Selasa, 18 Maret 2025

Genmuda – Marvel kembali lewat film Captain America: Brave New World. Film ini udah tayang di Indonesia mulai tanggal 12 Februari 2025. Kawan Muda penasaran? Berikut reviewnya!

MCU di Persimpangan Jalan

©Disney/Marvel

Marvel Cinematic Universe (MCU) kini bukan lagi event besar seperti dulu, melainkan sekadar babak baru dalam semesta yang terus melebar. Dengan, kita melihat Sam Wilson (Anthony Mackie) melanjutkan warisan Steve Rogers, tapi di dunia yang jauh berbeda.

Yang agak membingungkan, film ini terasa seperti kelanjutan dari serial The Falcon and the Winter Soldier (2021), bukan cerita yang benar-benar berdiri sendiri. Jadi kalau kamu belum nonton serialnya, siap-siap buka Wikipedia sebelum masuk bioskop biar nggak bingung.

Campuran Politik dan Nostalgia MCU

©Disney/Marvel

Film ini berlatar setelah Thaddeus Ross (Harrison Ford) terpilih sebagai Presiden AS. Setelah misi rahasia yang sukses, Ross mengundang Sam Wilson dan rekan barunya, Joaquin Torres (Danny Ramirez), ke Gedung Putih. Kejutan pun datang—Ross ingin Sam menghidupkan kembali Avengers.

Namun, seperti khas film thriller politik, ancaman justru datang dari orang-orang terdekat. Ketika sekutu Sam dijebak dan presiden dalam bahaya, ia dan Torres harus bekerja sama dengan Ruth Bat-Seraph (Shira Haas), mantan agen Black Widow, untuk mengungkap konspirasi yang melibatkan sejarah panjang MCU.

Aksi Seru Tapi Tanpa Kejutan

©Disney/Marvel

Marvel sudah beberapa kali mengubah gaya film Captain America, dari aksi Perang Dunia II hingga pertarungan superhero besar-besaran. Kali ini, Brave New World mencoba kembali ke gaya thriller kayak The Winter Soldier. Sayangnya, sutradara Julius Onah lebih sibuk menghubungkan cerita lama MCU daripada membawa sesuatu yang benar-benar baru.

Di paruh pertama film, banyak referensi ke masa lalu, termasuk Ross yang disebut-sebut berubah sejak The Incredible Hulk. Ada juga penyelesaian dari pertanyaan lama tentang Celestial Island di Eternals—sesuatu yang akhirnya dapat sedikit penutupan setelah empat tahun.

Adegan aksinya sendiri tetap seru, meskipun tidak terlalu spesial. Wilson diperlihatkan sebagai Captain America yang tangguh, meskipun lebih mengandalkan gadget ketimbang kekuatan fisik. Salah satu adegan terbaik adalah pertarungan udara di atas Samudera Hindia.

Namun, dengan lima orang penulis naskah, film ini terasa terlalu “main aman.” Polanya terlalu familiar: investigasi, pertarungan, plot twist villain, dan duel akhir penuh CGI. Kalau sudah lihat materi promosi, kalian pasti tahu kalau Red Hulk dan Captain America bakal bertarung di Washington, D.C. Meskipun terasa seperti throwback ke era MCU lama, ada sisi nyaman dari formula ini.

Kesimpulan

Meskipun Mackie tampil meyakinkan sebagai Captain America baru, tapi pembangunan karakter Sam seperti gak kelar-kelar dari alur The Falcon and the Winter Soldier. Singkatnya, kita belum benar-benar diajak move on.

Ketika post-credits scene muncul, pertanyaannya bukan “apa yang akan terjadi selanjutnya?” melainkan “apakah kita benar-benar melangkah ke depan?” Brave New World memang film yang solid, tapi rasanya lebih cocok jadi seri Disney+ daripada film layar lebar. Atau mungkin, di tengah dunia nyata yang sudah penuh kekacauan politik, aksi politik ala Marvel kini terasa biasa saja.

Our Score

(ams)

Comments

comments

Velesya Dea
A charmwoman