Jum'at, 19 April 2024

Genmuda – Google bukan cuma sebuah merk yang memproduksi berbagi perangkat digital, tapi berkembang jadi kantor teknologi dengan kebudayaan dan etos kerja cerdas. Inovasi muncul di dalamnya dan tiap karyawan selalu bahagia meski mikul tanggung jawab besar.

Ibarat kepanitiaan di kampus, semua inovasi Google perlu dikelola sama seorang Project Manager (PM). Proses rekrutmen jabatan pimpinan itu terbuka untuk umum dengan seleksi yang luar biasa susah. Karena, tanggung jawabnya bukan cuma bikin produk baru yang mempermudah hidup netizen tapi juga menguntungkan perusahaan.

Calon kandidatnya harus paham banget perkembangan dunia teknologi dan pastinya mengenal produk-produk Google yang udah ada. Buat lebih jelasnya, liat aja lima kisi-kisi pertanyaan wawancara seperti yang dibocorin situs recruiting.com di bawah ini.

1. Mengenal produk Google

via tumblr.com

Pertanyaannya dimulai dengan sepele, seperti “Produk Google apa yang Anda sukai?” Misalkan jawabannya adalah Google Maps, tingkat kesulitan pertanyaannya terus bertambah hingga jadi macam, “Menurut Anda, bagaiamana cara meningkatkan kualitas fitur pencarian restoran di Google Maps?”

Pertanyaan “final” itu perlu dijawab dengan ide segar yang dijelasin dengan jelas. Semua idenya diharapkan berasal dari otak si kandidat, bukan nyontek produk lama Google atau produk perusahaan lain. Presentasi kecil-kecilan sangat diharapkan supaya dapet nilai tambah.

2. Analisis data

via Google Analytics
Contoh grafik data yang perlu dianalisis kandidat PM. (Sumber: Google Analytics)

PM bukan cuma ngasih ide, tapi menganalisis data. Kalo di sekolah mungkin ini termasuk sesi hapalan. Para pewawancara kerja engga segan ngasih pertanyaan macam, “Berapa queries per detik yang Gmail terima tiap hari?” atau “Berapa banyak iPhone terjual di Indonesia tiap tahun?”

Lama-lama pertanyaannya berkembang jadi “Data apa yang harus dianalisis untuk mengetahui kesuksesan Google Glass “Enterprise Edition” (misal)?” Satu-satunya cara buat mengetahui jawaban itu adalah dengan membaca banyak berita dan laporan media soal dunia teknologi.

3. Pekerjaan teknis

via theme.works

Namanya jadi pemimpin sebuah produk teknologi baru, pastinya PM juga harus jago coding. Atau, paling engga paham istilah-istilah coding sehingga komunikasi dengan anak-anak IT di Google berjalan dengan lancar jaya.

Kandidat wawancaranya perlu bersiap hadapi soal-soal bahasa pemrograman saat wawancara kerja. Biasanya, pertanyaan teknis ini berhubungan sama jawaban “pertanyaan final” poin nomor 1.

4. Strategi bisnis

via iammoulude.wordpress.com
Strategi bisnis jenis “9 Building Blocks” yang umum dipakai presentasi. (Sumber: iammoulude.wordpress.com)

Tibalah pertanyaan yang paling ditakuti. “Bagaimana produk baru yang Anda rancang bisa menguntungkan Google?” Dalam bahasa cakapan sehari-hari, pertanyaan itu sama kayak gini: “Gimana caranya Google dapet duit dari produk yang Anda buat?”

Pertanyaan itu bisa dijawab berdasarkan pengalaman pribadi ataupun terinspirasi dari strategi marketing produk lain. Engga jarang, diskusi dan debat bisnis antara kandidat dan pewawancara tercipta saat momen ini. Tapi kadang, pihak Google juga suka iseng dengan bertanya “Kalo kamu jadi CEO Google, perlu khawatir engga sama Microsoft?”

5. Budaya Google

via giphy.com

Setelah pewawancaranya puas menguji keenceran otak kandidat, saatnya menguji kepribadian kandidatnya. Pertanyaannya bisa dijawab dengan bercerita (tapi jangan curhat). Biasanya, dua soal yang sering muncul adalah, “Kenapa mau masuk Google?” dan “Kenapa mau jadi PM?”

Kamu perlu banyak baca artikel mengenai visi-misi dan etos kerja Google, hasil wawancara sosok para petinggi Google, atau hasil penelitian sosial terkait perusahaan teknologi itu. Jangan lupa juga nonton “The Internship” (2013) supaya tau kisi-kisi situasi kerja di Google.

Buat anak-anak senat, BEM, atau DPM di kampus, pertanyaan-pertanyaan di atas juga bisa ditiru ketika mau merekrut panitia acara. Gimana? Ribet? Ya, kalo mau jadi salah satu petinggi Google kan emang engga gampang gaes. Jangan lupa tulis komentar kamu di bawah ini, ya. (sds)

Comments

comments

Charisma Rahmat Pamungkas
Penulis ala-ala, jurnalis muda, sekaligus content writer yang mengubah segelas susu cokelat hangat menjadi artikel.