Genmuda – Institut Prancis di Indonesia (IFI) bekerja sama dengan National Geographic Indonesia (NGI), Kompas TV dan dan Universitas Atmajaya menyelenggarakan ‘Science, Alerte!’ dan final kompetisi ‘My Thesis in 3 Minutes (M180)’ pada hari Jumat (3/6) di Universitas Atmajaya Sudirman Jakarta.
Acara dibuka oleh Duta Besar Prancis untuk Indonesia Ibu Corinne Breuzé dan dihadiri oleh Bapak Muhammad Nuh yang menjadi Ketua Dewan Juri Kompetisi M180. Rangkaian acara meliputi pameran foto oleh NGI, pengenalan bahasa Prancis dan seminar ‘Studi di Prancis’, public speaking coaching dengan menghadirkan pembawa berita acara “Sapa Indonesia” Kompas TV Timothy Marbun serta final kompetisi M180.
Pada acara tadi akhirnya diumumkan pemenang Kompetisi MT180 yakni, Gemala Hapsari (Juara I), mahasiswi tingkat doctoral di Université Franche-Comté Prancis, Muhammad Yudhistira Azis (Juara II), doktor lulusan Aix Marseille Universite Prancis dan Fiddy Semba Prasetiya (Juara III) dari Université du Maine Prancis.
Bapak Muhammad Nuh yang menjadi ketua dewan juri mendukung acara ini yang dinilainya sebagai salah satu bentuk menjadikan sains sebagai sebuah perhelatan populer, bukan sesuatu yang dianggap berat dan menakutkan. Ia mengatakan, “Saya sangat mendukung digelarnya MT180 karena inilah salah satu upaya mempopulerkan sains di tengah masyarakat.”
Ma Thèses en 180 Secondes (MT180)
Dalam kompetisi ‘Ma Thèse en 180 Secondes’ (Tesisku dalam 180 Detik) ditujukan buat mahasiswa doktoral dan doktor muda, para peserta diminta mempresentasikan tesis mereka dalam bahasa Prancis dengan menggunakan istilah-istilah yang mudah dimengerti publik awam.
Dalam waktu 180 detik, mereka harus dapat membuat pemaparan yang jernih, efisien dan meyakinkan tentang proyek penelitian mereka. Setiap peserta hanya diperbolehkan mempergunakan 1 buah slide presentasi. Presentasi mereka dinilai berdasarkan kualitas dan orisinalitas subyek penelitian mereka, pembawaan mereka di atas panggung dan kemampuan menonjolkan daya tarik penelitian mereka.
Kompetisi ini terinspirasi dari ‘Three Minute Thesis’ (3MT®) ini digagas oleh Universitas Queensland, Australia. Konsep ini pertama kali diaplikasikan ke dalam bahasa Prancis pada 2012 di Québéc oleh Association Francophone pour le Savoir (Acfac) yang kemudian mengembangkannya agar dapat diikuti oleh negara-negara frankofon (atau berbahasa Prancis).
FYI, di Prancis sendiri, lomba ini baru diadakan pada 2014 oleh CNRS dan CPU. Kini, kompetisi ini telah diikuti oleh 10 negara frankofon dan di Indonesia ini adalah kali pertama. Biasanya negara-negara peserta adalah negara-negara frankofon atau berbahasa Prancis, tapi setiap tahunnya Komite Internasional memberikan kesempatan kepada negara non frankofon untuk berpartisipasi sebagai partisipan tamu.
Jika kompetisi di Indonesia menunjukkan minat dan kualitas yang tinggi, maka kesempatan buat mengikuti final internasional semakin terbuka lebar. Kesuksesan kompetisi di Indonesia juga turut memberikan sorotan internasional bagi Indonesia. Dunia akan tahu kualitas riset Indonesia dan hubungan kerja sama yang terjalin antara Indonesia dan Prancis.
Kedutaan Besar Prancis di Indonesia memiliki komitmen untuk mendukung dan memperkuat nilai kerja sama Prancis-Indonesia di berbagai bidang. Dalam bidang penelitian, kerja sama ini telah berlangsung sangat lama, namun penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para doktor Indonesia yang frankofon atau pernah berkuliah di Prancis relatif belum marak diketahui.
Ditambah lagi, biasanya peneliti muda yang kemampuannya sering dianggap di atas rata-rata, kesulitan menemukan pekerjaan selain di universitas-universitas. Padahal, banyak perusahaan Prancis di Indonesia yang membutuhkan mereka. Maka dari itu, penting dirasa untuk memperkenalkan sekaligus menaikkan nilai pendidikan dan penelitian yang mereka lakukan, selain untuk mempromosikan manfaat bahasa Prancis bagi mereka agar mereka mendapatkan tempat yang sepadan dengan kualifikasi mereka di dunia kerja, serta agar mereka terbantu dalam melakukan penelitian di Indonesia.
Siapa aja kandidatnya?
NAMA | JUDUL TESIS | UNIVERSITAS |
Fiddy Semba Prasetiya | Le phénomène du verdissement des bivalves par la marennine produite par l’Haslea ostrearia et ses conséquences sur la réponse intégrée de bivalves | Université du Maine |
Leonardo Alfonsius Paulus Lalenoh | GAMBARAN PROFIL UREUM – KREATININ PENDERITA TUBERKULOSIS PARU NON MDR DI RS RESPIRA D. I. YOGYAKARTA | Universitas Gadjah Mada |
Muhammad Yudhistira AZIS | Analyses des micropolluants organiques dans les sédiments et le biota (Perna viridis et Polymesoda erosa) de la baie de Jakarta et de la lagune de Segara Anakan, Indonésie | AIX MARSEILLE UNIVERSITE |
Imam Jauhari Maknun | Évaluation Numérique des Éléments Finis DKMQ pour les Plaques et les Coques | Ecole doctorale SIMMEA Université de La Rochelle |
Dea Adlina | Sous-marine caméra stéréo système | Universitas Gunadarma |
Wisnu Adihartono | Migration et soutien familial: Les cas des gays Indonesiens a Paris | Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales |
Media Fitri Isma NUGRAHA | Variabilite genetique des poissons Arc en Ciel (Melanotaeniidae) de Papouasie occidentale: phylogenie, genetique des populations et conservation | Siystems Integres en Biologie, Agronomie, Geoscience, Hydrosciences, Environment – Universite de Montpellier |
Abdusy Syarif | Optimisation et amélioration de la durée de vie du déploiement des réseaux de capteurs sans fil | Université de Haute Alsace |
Sri Rijati Wardiani | Hubungan Transtekstual Novel Sous les Tilleuls karya Alphonse Karr dan Tenggelamnya Kapal van der Wijck karya Hamka | Universitas Padjadjaran |
Gemala Hapsari | Caractérisation et identification de lois de comportement de tôles par microformage incrémental | ED SPIM – Science Pour Ingénieur et Microtechniques Université Franche-Comté |
Putu Harry Gunawan | Méthodes numériques pour les équations de Saint-Venant et des modèles associés | Universite Paris-Est (UPEM) |
Ulka Chandini Pendit | Conceptual Model of Mobile Augmented Reality for Cultural Heritage Site Towards Enjoyable Informal Learning | Universiti Utara Malaysia |
Kompetisi MT180 adalah sebuah kolaborasi antar berbagai lembaga, antara lain:
– Kementerian Ristek dan Pendidikan Tinggi
– Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN)
– Lembaga Kajian Antariksa Prancis (CNES) dan afiliasinya, Novespace
– Lembaga Riset Saintifik Prancis (CNRS)
– Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta.
– Sekolah Tinggi Mines ParisTech melalui Web-TVnya
CNES, melalui afiliasinya, Novespace, memberikan hadiah senilai 100 juta rupiah berupa pengalaman terbang zero gravitasi menggunakan pesawat Airbus A310 ZERO-G, satu-satunya pesawat di dunia yang dapat bermanuver parabola dan menciptakan sensasi terbang hampa udara. Tiga pemenang pertama akan mendapatkan beasiswa ke Prancis untuk mempererat kerja sama penelitian antara kedua negara.
Tim juri pertama beranggotakan mahasiswa Universitas Atma Jaya, sedangkan tim juri kedua berisi tokoh-tokoh penting dalam dunia diplomasi dan riset di Indonesia. Mereka adalah:
Nama | Asal | Jabatan |
François Rolland-Gosselin | Prancis | Atase Kerja Sama Linguistik Institut Prancis di Indonesia (IFI) |
Christine Moerman | Prancis | Direktur IFI Yogyakarta |
Muhammad Nuh | Indonesia | Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia
|
Dr. Ir. Rory A. Hutagalung | Indonesia | Wakil Rektor Universitas Atma Jaya
|
Dr. Rika Andiarti | Indonesia | Deputi Bidang Penerbangan dan Antariksa LAPAN
|
(sds)