Kamis, 25 April 2024

Genmuda – Pecinta film vampir dan budaya Gothic mungkin akan senang dengan kemunculan ‘Underworld: Blood Wars’. Meski begitu, moviegoers awam mungkin bakal geregetan nonton film yang udah rilis di Indonesia ini.

Sekuel kelima Underworld ini kembali nyeritain Selene (Kate Beckinsale) bertarung lawan kubu vampir dan manusia serigala (lycan). Kali ini, doi bakal ditemani David (Theo James) dalam petualangannya.

Film yang disutradarai Anna Foerster ini nampilin banyak banget pengkhianatan sampai agak sulit mencari siapa tokoh antagonis utama di film ini. Bahkan rentetan pengkhianatan itu bikin sosok yang dari awal jahat berubah 180 derajat menjelang akhir.

Jalan cerita penuh intrik

via genmuda.com
Dewan Vampir di Underworld. (Sumber: Istimewa)

Plot utama yang seharusnya nyeritain upaya Selene berdamai dengan kubu vampir demi menghalau serangan besar-besaran lycan yang kini dikomandoi Marius (Tobias Menzies).

Beberapa karakter lama bakalan terbunuh di film ini. Selene pun bakalan hadapi musuh terkuatnya selama doi jadi pasukan elit terkuat kelompok vampir.

Sementara itu, David bakal pol-polan tunjukin badan kece, muke ganteng, dan sifatnya yang badass. Penulis naskah Cory Goodman dan Kyle Ward juga punya kejutan yang menyangkut nasib David di akhir kisah ini.

Gothic banget

via genmuda.com
David (tengah) yang sekarang jadi rekan satu timnya Selene. (Sumber: Istimewa)

Seperti kisah Underworld lainnya, nuansa Gothic pada pakaian, interior, dan exterior film ini sangat terasa meski udah dikombinasi sentuhan modern.

Tim kreatif filmnya pun patut diacungi jempol waktu pertama kalinya tunjukin kelompok vampir utara. Di kelompok itu, nuansa Gothicnya dipadu sama unsur kebudayaan Nordic.

Namun entah kenapa pengaruh desain Nordic dan vampir yang ada di game Skyrim bener-bener terasa di kelompok vampir utara. Sementara itu, komplotan lycan tetep tampilin nuansa masyarakat post-apocalypse.

Kekurangan pada post-production

via genmuda.com
Marius (Tengah) bersama komplotan lycan. (Sumber: Istimewa)

Sayang, totalitas tim kreatif yang memadukan unsur Gothic-Nordic-tradisional-modern terasa engga didukung tim produksinya. Soalnya, editing film ini terkesan buru-buru.

Penonton belum sempet meresapi kejadian di satu scene, gambarnya udah pindah. Ada juga masa ketika satu adegan ditampilin terlalu lama sehingga esensinya terasa berkurang.

Adegan pertarungan yang seharusnya penuh ketegangan pun terasa hampa. Tanpa ekspresi. Tanpa perjuangan. Paling-paling hanya ada satu atau dua adegan yang emang bikin penonton tahan napas.

Penulis pribadi merasa scoring film terasa monoton. Bisa jadi, karena musiknya dipaksakan (sok) epik padahal adegannya lagi nunjukin kejadian yang biasa aja.

Dua kekurangan itu yang bikin plot penuh intrik dan latar yang kece banget jadi terasa percuma. Meski kesalahannya sedikit, tapi hal itu fatal karena menyangkut proses akhir filmnya.

Overall film ‘Underworld: Blood Wars’ bisa dibilang agak ngecewain buat para pecinta film vampir. Kalo kamu masih penasaran sama atau engga setuju sama review yang Genmuda.com kasih, silakan aja tonton sendiri filmnya di bioskop-bioskop kesayangan kamu.

Our Score

(sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.