Selasa, 19 Maret 2024

Genmuda – CIYEE, LULUS! Gimana? Lebih enak jadi mahasiswa tingkat akhir ketimbang jadi pengangguran, kan? Sabar aja. Semua butuh proses, apalagi nyari kerja.

Setelah ngirim CV, resume, portofolio dan surat lamaran, ada seleksi berkas. Setelah itu, nunggu lagi jelang psikotes (kalo ada). Habis itu, saatnya hadapi ketegangan kayak ujian skripsi tapi bukan skripsi.

Yaitu, wawancara kerja. Sambil nunggu momen menentukan itu tiba, mending ketahui 17 hal yang sebenernya paling dicari perusahaan dalam merekrut karyawan baru. Cekidot.

1. Niat kamu

via tenor.com

Ngoceh “Saya punya niat yang besar!” aja belum cukup. Perusahaan butuh bukti. Salah satu caranya, dengan melakukan riset tentang perusahaan itu sekaligus tanggungjawab posisi yang dilamar.

Biasanya, pewawancara bakal nanya kayak gini: “Apa kemampuan dan pengalaman yang kamu persiapkan untuk melakukan tugas di posisi yang Anda lamar?”

2. Kecocokan sama perusahaannya

Suka atau benci, percaya atau prasangka, terima atau enggak, hasil wawancara kadang ditentuin oleh hal sereceh kecocokan kamu dengan visi, misi, dan karyawan lama di perusahaan itu.

Biasanya, pewawancara bakal berharap kamu nanya hal tersebut saat dikasih giliran nanya. Coba pakai pertanyaan simple, macam: “Bagaimana company culture di sini?”

3. Sadar kelemahan diri sendiri

Calon karyawan pasti diharap memahami kelemahan diri sendiri. Saat ditanya soal itu, mending jawab jujur supaya perekrut bisa nyari solusi terbaik dalam mengatasi kelemahan itu bila kamu diterima nanti.

Biasanya, para perekrut bakal nanya gini: “Apa kekuatan dan kelemahan kamu dalam urusan pekerjaan?”

4. Kemampuan mengatasi konflik

Namanya juga kerja, pasti ada persaingan. Namanya juga persaingan, pasti ada konflik entah itu antar pegawai atau pegawai sama atasannya. Perekrut tahu betul semua orang berbuat salah dan punya sisi gelap dan mereka pengen tahu kedua hal itu dari kamu.

Biasanya, mereka bakal nanya gini: “Bagaimana cara Anda menghadapi situasi ketika terjadi perselisihan dengan rekan kerja? Apa yang Anda pelajari dari peristiwa itu?”

5. Cerdik

Pintar itu diperoleh dengan cara belajar giat. Sementara, kecerdikan (atau disebut juga street-smart) diperoleh dari campuran pengalaman, logika, dan kejelian. Perusahaan butuh itu dari tiap karyawannya.

Buat mengetahui kecerdikan karyawan, biasanya perekrut bakal ngasih contoh kasus macam: “Bila Anda diberi 48 jam mempersiapkan project low-budget, apa yang anda lakukan?”

6. Berkepribadian asik

via tenor.com

Perusahaan gak terlalu peduli kamu orangnya introvert atau ekstrovert. Asalkan kamu asik, punya banyak topik pembicaraan, atau tau yang harus diomongin saat tiba waktunya, perusahaan pasti suka.

Buat mengorek cerita itu, biasanya perekrut bakal ngasih pertanyaan yang gak ada hubungannya. Contoh: “Apa pendapat atasan, guru, atau dosen Anda terhadap Anda?”

7. Bisa jadi pemimpin dan dipimpin

Di atas awan masih ada awan. Bahkan ketika kamu melamar posisi sekelas manajer atau supervisor, masih ada Vice President di atas kamu. Di atas VP, masih ada CEO. Di atas CEO, masih ada pemilik saham.

Buat mengetahui kemampuan memimpin dan dipimpin, para perekrut bakalan bertanya: “Bagaimana metode Anda saat memimpin sebuah project dan bagaimana saat Anda dipimin?”

8. Punya rencana yang terukur

Bercita-cita setinggi langit itu bagus banget. Tapi, simpan di dalam diri sendiri karena perusahaan berharap kamu punya logika dan pengetahuan yang cukup buat mengatur rencana. Mereka perlu tau rencana kamu sebagai bahan pertimbangan.

Biasanya, perekrut bakalan nanya kayak gini: “Apa rencana Anda 3 atau 5 tahun kedepan?”

9. Harapan dari perusahaan

Ada kalanya, pertanyaan sebelumnya bakal diiringi pertanyaan macam ini, “Apa harapan kamu pada posisi ini dan terhadap supervisor kamu?”

Perekrut itu maksudnya lagi nyaritau kamu nih tipe orang yang lebih suka dipimpin seroang mentor atau mending kerja sendirian? Kamu orang yang minta konfirmasi sebelum lakuin sesuatu atau tipe orang yang gerak dulu lalu minta maaf ketika kerjaannya salah?

10. Punya keseimbangan hidup

Teori yang terbukti adalah: Pegawai yang hidup profesional dan personalnya seimbang pasti punya performa bagus di kantor. Makanya, perekrut bakalan nanya hobi dan aktivitas waktu senggang kamu.

Pertanyaannya bisa macam: “Apa hobi Anda?” atau “Bagaimana cara Anda meluangkan waktu luang?”

11. Antusias

via mrwgifs.com

Semua orang tahu para pencari kerja butuh uang. Makanya, dikasih gaji. Tapi, sebuah nilai plus bila kamu punya antusiasme dalam berkontribusi ke posisi yang dilamar.

Buat mengetahui soal itu, para perekrut bakal nanya: “Kenapa Anda tertarik kerja di tempat kami?”

12. Peduli sama proses dan hasil

Berhubung realita gak seideal novel dan buku kuliah, perusahaan perlu yakin bahwa orang yang direkrut berorientasi pada hasil dan proses, alias kerjaan kelar sempurna tanpa melanggar aturan.

Karena itu, para perekrut bakal nanya: “Apa kontribusi Anda dalam organisasi yang Anda ikuti?”

13. Positif

Respon negatif itu menular ke karyawan lain seperti halnya respon positif. Makanya, perekrut butuh pekerja yang positif dan bersemangat.

Pertanyaan untuk mengorek hal itu adalah: “Apa yang Anda lakukan ketika memeroleh hasil negatif dalam pekerjaan?”

14. Spesifik

Perekrut pasti meminta kamu, “Tolong ceritakan mengenai diri Anda!”

Terserah kamu mau cerita pakai bentuk narasi atau eksposisi. Yang jelas, kamu perlu deskripsiin kamu tuh orang yang kayak apa secara spesifik tapi tetap ringkas, padat, dan jelas.

15. Dapat dipercaya

Semua hubungan, termasuk hubungan kerja, cuma bisa tumbuh atas dasar kepercayaan. Mana ada orang normal yang mau kerja sama tukang bohong, ngibul, dan koruptor.

Makanya, para perekrut bakal bertanya, “Bagaimana respon Anda bila diberi pujian atas kerjaan yang tidak Anda kerjakan?”

16. Kesabaran

Perusahaan maunya tiap karyawan tetap sabar menghadapi hal negatif pada kerjaan supaya mood satu tim tetap stabil.

Untuk itu, mereka bakal bertanya, “Bagaimana cara Anda mengelola stress dalam kerjaan?”

17. Kepercayaandiri

via tenor.com

Biar gak keliatan sombong, angkuh, dan takabur, ada cara menunjukan kepercayaan diri. Misalnya, dengan cerita skill dan pengalaman yang bikin kamu tertarik melamar posisi itu.

Dah. Gitu aja. Semoga sukses yaw!. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.