Jum'at, 29 Maret 2024

Genmuda – Siapapun yang pengen ngerasain pengalaman jadi dokter muda perlu nonton film ‘Catatan Dodol Calon Dokter’ (Cado Cado) yang tayang 27 Oktober 2016. Film yang diangkat dari buku itu mengisahkan lika-liku dokter magang menyelesaikan tugasnya di bawah bimbingan dokter pembimbing yang killer.

Dikisahkan, Ferdiriva Hamzah (Adipati Dolken), Evie Sungkar (Tika Bravani), dan Budi (Ali Mensan) merupakan tiga sahabat yang melewati hari dengan seru-seruan sebagai dokter ko-asistensi di sebuah rumah sakit. Mereka pun kerap kena sial dan diberi tugas tambahan oleh pembimbing mereka.

Suasana menyenangkan seperti itu berubah hingga akhirnya datang satu dokter ko-asistensi baru. Kedatangannya di tengah periode magang bikin Ferdiriva dan teman-temannya heran sendiri. Ternyata, yang dateng adalah Vena Paramitha (Aurelie Moeremans) anak salah satu pemegang saham di rumah sakit tersebut.

Sejak itu, muncul deh cinlok-cinlok di area magang yang bukan cuma menguji persahabatan Ferdiriva, Evie, dan Budi, tapi seluruh peserta magang di rumah sakit itu. Nama dokter-dokter senior di rumah sakit pun jadi dipertaruhkan akibat kedatangan anak baru ini.

Perkembangan karakternya terasa

via: Twitter
(Sumber: Istimewa)

Justru, gesekan yang terjadi di antara anak-anak koas bikin mereka makin dewasa. Pendewasaan yang paling terlihat terjadi pada sosok Ferdiriva di film ini. Doi makin terlihat bertanggung jawab setelah lika-liku yang dialaminya.

Dialog antar karakter pun terasa engga berlebihan tapi juga engga dangkal. Pilihan katanya pas, sahut-menyahutnya enak diikuti, dan yang penting penonton tau latar belakang dan situasi yang menimpa tokoh-tokoh itu berkat dialognya yang oke.

Penulis ngerasa kalo ‘Cado Cado’ terasa berani karena menggunakan sejumlah istilah kedokteran yang asing bagi orang awam. Jangan panik dulu, karena tiap istilah yang muncul terjelaskan lewat dialog antar tokoh.

Pemilihan scoring film pun terasa sesuai. Emosi pada adegan lucu, sedih, patah hati, kesengsem, marah, gembira, putus asa, dan momen bersemangatnya bisa terasa. Penonton pun ikut terseret emosi yang dirasakan karakter di film. Ntap!

Adaptasi Korea Selatan

via bookmyshow.com
Kiri-kanan: Ferdiriva dan Evie lagi nongkrong di sebuah swalayan. (Sumber: bookmyshow.com)

Keseruan di film itu bisa terjadi karena didukung kru-kru di balik layar, gaes. Ifa Isfansyah yang sebelumnya menyutradarai ‘Air Mata Surga’ dan ‘Garuda di Dadaku’ menjadi sutradara ‘Cado Cado.’

Naskahnya ditulis Ardiansyah Solaiman dan Chadijah Siregar. Sementara itu, produksinya digarap Radikal Films menggaet CJ Entertainment. Nah, nama yang terakhir ini menarik gaes.

CJ Entertainment tuh merupakan production house (PH) asal Korea Selatan yang memproduksi sejumlah drama, reality show, dan film panjang. Karya PH itu yang mendunia misalnya, ‘Last Princess,’ ‘The Age of Shadows,’ atau ‘Operation Chromite.’

Karena itu, filmnya terasa bernuansa ke-Korea Selatan-an. Terutama, di adegan percintaannya. Sebagai film adaptasi buku, ‘Cado Cado’ tetep ngasih pengalaman yang fresh meski orang pernah baca bukunya. Berdasarkan penilaian tadi, Genmuda.com ngasih film ini skor 4 dari 5. Kalo kamu penasaran gimana serunya jadi seorang dokter, langsung aja tonton filmnya di bioskop.

Our Score

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.