Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Perempuan bukan sebatas perhiasan, objek cuci mata, ataupun orang lemah yang engga bisa ngapa-ngapain. Sejarah buktiin kalo perempuan berperan aktif dalam perubahan-perubahan positif yang terjadi.

Kartini yang lantang ngomongin kesetaraan pendidikan, Cut Nyak Dhien yang melawan penjajah, atau Fatmawati yang bantu Soekarno, suaminya siapin Kemerdekaan Indonesia sering jadi simbol perempuan Indonesia. Tapi, peran perempuan di dunia bukan sebatas politik.

Bidang teknologi yang kata sebagian orang erat banget dengan dunia cowok juga berkembang karena tangan-tangan perempuan. Tanpa ada 10 perempuan di bawah ini, belom tentu teknologi berkembang dengan cepat seperti sekarang.

1. Ada Lovelace (1815 – 1852)

via factmyth.com
(Sumber: factmyth.com)

Terlahir dari ayah seorang penggemar sastra, Ada Lovelace diajarkan ibunya banyak sekali soal matematika. Darah sastra dan otak sains itu bikin Lovelace mampu jadi partner Charles Babbage, bapak Komputer membuat bahasa pemrograman awal. Berkat bahasa itulah komputer bisa menganalisis data seperti sekarang dan dia jadi programmer pertama di dunia.

2. Grace Hopper (1906 – 1992)

via newyorker.com
(Sumber: newyorker.com)

Istilah “bug” yang sekarang sering banget dipakai buat nyebut sebuah error di komputer merupakan istilah yang dipakai Grace Hopper. Setelah mengabdi pada Perang Dunia II, perempuan lulusan Yale ini kerja di UNIVAC I, perusahaan komputer pertama.

Dia menemukan seekor ngengat (bug) bersarang di salah komputer dan hingga saat itu istilah bug dipakai saat ada kesalahan teknis terjadi. FYI, dia juga lah sosok yang bikin bahasa pemrograman untuk komputer angkatan laut AS.

3. Evelyn Boyd Granville (1924 – sekarang)

via Istimewa
(Sumber: Istimewa)

Dunia antariksa AS banyak berhutang budi sama Evelyn Boyd Granville. Perempuan kulit hitam lulusan Yale ini loh yang bikin misi terbang ke bulan Apollo Program berjalan lancar.

Dia yang mengkalkulasi jalur meluncur serta memprogram komputer pusat peluncurannya supaya punya kalkulasi yang pas. Kisahnya ini loh yang menginspirasi film “Hidden Figures” (2016).

4. Susan Kare (1954 – sekarang)

via nymag.com
(Sumber: nymag.com)

Perempuan ini yang bikin Apple punya nilai artistik tinggi bahkan ketika pertama kali rilis. Kare sengaja direkrut Steve Jobs buat mendesain logo Apple jadul. Lama-lama, Kare berinovasi bikin desain huruf yang cocok buat perangkat-perangkat Apple. Karena doi, Apple sampai sekarang selalu nyari desainer yang punya selera tinggi.

5. Radia Perlman (1951 – sekarang)

via YouTube.com
(Sumber: YouTube.com)

Kamu yang suka internetan perlu berterima kasih sama Radia Perlman. Perempuan yang selalu menolak dipanggil “Ibu Internet” ini merupakan sosok yang membangun fondasi bahasa pemprograman internet.

6. Susan Wojcicki (1968 – sekarang)

via makers.com
(Sumber: makers.com)

Perempuan lulusan S1 Sejarah Harvard dan S3 ekonomi ini mutusin engga jadi dosen begitu doi kenal teknologi. Berkat pertimbangan ekonomi doi, Google pede membeli YouTube sekitar 2006. Pemimpin tertinggi YouTube itu lah yang juga punya beragam ide brilian ngembangin aplikasi yang tadinya tak dikenal jadi se-hype sekarang.

7. Ginni Rometty (1957 – sekarang)

via businessinsider.com
(Sumber: businessinsider.com)

Perempuan yang kerja di IBM sejak 1981 ini serius meniti karirnya di perusahaan komputer bisnis itu hingga akhirnya diangkat jadi CEO pada 2012. Sejak itu, doi getol ngembangin cloud computing di IBM dan bangun AI bernama Watson yang engga kalah canggih dari Jarvis Ironman.

8. Sheryl Sandberg (1969 – sekarang)

via makers.com
(Sumber: makers.com)

Tanpa Sandberg, Zuckerberg mungkin engga bisa apa-apa. Perempuan lulusan Harvard yang menjabat sebagai Chief Operating Officer Facebook inilah yang bertanggung jawab memantau seluruh operasi hariannya FB. Sandberg juga terkenal dermawan karena terlibat dalam banyak kegiatan kerelawanan.

Liat sendiri, kan. Perempuan-perempuan itu lah yang mengubah dunia teknologi. Kira-kira, mana yang jadi favorit kamu? Share pendapat di bawah ini, ya. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.