda yang diadain oleh organisasi seni nirlaba American Voices. Di tahun keduanya ini, kegiatan tersebut diikutin oleh 107 peserta dan berlangsung mulai dari tanggal 1 sampai 12 Agustus.

Idenya adalah ini merupakan salah satu dari banyak cara untuk membangun ikatan antarmanusia di antara para pemuda dari berbagai negara dan juga kemampuan, bukan hanya kemampuan musik tapi juga kemampuan wirausaha,” kata Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters saat ditemui wartawan sebelum Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di Institut Kesenian Jakarta, Jumat (12/8).

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Direktur @america, Karen P. Schinnerer, Wakil Duta Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Brian McFeeters, dan Executive Director of American Voices, John Ferguson jelang Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di IKJ, Jumat (12/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

FYI, para peserta YES Academy ASEAN 2016 udah terpilih lewat proses audisi online yang cukup panjang sejak bulan April-Mei. Para peserta tersebut diharusin buat ngumpulin video penampilan mereka, udah punya pengalaman di bidang yang pengen mereka ikutin, sekaligus ngebikin esai tentang apa yang bisa mereka lakukan sebagai artis kepada komunitas mereka.

Lebih lanjut, tujuan dari YES Academy ASEAN bukan cuma sekedar buat ngejaring bakat-bakat baru di bidang seni. “Kami tidak mencari orang-orang yang hanya memikirkan diri mereka sebagai penampil atau kami menyebutnya sebagai ‘diva’. Kami mencari orang-orang yang bisa berkolaborasi dan bekerja sama dengan baik serta tertarik dalam membangun koneksi,” ujar Executive Director of American Voices, John Ferguson.

Nah, tahun ini, Indonesia berkesempatan buat jadi tuan rumah YES Academi ASEAN. Terkait hal itu, John ngungkapin ke Genmuda.com bahwa alasannya adalah karena pihaknya ngelihat bakat yang begitu besar di Tanah Air. “Kami mendapat banyak peserta Indonesia tahun lalu. Kami melihat bahwa tingkat bakat di sini sangat tinggi. Kami juga melihat pertunjukan dari para alumni Indonesia di @America pada bulan November yang lalu. Kami berbicara dengan pihak Kedutaan dan mereka setuju,” paparnya.

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan peserta program Hip Hop Music di Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di IKJ, Jumat (12/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Selain itu, yang ngebedain YES Academy ASEAN 2016 dari tahun sebelumnya adalah penambahan program Singer/Songwriter di samping program Hip Hop Music, Hip Hop Dance, dan Broadway. Ada pula kelas Cultural Entrepreneurship, di mana para peserta bisa belajar tentang kemampuan praktis buat nyusun proposal dan nyari pendanaan. Intinya, para peserta engga cuma diajarin soal seninya aja, tapi juga gimana mereka bisa berguna bagi masyarakat.

Kami juga belajar bagaimana kami sebagai artis mem-branding-kan diri kami dan kami juga belajar apa yang bisa kami kontribusikan sebagai artis ke komunitas kami,” jelas salah satu peserta dari Jakarta, Aditya Elman.

“Sebenarnya kami ini artis yang mungkin belum mapan dan belum punya nama besar. Di sinilah tempat kami untuk belajar dan mengekspresikan diri. Kami semua dari latar belakang yang berbeda-beda, tapi kami menyukai musik, dance, dan teater.” tambahnya.

Secara spesifik, Aditya ngasih contoh bahwa rekannya Paolo Guico dari Filipino punya latar belakang teknik industri. Tapi, Paolo jago bikin lagu dan itulah yang ngedorong doi buat ikutan YES Academy ASEAN 2016. “Jadi, sebenarnya kami dari latar belakang yang berbeda, tapi punya bakat yang sama.”

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan peserta program Singer/Songwriter di Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di IKJ, Jumat (12/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Lain halnya dengan seorang peserta asal Aceh, Nainunis. “Saya pribadi memang profesional di dance. Tapi, dengan adanya kegiatan ini, saya jadi lebih punya koneksi. Jadi, setelah kegiatan ini pun kami tetap saling berkomunikasi, bisa membuat proyek antarnegara, dan bisa saling membantu untuk meningkatkan eksistensi,” ungkap cowok yang biasa disapa Nay itu.

Rencananya, usai YES Academy ASEAN 2016, Aditya bakal kembali ngajar bahasa Inggris sekaligus rekaman dan nambah single lagi dengan lagu yang diciptain peserta dari Kamboja. Sebaliknya, Nay bersama peserta dari Aceh lainnya bakal ngebagiin ilmu yang mereka dapat ke teman-teman komunitas di Bandung. Sama halnya dengan Paolo, yang pengen ngebagiin ilmu yang diperolehnya ke sesama penyanyi dan pencipta lagu di Manila.

“Seperti yang diungkapkan Pablo, kami jelas akan membagikan pengalaman kami. Bagi saya, itu bukan hanya soal sisi artistiknya saja, tapi juga banyak hal lainnya. Menurut saya, salah satu inisiatif baik yang ada di program ini adalah Cultural Entrepreneurship,” tambah salah satu peserta dari Papua Nugini, Kasek Galgal.

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Penampilan peserta program Hip Hop Dance di Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di IKJ, Jumat (12/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Lantas, gimana tanggapan para pengajar YES Academy ASEAN 2016? Well, menurut pengajar Hip Hop Dance Ken Fury — yang baru pertama kali ngajar di YES Academy ASEAN, kegiatan tersebut merupakan pengalaman yang luar biasa. “Kegiatan ini menyatukan banyak orang untuk berbagi budaya dan ketertarikan sekaligus menciptakan materi bersama,” katanya.

Berbeda dengan Ken, pengajar Hip Hop Music, Fabian ‘Farbeon’ Saucedo udah ngajar di YES Academy ASEAN dari tahun lalu. Bahkan, secara khusus doi ngungkapin kekagumannya terhadap bakat dan kemampuan para peserta Indonesia dalam nunjukin budaya mereka loh, Kawan Muda.

“Para sukarelawan Indonesia sangat fenomenal dan mereka yang terbaik. Mereka menunjukkan kepada kami bahwa budaya Indonesia sangat asli. Mereka sangat membantu dan sangat berbakat. Jadi, saya akan bilang bahwa tahun ini 10 kali lebih baik dari tahun lalu,” ungkap Farbeon.

(©Genmuda.com/2016 Gabby)
Ken Fury dan Fabian ‘Farbeon’ Saucedo jelang Final Gala Performance YES Academy ASEAN 2016 di IKJ, Jumat (12/8) (©Genmuda.com/2016 Gabby)

Yang lebih menariknya lagi, ketika ditanya Genmuda.com apakah dirinya udah nemuin the next Eminem atau the next Kanye, Farbeon bilang bahwa, “Jawaban sederhananya adalah ya.” Meski begitu, doi juga punya jawaban lain bahwa dirinya sebetulnya udah nemuin semacam “Eminem 2.0”.

Tiap negara punya pengalaman hip hop yang otentik. Menurut saya, yang kami temukan adalah Eminem 2.0. Mereka akan lebih baik dari Eminem karena mereka akan punya perspektif dunia, mereka akan berkolaborasi dengan orang-orang dari berbagai negara berbeda. Jadi, bukan the next Eminem, tapi the next AQ Flow, the next Kasek. Mereka itu adalah siswa saya, yang akan kembali ke negara mereka dan menjadi bintang besar di Asia Tenggara,” tandas Farbeon.

(sds)

Comments

comments

Gabrielle Claresta
Eccentric daydreamer